3 Teori Inflasi – Jenis dan Pengertian Inflasi adalah

Halo sobat, kali ini kita akan membahas tentang 3 Teori Inflasi, Jenis Inflasi dan pengertian inflasi. Semuanya akan kita bahas dalam materi berikut yang berfokus terhadap kenaikan harga – harga barang yang terjadi di pasar.

Mengetahui terjadinya inflasi di pasar sangat penting untuk mengukur pendapatan negara dan juga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) agar tidak terjadi defisit yang dapat membuat kerugian bagi negara dan rakyat.

Tapi sebenarnya apa itu Inflasi ? apa saja jenisnya dan apa 3 Teori tentang inflasi ini, mari kita simak penjelasannya bersama – sama.

Pengertian Inflasi adalah

3 Teori Inflasi adalah
Sumber : france24.com

Inflasi adalah kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Inflasi juga dapat berarti penurunan daya beli sebuah mata uang tertentu dari waktu ke waktu

Sebenarnya Kenaikan harga barang dapat bersifat sementara apabila terdapat demand yang tinggi dan supply yang sedikit.

Tapi jika terjadi kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa maka gejala ini disebut inflasi.

Menurut investopedia.com (2021) Inflasi dapat digunakan untuk mengukur dampak keseluruhan dari perubahan harga produk dan jasa yang terdiversifikasi dan terjadi dalam suatu perekonomian selama periode waktu tertentu.

Meski begitu inflasi berlebihan akan sangat merusak neraca perdagangan dan untuk mengatasi hal ini, biasanya otoritas moneter yang berwenang di suatu negara, seperti bank sentral akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengelola pasokan uang dan kredit untuk menjaga inflasi dalam batas wajar dan menjaga agar perekonomian tetap berjalan dengan lancar.

Inflasi dengan jumlah tidak biasa pernah terjadi di Indonesia pada 1997-1998 saat krisis moneter, hiperinflasi di Zimbabwe pada 2007 dan Krisis Venezuela.

Baca juga : Pengertian APBN dan APBD

Jenis-Jenis Inflasi

images 2
Sumber : Quora.com

Inflasi dapat kita klasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu :

Berdasarkan Tingginya Inflasi

Berdasarkan tingginya inflasi per tahun, inflasi digolongkan menjadi :

  • Inflasi ringan ketika inflasi berada di bawah 10% per tahun,
  • Inflasi sedang adalah ketika inflasi berkisar 10%hingga 25%,
  • Inflasi berat adalah ketika inflasi terjadi sebesar 25% hingga 100%, dan
  • Hiperinflasi yaitu ketika inflasi terjadi lebih dari 100%.

Berdasarkan Sumber Penyebab

Berdasarkan sumber penyebabnya, inflasi digolongkan menjadi dua yaitu :

  • Inflasi tekanan permintaan (demand full inflation) Inflasi tekanan permintaan terjadi karena meningkatnya permintaan atau pembelian masyarakat terhadap barang dan jasa.
  • Inflasi dorongan biaya (cost push inflation) bersumber dari kenaikan biaya produksi, misalnya kenaikan harga bahan baku, energi, atau upah pekerja. Inflasi juga dapat terjadi karena kedua sebab tersebut (inflasi campuran).

Berdasarkan Asalnya

Berdasarkan asalnya, inflasi digolongkan menjadi inflasi dari dalam negeri (domestic inflation) dan inflasi dari luar negeri (imported inflation).

Baca juga : Pasar adalah

3 Teori Inflasi

Gejala-gejala inflasi yang terjadi di dunia kita dapat jelaskan loh! dengan teori-teori inflasi berikut ini.

Teori kuantitas

Menurut teori kuantitas, apabila penawaran uang bertambah maka tingkat harga umum juga akan naik. Hubungan langsung antara harga dan kuantitas uang seperti yang digambarkan oleh teori kuantitas uang sederhana dapat digunakan untuk menerangkan situasi inflasi yang terjadi di masyarakat.

Teori ini dipelopori oleh Irving Fisher dan dianggap sebagai teori inflasi Pertama. Teori ini menekankan bahwa inflasi dipengaruhi oleh pertambahan jumlah uang beredar dan anggapan masyarakat terhadap kenaikan harga-harga (faktor psikologis).

Teori Inflasi Keynes

Menurut ahli ekonomi asal Inggris, John Maynard Keynes, inflasi terjadi karena sebagian masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya.

Hingga terjadi proses perebutan rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian lebih besar dari yang bisa disediakan oleh masyarakat itu sendiri.

Proses saling rebut ini bisa kita lihat pada saat permintaan masyarakat terhadap barang-barang selalu melebihi jumlah barang yang tersedia. Hal ini menimbulkan apa yang disebut celah inflasi atau inflationary gap.

