5 Proses Penyebaran Agama Islam di Nusantara

Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang 5 5 Proses Penyebaran Agama Islam di Nusantara. Bagaimana agama Islam dapat masuk dan diterima di masyarakat Indonesia yang dulunya memiliki mayoritas beragama Hindu-Buddha dan Agama kepercayaan nenek moyang kita .

Setelah runtuhnya kerajaan Majapahit yang menguasai dan berpengaruh di kawasan Nusantara, Islam yang diperkirakan masuk pada abad ke-7 masehi ini dapat masuk dan berkembang dengan baik di Nusantara karena saat itu Proses Penyebaran Agama Islam dianggap lebih demokratis dibandingkan penyebaran beberapa agama terdahulu.

5 Proses Penyebaran Agama Islam di Nusantara

Adapun proses penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan berbagai bentuk, antara lain sebagai berikut :

Proses penyebaran agama Islam di Nusantara
Peta Penyebaran Agama Islam di Nusantara

Proses Islamisasi Melalui Perdagangan

Pedagang muslim
Pedagang Islam (Sumber : dailysabah.com)

Proses penyebaran agama Islam yang pertama adalah penyebaran yang dilakukan melalui Para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat.

Mereka memegang peranan penting dalam proses penyebaran karena di samping berdagang, mereka juga menyebarkan agama Islam dan bahkan dibeberapa daerah mendirikan perkampungan sendiri (perkampungan pedagang muslim dari negeri asing ) yang disebut Pekojan.

Melalui perdagangan inilah Islam berkembang pesat. Hal ini didukung oleh situasi politik saat itu, ketika para bupati di daerah pesisir berusaha untuk melepaskan diri dari kekuasaan pusat yang sedang mengalami kekacauan atau perpecahan hingga mereka membutuhkan dukungan finansial dari para pedagang tersebut.

Baca juga : 4 Teori Masuknya Islam ke Nusantara

Proses Islamisasi Melalui Perkawinan

pernikahan muslim min
Pernikahan Muslim (Sumber : shutterstock.com)

Selanjutnya adalah melalui perkawinan. Entah melalui perkawinan dengan rakyat biasa ataupun melalui Perkawinan dengan putri bangsawan yang dilakukan pedagang muslim secara Islam dengan mengucapkan kalimat syahadat (perkawinan antara pihak Islam dengan pihak yang belum Islam).

Perkawinan merupakan saluran islamisasi yang paling mudah. Dari perkawinan itu pula akan membentuk ikatan kekerabatan antara pihak keluarga laki-laki dan perempuan dan juga membuka saluran baru dalam berdakwah.

Saluran lewat perkawinan biasa antara pedagang dan rakyat, ulama dan tokoh berpengaruh ataupun golongan lain seperti anak bangsawan, bupati ataupun raja yang tentu saja lebih menguntungkan.

Status sosial ekonomi ataupun politik para bangsawan, bupati, atau raja tersebut akan mempercepat proses islamisasi di suatu daerah.

Banyak contoh yang dapat dikemukakan mengenai proses islamisasi melalui perkawinan, antara lain sebagai berikut.

  • Perkawinan Putri Campa dengan Raja Brawijaya yang melahirkan Raden Patah.
  • Perkawinan Rara Santang (putri Prabu Siliwangi) dengan Syarif Abdullah melahirkan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
  • Perkawinan Putri Blambangan dengan Maulana Ishak mempunyai seorang putra bernama Raden Paku (Sunan Giri).
  • Perkawinan Raden Rahmat (Sunan Ampel) dengan Nyai Gede Manila melahirkan Sunan Bonang (Makdum Ibrahim) dan Sunan Drajat (Syarifudin).

Proses Islamisasi Melalui Tasawuf

Sufi
Sumber : alaraby.co.uk

Ajaran tasawuf atau Sufi adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistis atau unsur-unsur magis. Istilah tasawuf sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu ”tashowwafa – yatashowwafu – tashowwuf” yang berarti (menjadi) berbulu yang banyak, karena seorang sufi berpakaian yang terbuat dari bulu domba/wol.

