Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang 3 Pola Penalaran dalam membuat kesimpulan. Menurut KBBI, simpulan adalah sesuatu yang disimpulkan; atau hasil menyimpulkan; kesimpulan.
Simpulan juga berarti akhir dari sebuah pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan uraian sebelumnya) atau sebuah keputusan akhir yang sudah di putuskan berdasarkan metode berpikir induktif, deduktif dan abduksi.
Untuk dapat menarik simpulan yang benar, kita harus menggunakan data, fakta, atau asumsi yang benar. Jika data, fakta, atau asumsinya tidak akurat, hasil simpulannya juga tidak akan akurat.
Penalaran adalah cara penggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis, proses mental dalam mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip. Penalaran sendiri seringkali ditemukan dalam pembelajaran Filsafat.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang 3 Pola Penalaran dalam Membuat Kesimpulan mari kita simak materinya bersama – sama.
3 Pola Penalaran dalam Membuat Kesimpulan.

Penalaran Deduktif
Pola penalaran deduktif adalah mengemukakan pernyataan yang umum lalu diikuti dengan pernyataan – pernyataan khusus. Penalaran deduktif juga diartikan sebagai proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum mengenai apa yang diketahui untuk mencapai kesimpulan logis tertentu.
3 Bentuk Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif terdiri atas, tiga bentuk berikut :
Silogisme adalah
Silogisme adalah proses pengambilan simpulan dengan mengungkap- kan terlebih dahulu pernyataan yang bersifat umum (premis umum) disusul dengan pernyataan khusus (premis khusus).
Contoh Silogisme
- Premis Umum: Semua Siswa diwajibkan mengenakan atribut dan seragam lengkap.
- Premis Khusus: Aurel adalah salah seorang siswa sekolah.
- Kesimpulan: Susi wajib mengenakan atribut dan seragam lengkap.
Sebab-Akibat-Akibat
Pola Sebab-Akibat-Akibat diawali dengan pengungkapan fakta yang merupakan sebab, lalu disusul dengan simpulan yang berupa akibat.
Contoh Sebab-Akibat-Akibat
Masyarakat kita masih rendah tingkat literasinya. Dapat dilihat dari kurangnya minat masyarakat untuk mematuhi peraturan – peraturan tertulis. Hingga masih banyak penduduk membuang sampah sembarang meski ada tulisan larangan terpasang. Juga sering kali hanya membaca headline berita tanpa mengetahui keseluruhan cerita, mudah termakan hoax dan menyebarkan ke grup – grup WhatsApp meski tak mengetahui apa isi tulisan yang mereka sebar.
Pola Akibat-Sebab-Sebab
Pola Akibat-Sebab-Sebab dimulai dengan pernyataan yang merupakan akibat, kemudian ditelusuri penyebabnya.
Contoh Akibat-Sebab-Sebab
Dua dari tiga remaja di kota – kota besar di Indonesia menurut penelitian, pernah berpacaran. Separuh di antaranya telah terlibat pergaulan bebas. Kebanyakan dari mereka terpengaruh oleh budaya Barat yang bebas.
Mereka dengan serta – merta mengadopsinya dari tayangan – tayangan film di media elektronik. Ditambah lagi, pembinaan agama di rumah maupun di sekolah sangat kurang.
Baca juga : Konstruksi Realitas Sosial
Penalaran Induktif.

Pola penalaran induktif adalah pengungkapan hal – hal yang khusus, kemudian ditarik suatu simpulan yang bersifat umum. Penalaran induktif juga diartikan sebagai penalaran dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan tertentu untuk mencapai sebuah kesimpulan yang dapat menjelaskan sebuah fakta.
4 Jenis Penalaran Induktif.
Penalaran Induktif terdapat 4 jenis yaitu :
Generalisasi
Generalisasi adalah Generalisasi ialah pengambilan simpulan umum berdasarkan fakta dan data yang bersifat khusus. Data dan fakta diperoleh melalui penilaian, pengamatan, atau hasil survei.
