Halo sobat kali ini saya akan membahas tentang 50 Contoh Majas Pleonasme, sebuah gaya bahasa yang sering kita gunakan sengaja ataupun tidak sengaja dalam komunikasi kita sehari hari ataupun saat kita melakukan retorika.
Majas Pleonasme adalah sebuah gaya bahasa yang sering kita temui dalam berbagai media dan bentuk seni sastra mulai dari puisi, drama, ataupun novel.
Majas Pleonasme adalah

Majas Pleonasme adalah suatu bentuk majas dalam sastra yang mengandung pengulangan kata atau frasa yang sebenarnya tidak perlu, karena kata-kata tersebut sudah tersirat dalam makna kalimat secara umum.
Contoh sederhana dari majas pleonasme adalah “naik ke atas” atau “turun ke bawah”, karena kata “atas” dan “bawah” sudah tersirat dalam makna kata “naik” dan “turun”.
Majas pleonasme sering digunakan untuk memberikan efek atau gaya tertentu pada kalimat atau untuk menekankan suatu hal secara berlebihan.
Namun, penggunaan yang berlebihan dapat membuat kalimat menjadi terlihat tidak efektif atau terlalu kaku.
50 Contoh Majas Pleonasme.

Berikut adalah 30 contoh majas pleonasme dalam bahasa Indonesia:
- Naik ke atas
- Turun ke bawah
- Berkumpul bersama-sama
- Pergi ke luar
- Kembali lagi
- Terus menerus
- Selalu dan selalu
- Bergabung bersama-sama
- Berbaris rapih
- Satu sama lain
- Bersatu dalam kesatuan
- Terbuka secara luas
- Mendesis pelan-pelan
- Menerbangkan terbang
- Menghembuskan nafas napas
- Menyanyikan lagu dengan nyanyi
- Mengobrol bersama-sama.
- Terhuyung-huyung bergoyang
- Menari dengan menari-nari
- Mengambil keputusan putuskan
- Menikmati kesenangan yang enak
- Mengulangi lagi dan lagi
- Melihat dengan mata kepala
- Mencoba berusaha dengan sungguh-sungguh
- Merasakan sensasi yang menyenangkan
- Meneriakkan teriakan keras
- Memasukkan masuk
- Menyapu bersih bersihkan
- Berlari dengan cepat-cepat
- Berbelok berkelok-kelok
- Berdua-duaan
- Cucian bersih-bersih
- Terburu-buru cepat-cepat
- Bersama-sama-sama
- Berkumpul ramai-ramai
- Saling berpandangan mata-mata
- Memeluk erat-erat
- Berbalik-balik arah
- Terdiam diam-diam
- Terjatuh jatuh.
- Mengeluh kesakitan
- Berlari-lari kencang
- Mencari-cari yang hilang
- Berteriak keras-keras
- Mengabaikan seolah-olah
- Berdesir-desir kencang
- Tersenyum-senyum manis
- Menggenggam erat-erat
- Berbicara ngalor-ngidul
- Terbenam tenggelam
Ciri Majas Pleonasme.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri dari Majas Pleonasme:
- Mengandung pengulangan kata atau frasa yang sebenarnya tidak perlu.
- Kata-kata yang diulang tersebut sudah tersirat dalam makna kalimat secara umum.
- Digunakan untuk memberikan efek atau gaya tertentu pada kalimat.
- Dapat menekankan suatu hal secara berlebihan.
- Dapat membuat kalimat terlihat lebih padat atau terlalu kaku jika digunakan secara berlebihan.
- Dapat meningkatkan kesan dramatis atau emosional pada kalimat atau karya sastra secara keseluruhan.
Fungsi Majas Pleonasme
Majas Pleonasme memiliki beberapa fungsi dalam karya sastra, di antaranya:
Memperjelas atau mempertegas makna kalimat.
Pengulangan kata atau frasa dalam majas pleonasme dapat digunakan untuk memperjelas atau mempertegas makna kalimat yang ingin disampaikan, hingga mudah dimengerti ataupun dipahami oleh pembaca.
Meningkatkan kekuatan retorika.
Penggunaan majas pleonasme yang baik dan efektif dapat memberikan efek retorika yang kuat pada kalimat atau karya sastra secara keseluruhan membantu penyampaian pesan dengan lebih mudah.
Meningkatkan kesan dramatis atau emosional.
Majas pleonasme dapat meningkatkan kesan dramatis atau emosional pada kalimat atau karya sastra secara keseluruhan, sehingga dapat mempengaruhi perasaan atau pikiran pembaca.
Meningkatkan daya tarik dan keindahan:
Penggunaan majas pleonasme dapat menambah daya tarik dan keindahan pada kalimat atau karya sastra secara keseluruhan, karena mempertegas maksud dari sebuah kata ataupun kalimat dan memberikan efek dramatis.
Menunjukkan gaya bahasa.
Majas pleonasme juga dapat digunakan untuk menunjukkan gaya bahasa penulis atau penyair, sehingga dapat menambah keunikan dan kekhasan karya sastra.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan majas pleonasme sebaiknya tidak berlebihan agar tidak mengganggu keseluruhan makna dan kelancaran kalimat.
Seorang penulis atau penyair harus memiliki keseimbangan dalam menggunakan majas pleonasme agar tidak menimbulkan efek yang negatif pada karya sastra.
Baca juga : 45 Contoh Majas Litotes.
Dam itu kawan penjelasan mengenai Pengertian Majas Pleonasme adalah, Fungsi Majas Pleonasme, Ciri Majas Pleonasme dan tentu saja 50 Contoh Majas Pleonasme yang dapat kamu gunakan untuk mempertegas tulisan ataupun cara berbicara kamu.
Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu, sampai jumpa di postingan berikutnya hanya di ilmusaku.com