Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang 7 Fakta tentang Thomas Stamford Raffles, seorang gubernur Jenderal Inggris satu – satunya yang pernah berkuasa di Hindia-Belanda atau Indonesia, setelah Perang besar antara Kekaisaran Perancis dan Inggris.
Pertempuran Waterloo (1815) menjadi peristiwa yang mengubah sejarah dan kekuatan dunia saat itu. Kekaisaran Perancis yang perkasa di bawah Napoleon Bonaparte harus menyerah kalah kepada Inggris dan sekutunya.
Itu yang membuat Loius Napoleon, penguasa Kerajaan Belanda di bawah kekuasaan Napoleon harus menyerahkan Hindia-Belanda yang berada dalam kekuasaannya ke pada Inggris dan Thomas Stamford Raffles adalah orang yang di tunjuk sebagai gubernur Jenderalnya.
Tapi apa sih fakta unik dari Thomas Stamford Raffles ini, mari kita simak materinya sama – sama.
7 Fakta tentang Thomas Stamford Raffles
Raffles Lahir di Jamaika
Meski Raffles adalah salah seseorang yang memiliki kedudukan penting di Kerajaan Inggris. Tapi Raffles kecil bukanlah lagi di Inggris melainkan di lepas pantai di Port Morant, Jamaika yang saat itu adalah daerah jajahan Inggris.
Dia lahir dari seorang Nakhoda kapal bernama Benjamin Raffles dan Anne Raffles. Benjamin sering membawa kapal dagang dari Inggris ke daerah – daerah jajahannya.
Sebelum Raffles Lahir, Keluarganya merupakan pedagang yang mencoba mengadu nasib ke Hindia Barat (kini Amerika Serikat) selama Revolusi Amerika.
Sejak usia 14 tahun, Raffles sudah mulai bekerja sebagai pegawai di London untuk British East India Company (EIC) perusahaan perdagangan yang menjadi mesin penaklukan berbagai tempat di dunia.
Raffles menikah pada usia 23 tahun dengan seorang janda bernama Olivia Mariamne Devenish pada tahun 1804.
Pernah Bekerja di Malaya
Fakta tentang Thomas Stamford Raffles yang kedua adalah bahwa dia pernah di kirim bekerja di pulau Penang (yang saat itu masih bernama Prince of Wales Island) di bawah seorang bangsawan bernama Philips Dundas.
Waktu itu Dia berkerja sebagai asisten sekretaris, saat bekerja dia bertemu dengan Thomas Otho Travers yang akan menemaninya selama hampir 20 tahun di Asia Tenggara.
Karena Pengetahuannya tentang bahasa Melayu, setelah lama bekerja di Penang inilah, dia mendapatkan perhatian dari Lord Minto, Gubernur Jenderal Inggris di British Raj (India), lalu dia dikirim menuju Malaka.
Diangkat Menjadi Letnan Jendral Hindia Belanda