Syarat Generalisasi :
- cukup memadai artinya data yang diambil cukup memadai.
- cukup meliputi artinya sampel dapat meliputi seluruh atau sebagian dari populasi.
Contoh Generalisasi :
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan kepada SMA Muhammadiyah 2 Bandung saat mereka melaksanakan upacara, semua siswa memakai sepatu hitam dan kaos kaki putih. Pakaian mereka putih – putih dan kemeja dimasukkan ke dalam celana dan ke dalam rok, memakai ikat pinggang warna hitam. Anak laki – laki memakai topi ungu dan anak perempuan memakai kerudung dan Topi. Tak lupa mereka juga memakai masker dan menjaga jarak aman. Jadi dapat dikatakan siswa SMA Muhammadiyah 2, pakaiannya seragam dan tertib sewaktu mengikuti upacara di masa Pandemi.
2 Jenis Generalisasi
- Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh : sensus penduduk.
- Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki lalu diterapkan pada sampel yang belum diselidiki. Contoh : hampir semua cewek suka seblak.
Sebab-Sebab-Akibat
Sebab-Sebab-Akibat dimulai dengan mengemukakan fakta-fakta yang menjadi sebab, lalu ditarik simpulan yang merupakan akibat.
Contoh:
Hutan banyak ditebangi secara ilegal oleh oknum pengelola hutan. Terjadi kebakaran hutan di mana-mana. Pengawasan terhadap Hutan dilindung sangat lemah. Penduduk sekitar pun ikut membuka ladang dengan menebangi hutan. Akibatnya, setiap datang musim hujan, bencana longsor terjadi.
Akibat-Akibat-Sebab
Akibat-Akibat-Sebab dimulai dengan mengungkapkan fakta-fakta yang merupakan akibat lalu dikemukakan peristiwa yang menjadi penyebabnya.
Contoh :
Ketika hujan, banjir melanda di mana – mana. Para penduduk mengungsi di tempat yang tinggi. Mereka harus menunggu air surut kembali. Ini disebabkan saluran air tersumbat oleh sampah yang dibuang warga sembarangan.
Analogi adalah
Analogi adalah pengambilan simpulan dengan mengambil kesamaan dari suatu hal yang diperbandingkan. Biasanya dua hal atau lebih yang dibandingkan dianggap memiliki kesamaan sifat dasarnya.
2 Macam Analogi
ada dua macam analogi yaitu :
Analogi Induktif
Analogi induktif adalah analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena lalu ditarik kesimpulan bahwa yang terjadi di fenomena pertama terjadi juga di fenomena kedua.
Contoh Analogi Induktif :
- Ryan sering sekali juara melukis di sekolah dengan demikian Ryan akan menjadi pelukis profesional jika dia berlatih tiap hari.
Analogi Deklaratif
Analogi Deklaratif adalah metode untuk menjelaskan atau menegaskan hal yang masih samar atau belum diketahui dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh Analogi Deklaratif :
- ilmu dibangun berdasarkan logika dan fakta sebagaimana mobil dibangun dari mesin dan bensin. Tapi ilmu tak bisa berjalan hanya dengan tanpa logika saja, seperti mobil dengan mesin tanpa bensin.
Penalaran abduktif.
Penalaran abduktif adalah bentuk penalaran yang dapat diartikan dengan kesimpulan untuk penjelasan. Abduktif juga merupakan penalaran dari sebuah fakta ke aksi atau kondisi yang mengakibatkan fakta tersebut terjadi.
Contoh Abduksi
- (K) Baju Sport yang dijual di toko Makmur adalah baju model terbaru
- baju Sport Model terbaru
- Baju Sport di toko Makmur adalah baju terbaru
Baca : antropologi adalah.
Dan itulah kawan Pembahasan tentang 3 Pola Penalaran dalam Membuat Kesimpulan yang ditemukan dalam pembelajaran. Jika informasi ini bermanfaat jangan lupa share ke teman-teman kalian. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya hanya di ilmusaku.com