Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang 7 Dewa Keberuntungan Jepang atau 7 Lucky Gods Japan. Diketahui jika Mitologi Jepang banyak terinspirasi dari Buddhisme Mahayana yang darii Tiongkok dan India, Taoisme Tiongkok dan budaya asli Jepang.
Dalam perkembangannya 7 Dewa Keberuntungan Jepang, banyak di sembah dan menjadi simbol para Pedagang, Pengusaha dan pebisnis lain sebagainya untuk mempermudah pekerjaan mereka.
Meski dalam sejarahnya, ke 7 Dewa Keberuntungan Jepang ini, dulunya dalam Mitologi Jepang di puja secara sendiri – sendiri, tapi dalam perkembangan jaman dan budaya Jepang, mereka akhirnya disatukan menjadi ke 7 Dewa Keberuntungan dalam Mitologi Jepang.
Tercatat tradisi ini dimulai ketika jaman tuan – tuan tanah (daimyo), sampai jaman Shogun Jepang Ieyasu Tokugawa.
7 Dewa Keberuntungan Jepang
Dalam mitologi Jepang, ada tujuh dewa keberuntungan, juga dikenal sebagai Shichi Fukujin, yang dipercaya membawa keberuntungan, kemakmuran, dan kebahagiaan. Masing-masing dari tujuh dewa keberuntungan dikaitkan dengan atribut atau simbol tertentu. Berikut adalah tujuh dewa keberuntungan dan simbol mereka.
Berikut adalah tujuh dewa keberuntungan dan simbol mereka:
Ebisu.

Ebisu adalah dewa nelayan dan keberuntungan dalam bisnis. Ia sering digambarkan memegang pancing atau ikan air tawar, yang merupakan simbol keberuntungan. Ebisu adalah satu satunya dari 7 Dewa Keberuntungan Jepang yang berasa dari Budaya Jepang asli.
Ebisu biasanya digambarkan sebagai seorang pria berwajah gemuk dengan janggut pendek, dan memegang tongkat pancing atau ikan. Ia sering kali dianggap sebagai dewa pelindung para nelayan dan pedagang, serta menjadi simbol kebahagiaan dan keberhasilan dalam kehidupan.
Hari perayaan Ebisu diadakan setiap tahun pada tanggal 20 Desember, di mana orang Jepang mengunjungi kuil-kuil Shinto untuk memohon keberuntungan dan kesuksesan.
Daikokuten.

Daikokuten adalah dewa pertanian, kemakmuran, dan panen yang baik. Ia sering digambarkan dengan bal nasi atau memegang palu, yang merupakan simbol kekayaan.
Selain itu, Daikokuten sering dihubungkan dengan masakan dan bahan makanan, karena topi beras yang dikenakannya merupakan simbol keberlimpahan bahan makanan. Ia juga dipercayai sebagai dewa pelindung dapur dan memasak, dan diyakini dapat memberikan keberhasilan.
Bishamonten.

Bishamonten adalah dewa perang, pertahanan, dan kekayaan. Ia sering digambarkan memegang tombak dan pagoda, yang merupakan simbol perlindungan.
Bishamonten adalah salah satu dewa dalam agama Buddha, terutama agama Buddha Mahayana. Bishamonten berasal dari dewa Hindu bernama Vaisravana, yang kemudian diserap ke dalam agama Buddha.
Bishamonten dianggap sebagai dewa pelindung dan penjaga kekayaan, serta penjaga utara dalam agama Buddha. Ia sering kali digambarkan sebagai seorang prajurit berbaju besi dan memegang tombak serta bola berisi harta karun.
Bishamonten juga dikenal sebagai salah satu dari Tujuh Dewa Keberuntungan Jepang dalam agama Buddha. Ia dihormati di banyak negara Asia, terutama di Jepang, di mana ia dianggap sebagai salah satu dewa pelindung negara
Benzaiten.

Benzaiten adalah dewi musik, seni, dan pengetahuan. Dia sering digambarkan memegang biwa, yang merupakan kecapi tradisional Jepang, atau ular, yang merupakan simbol keberuntungan.
Benzaiten sering kali digambarkan sebagai seorang wanita cantik dengan delapan lengan, dan di dalam setiap lengannya memegang berbagai macam alat musik, seperti biola, kecapi, dan seruling.
Benzaiten sering kali dihubungkan dengan air, dan kuil-kuilnya seringkali berada di dekat sungai atau laut. Ia juga dikenal sebagai dewi pelindung samurai, karena ia diyakini dapat memberikan kekuatan dan keberanian dalam pertempuran.
Fukurokuju.

Fukurokuju adalah dewa kebahagiaan, kekayaan, dan umur panjang. Dia sering digambarkan dengan tongkat dan gulungan, yang merupakan simbol kebijaksanaan dan pengetahuan.
Fukurokuju sangat dihormati di Jepang, dan seringkali dihormati bersama-sama dengan Bishamonten dan Daikokuten sebagai salah satu dari tiga dewa pelindung negara. Ia juga sering digambarkan dalam berbagai seni dan barang-barang kerajinan tangan tradisional Jepang.
Hotei.

Hotei adalah dewa keberuntungan, kebahagiaan, dan kelimpahan. Ia sering digambarkan sebagai sosok besar dan periang dengan perut buncit dan sekantong harta karun.
Selain Ia seringkali dianggap sebagai lambang kemakmuran dan keberuntungan, dia juga menjadi simbol kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan.
Selain itu, Hotei juga dikenal sebagai dewa pelindung anak-anak, dan seringkali dihormati oleh orang-orang yang ingin memiliki keturunan. Ia juga dipercayai dapat memberikan kesehatan dan kebahagiaan dalam keluarga.
Dalam Mitologi Jepang, Hotei sering digambarkan dalam berbagai bentuk seni, seperti patung, lukisan, dan barang-barang kerajinan tangan, serta sering dijadikan hiasan di rumah dan bisnis.
Jurojin.

Jurojin adalah dewa umur panjang, kebijaksanaan, dan kesehatan yang baik. Dia sering digambarkan memegang tongkat dan gulungan, yang merupakan simbol kebijaksanaan dan pengetahuan. Ia juga terkadang digambarkan dengan rusa, yang merupakan simbol umur panjang.
Jurojin sering digambarkan sebagai seorang pria tua dengan janggut panjang, dan memegang tongkat atau gulungan surat. Ia seringkali dianggap sebagai lambang kebijaksanaan dan pengetahuan, serta menjadi simbol umur panjang, kesehatan, dan keberhasilan dalam karir atau bisnis
Baca juga : Dewa Mitologi Jepang