Setelah Jatuhnya Belanda ke tangan Perancis, Hindia-Belanda atau Indonesia menjadi milik Kekaisaran Perancis di bawah Raja Louis Napoleon yang menugaskan Daendels.
Hingga akhirnya Kerajaan Inggris memutuskan untuk melakukan Invasi militer ke Batavia. Invasi Inggris saat itu dipimpin oleh Laksamana Robert Stopford, Jenderal Frederick Augustus Wetherall dan Kolonel Robert Rollo Gillespie dan berlangsung sangat cepat.
Meski Gubernur Jenderal terdahulu Daendels telah membuat benteng pertahanan yang kokoh di Meester Cornelis (Jatinegara). Tapi serangan yang hebat dari Inggris membuat pengganti Daendels saat Itu Janssens harus menyerah kalah ke tangan Inggris.
Setelah kemenangan Inggris, itu Gubernur Jenderal Minto menugaskan Raffles yang mengenal dengan baik wilayah Asia Tenggara menjadi Letnan Jenderal Hindia Belanda.
Baca Juga : Fakta Daendels.
Kebijakan Raffles di Indonesia
Selama menjabat, Kebijakan Raffles di Indonesia ternyata cukup banyak dan beberapa masih terasa sampai sekarang loh! Apa saja kebijakan itu :
- Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan (berlangsung hingga 1964), yang dibagi lagi menjadi beberapa distrik.
- Penguasa pribumi dilepaskan dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.
- Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) sejak zaman VOC.
- Menetapkan sistem sewa tanah (landrent system).
- Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.
- Penghapusan kerja rodi (kerja paksa).
- Peniadaan pynbank, yaitu hukuman kejam dengan melawan harimau.
- Menciptakan Police of Magistrate
- membuat Court of Justice pada setiap residen
- Membuat Court of Request pada setiap divisi
- meniadakan pengadilan yang dilaksanakan oleh para bupati
- Memberikan bantuan kepada John Crawfurd (Residen Yogyakarta) untuk mengadakan penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian Archipelago.
- Mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah perkumpulan kebudayaan
- Merintis kebun raya Bogor
- melakukan politik devide et impera (mengadu domba)
Menemukan Bunga Langka Rafflesia Arnoldi

Fakta tentang Thomas Stamford Raffles yang kelima adalah bahwa dia adalah orang yang sangat menyukai botani (tanaman) hingga dia merintis Kebun Raya Bogor, tapi selain itu dia juga dikenal karena menemukan Tanaman Bunga Bangkai Terbesar di dunia bernama Rafflesia Arnoldi.
Bunga Rafflesia arnoldii memegang rekor dunia sebagai bunga tunggal terbesar di dunia, karena diameter terbesar bunga ini yang pernah tercatat adalah 105 cm dan memiliki berat mencapai 11 kilogram.
Bunga Rafflesia arnoldii disebut juga bunga bangkai. karena ketika mekar bunga ini akan mengeluarkan aroma busuk seperti aroma bangkai.
Penulis Buku Sejarah Jawa (History of Java)

Sejarah Pulau Jawa (The History of Java) merupakan buku yang dikarang oleh Sir Thomas Stamford Raffles dan diterbitkan pada tahun 1817 saat beliau masih menjabat menjadi Letnan Jenderal Hindia.
Buku ini menceritakan tentang mengenai keadaan penduduk di pulau Jawa, beserta adat-istiadat, letak geografi, sistem pertanian, sistem perdagangan, bahasa dan agama yang berada di pulau Jawa saat itu.
Karena ini Thomas Stamford Raffles bahkan mendapat gelar Sir di depan namanya sebagai penghargaan atas jerih payahnya dalam menulis History of Java.
Raffles Mendirikan Singapura

Fakta Tentang Thomas Stamford Raffles yang terakhir adalah bahwa dia adalah orang yang berjasa membuat Singapura. Pada 1819, dia mengusulkan kepada Pemerintah Inggris untuk membeli daerah Singapura dari Sultan Johor untuk dijadikan sebagai kota pelabuhan.
Dia sadar kebutuhan Inggris di masa depan adalah kota pelabuhan dan pusat dagang di Asia. Dan saat itu tempat yang akan dibeli itu dinilai sebagai wilayah yang sangat cocok untuk dijadikan pelabuhan.
Kota ini diharapkan mampu menjadi pengganti Kota Melaka yang sudah diserahkan Inggris kepada Belanda pada 21 September 1818. Hanya dalam tempo lima bulan, pulau kecil yang dibangun oleh Inggris itu berkembang menjadi pulau dengan 5.000 jiwa dari hanya 150 jiwa.
Dan sampai saat, meski telah lepas dari Inggris Singapura berkembang menjadi negara kaya di Asia Tenggara.
Baca juga : Sejarah VOC.
Dan itulah kawan fakta tentang Thomas Stamford Raffles. semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan menarik lainnya.