Celah inflasi timbul karena golongan – golongan masyarakat berhasil mewujudkan keinginan mereka menjadi permintaan efektif (permintaan berdaya beli). Golongan masyarakat tersebut adalah pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja.

Pemerintah berusaha memperoleh pendapatan yang besar dengan cara mencetak uang baru. Pengusaha berusaha mendapatkan investasi melalui kredit bank. Sedangkan pekerja berusaha menuntut kenaikan upah/gaji agar bisa lebih banyak.

Dari rantai kejadiam diatas akan memancing Inflasi terus menerus, selama jumlah permintaan efektif dari semua golongan masyarakat melebihi jumlah output yang dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri.

Teori Strukturalis

Teori ini memberikan perhatian besar terhadap struktur perekonomian di negara berkembang.Inflasi di negara berkembang terutama disebabkan oleh faktorfaktor struktur ekonominya.

Menurut teori ini, kondisi struktur ekonomi negara berkembang yang dapat menimbulkan inflasi antara lain :

Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor

Nilai ekspor di negara berkembang tumbuh secara lamban dibandingkan pertumbuhan sektor-sektor lain. Adapun penyebabnya adalah harga produk-produk pertanian yang tidak stabil atau rendah dan produksi barang-barang ekspor tidak mampu mengikuti perubahan harga.

Ketidakelastisan Penawaran atau Produksi Makanan di Dalam Negeri

Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan per kapita. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung naik, sehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.

Dampak yang ditimbulkan adalah munculnya tuntutan karyawan untuk mendapat kenaikan upah atau gaji. Naiknya upah karyawan menyebabkan kenaikan ongkos produksi. Hal ini berarti akan menaikkan harga barang-barang.

Kenaikan harga barang-barang tersebut mengakibatkan munculnya kenaikan upah lagi. Kenaikan upah kemudian diikuti oleh kenaikan harga barang-barang, begitu seterusnya.

Teori strukturalis disusun berdasarkan pada pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Seperti Argentina, Brazil dan lainnya.

Dampak Inflasi pada Ekonomi

Inflasi dapat dilihat secara positif atau negatif tergantung pada sudut pandang individu dan tingkat perubahannya.

Dampak Positif

Pengaruh positif inflasi terjadi apabila tingkat inflasi masih berada pada persentase tingkat bunga kredit yang berlaku. Misalnya, pada saat itu tingkat bunga kredit adalah 15% per tahun dan tingkat inflasi 5%.

Bagi negara maju, inflasi seperti ini akan mendorong kegiatan ekonomi dan pembangunan. Mengapa demikian? Hal ini terjadi, karena para pengusaha/wirausahawan di negara maju dapat memanfaatkan kenaikan harga untuk berinvestasi, memproduksi, serta menjual barang dan jasa.

Dampak Negatif

Selain dampak positif, Inflasi memang dikenal memiliki dampak Negatif. Inflasi yang terlalu tinggi membawa dampak besar terhadap perekonomian, terutama tingkat kemakmuran masyarakat yang tentu saja dapat memicu konflik. (Exp Kerusuhan 98)

Berikut ini dampak negatif inflasi :

  • Dampak Inflasi terhadap Pemerataan Pendapatan yang akan merugikan orang yang berpendapatan tetap, seperti pensiunan dan pegawai negeri karena nilai mata uang yang semakin kecil.
  • Kerugian lain akibat inflasi juga akan dialami oleh mereka yang menyimpan kekayaan dalam bentuk uang kas (uang tunai) atau mereka yang menyimpan uang kas di rumah (hoarding) karena nilai mata uang yang semakin kecil.
  • Menyebabkan Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi
  • Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi di Masa Depan
  • Meningkatkan kredit macet.
  • Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran.

Baca juga : Bank adalah

Cara Mengatasi Inflasi

Karena Inflasi sering berdampak negatif bagi kesejahteraan rakyat, Pemerintah melalui Bank Indonesia memiliki kebijakan untuk mengendalikan inflasi yang diantaranya :

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar.

Jenis-jenis kebijakan moneter tersebut antara lain penetapan persediaan kas, politik diskonto, dan operasi pasar terbuka. Pada dasarnya, kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan mengurangi jumlah uang beredar.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengurangi inflasi adalah mengurangi pengeluaran pemerintah, menaikkan tarif pajak dan mengadakan pinjaman pemerintah.

Kebijakan Non-Moneter dan Non-Fiskal

Selain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, pemerintah melakukan kebijakan nonmoneter/ nonfiskal dengan tiga cara, yaitu menaikkan hasil produksi, menstabilkan upah (gaji), dan pengamanan harga, serta distribusi barang.

Baca juga : Kebijakan Fiskal adalah.

Dan itulah kawan Pengertian Inflasi adalah semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya.

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K