Ajaran tasawuf masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Di Aceh muncul ahli tasawuf yang terkenal, seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin as Samatrani, dan Nuruddin ar Raniri.

Di Jawa di antara Wali Songo juga ada yang mengajarkan tasawuf ialah Sunan Bonang dan Sunan Kudus. Selain itu ada sosok misterius bernama syekh Siti Jenar yang juga dikenal karena ilmu tasawufnya.

Proses Islamisasi Melalui Pendidikan

Pesantren
Pondok pesantren Suryalaya, Tasikmalaya

Selain itu proses penyebaran Islam yang paling penting adalah melalui jalur pendidikan terutama dalam pesantren yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama.

Pesantren merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agama Islam karena merupakan tempat pembinaan calon guru-guru agama, kiai-kiai, dan ulama-ulama.

Para Santri lulusan pesantren biasanya akan kembali ke desa mereka untuk kembali mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu – ilmu mereka di pesantren.

Pada masa pertumbuhan Islam, kita mengenal beberapa pesantren, di antaranya Pesantren Ampel Denta di Surabaya dan Pesantren Giri di Gresik sampai yang modern seperti Gontor.

Proses Islamisasi Melalui Dakwah.

Wali songo
sumber : portaljember.pikiran-rakyat.com

Proses islamisasi yang paling penting dalam perkembangan Islam adalah melalui dakwah yang dilakukan oleh para ustadz, kyai, wali hingga para santri sendiri.

Selai itu di Jawa dikenal memiliki kelompok para wali yang disebut Wali Songo. Wali artinya wakil atau utusan. Mereka di samping memiliki pengetahuan agama Islam juga memiliki kelebihan yang disebut karomah.

Oleh karena itu, mereka diberi gelar sunan artinya yang dihormati. Kesembilan wali tersebut adalah sebagai berikut:

  • Sunan Ampel (Raden Rahmat) di Surabaya (Jawa Timur).
  • Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim) di Tuban (Jawa Timur).
  • Sunan Drajat ( Raden Syarifuddin) atau raden Qosim di Lawongan,
  • Jawa Timur.
  • Sunan Giri (Raden Paku) di Gresik, Jawa Timur.
  • Syeh Maulana Malik Ibrahim, di Gresik, Jawa Timur.
  • Sunan Kalijaga (Raden Said) di Kadilangu, Semarang, Jawa Tengah.
  • Sunan Kudus (Raden Jafar Shodiq) di Kudus, Jawa Tengah.
  • Sunan Muria (Raden Umar Said) di Muria, Jawa Tengah.
  • Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) di Cirebon, Jawa Barat.

Selain wali songo, ada beberapa tokoh agam Islam lainnya yang membantu penyebaran Islam seperti. Penyebaran agama Islam di Jawa Tengah bagian selatan dilakukan Sunan Tembayat (Bayat) yang berkedudukan di Klaten.

Menurut banten.suara.com, Ki Jongjo orang kedua dari Kerajaan Pajajaran yang memeluk Islam. Dengan bantuan Ki Jongjo dan Sultan Hasanudin mereka menyebarkan Islam di Banten, daerah paling barat Jawa.

Penyebaran agama Islam di luar Jawa, khususnya di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk ri Bandang dan Datuk ri Sulaiman.

Di Kalimantan Timur dilakukan oleh Datuk ri Bandang dan Tuan Tunggang ri Parangan.Golongan lain yang mempercepat proses islamisasi ialah mereka yang telah menunaikan ibadah haji.

Menurut Republika.com, Pada abad ke-14 Masehi di masa Kerajaan Majapahit, Ternate dan Tidore telah menjalin hubungan perdagangan dan pelayaran dengan Pelabuhan Tuban dan Gresik yang telah disinggahi pedagang muslim.

Selain itu ada seorang alim dari tanah Jawa, Maulana Hussein, yang mengajarkan Alquran di Maluku. Sang alim juga mengenalkan kaligrafi Arab hingga menarik perhatian raja Ternate dan masyarakatnya.

Baca juga : Fakta menarik tentang Wali Songo.

Dan itulah kawan Proses Penyebaran Islam di Nusantara semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya.

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K