7 Ilmuwan Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Halo sobat, hari ini kita akan membahas tentang para ilmuwan wanita hebat yang telah menjadi bagian dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia.

Kemampuan para wanita – wanita hebat dan jenius ini sudah di akui oleh banyak orang ataupun instansi dan organisasi pengetahuan yang kompeten di bidangnya. Hingga membuktikan jika Perempuan dapat bersinar dan bersaing di berbagai bidang termasuk bidang ilmu pengetahuan.

Nah untuk mengenal ilmuwan – ilmuwan hebat ini, mari kita simak sama – sama.

7 Ilmuwan Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Marie-Anne Paulze Lavoisier (1758-1836)

Ilmuwan wanita Marie-Anne Paulze Lavoisier
sumber : wikidata.org

Marie-Anne Paulze Lavoisier dikenal sampai sekarang sebagai ibu dari ilmu kimia modern, karena berjasa dalam merevolusi bidang kimia bersama suaminya, Antoine.

Meskipun suaminya Antoine Lavoisier lebih terkenal dan menerima banyak pujian sejak abad ke-18, Marie-Anne memainkan peran penting dalam eksperimen dan publikasi kimia.

Dia dengan cermat mendokumentasikan eksperimen ilmiah yang dia lakukan bersama suaminya, membuat ilustrasi terperinci sehingga orang lain dapat meniru hasilnya karya mereka.

Bahkan Ketika Antoine memperdebatkan sifat oksigen dengan ahli kimia Inggris Joseph Priestley, Lavoisier lah yang berjasa menerjemahkan tulisan Priestley untuk suaminya itu.

Saat Masa Revolusi Perancis suaminya harus berakhir oleh Guillotine, di tangan pimpinan Revolusi, meski dia meminta bantuan dari ilmuwan seluruh Eropa. Setelah suaminya wafat Marie-Anne menerbitkan hasil riset bersama suaminya dalam bentuk buku.

Maud Leonora Menten ( 1879 – 1960)

Maud Leonora Menten
sumber : Wikipedia.com

Ahli biokimia dan ahli kimia organik asal Kanada bernama asli, Maud Leonora Menten ini berjasa setelah melakukan penelitian pada kinetika enzim dengan ahli biokimia kelahiran Jerman Leonor Michaelis.

Penelitian mereka menghasilkan sebuah hipotesis yang disebut Michaelis-Menten, yang menjelaskan mekanisme dan kecepatan reaksi reversibel antara enzim dan substratnya.

Hipotesis dan persamaan pendukung serta konstanta, yang secara resmi diajukan oleh kedua peneliti tersebut pada tahun 1912–13, sekarang secara dikenal sebagai kinetika Michaelis-Menten.

Selain mempelajari ilmu kimia, Dia juga belajar tentang kanker dan mendapatkan gelar Ph.D. dalam biokimia, dan memberikan kontribusi penting untuk histokimia.

Baca juga : Penemuan Penting abad 21.

Henrietta Swan Leavitt (1868-1921)

Henrietta Swan Leavitt
sumber : Wikipedia.com

Henrietta Swan Leavitt, yang menjadi tuli karena sakit di perguruan tinggi, menjadi sukarelawan untuk bekerja di Harvard Observatory pada tahun 1895.

Butuh tujuh tahun untuknya mendapatkan gaji sebesar – 30 sen per jam – dan lulusan Radcliffe College itu akhirnya menjadi kepala departemen fotometri fotografi di observatorium Harvard.

Selama bekerja di Observatorium itu, Leavitt membuat penemuan terobosan dalam astronomi, termasuk identifikasi lebih dari 2.400 bintang variabel.

Karyanya sabgat berpengaruh untuk pengetahuan kontemporer tentang bintang-bintang dan juga membantu Leavitt menemukan hubungan antara kecerahan bintang dan jaraknya dari Bumi.

Berdasarkan penemuannya itu juga yang membuat ilmuwan, Edwin Hubble menetapkan bahwa alam semesta dapat mengembang.

Muriel Wheldale Onslow (1880 -1932)

Muriel Wheldale Onslow
sumber : thedailygardener.com

Muriel Wheldale Onslow adalah seorang ahli biokimia yang lahir di Birmingham, Inggris. Dia mempelajari pewarisan warna bunga di snapdragon Antirrhinum umum dan biokimia molekul pigmen antosianin yang berkontribusi pada fondasi genetika modern.

Saat berada di Laboratorium Biologi Balfour untuk Wanita di Universitas Cambridge, dia bekerja dengan William Bateson, seorang ahli biologi yang pada tahun 1900 telah menemukan kembali sebuah makalah tentang hibrida tanaman yang ditulis oleh Gregor Mendel.

Wheldale melalui penelitiannya tentang bunga dapat menjelaskan ciri-ciri diwarisi oleh keturunan dalam proporsi tertentu dengan demikian memperkuat teori pewarisan yang dibuat oleh Mendel.

Dia menuliskan penemuannya pada tahun 1907 dalam sebuah makalah berjudul “Warisan Warna Bunga di Antirrhinum majus.” Wheldale juga melakukan penelitian mendalam tentang biokimia molekul pigmen pada tumbuhan.

Baca juga : Teknologi terlupakan di dunia.

Rosalind Franklin (1920-1958)

Rosalind Franklin
sumber : Wikipedia.com

Pada tahun 1950-an para peneliti dan ilmuwan berlomba – lomba untuk meneliti tentang struktur DNA, tapi seorang ilmuwan wanita satu ini yang bernama Rosalind Franklin lah yang berjasa untuk mengungkapkan Heliks Ganda.

Franklin memegang gelar Ph.D. dalam kimia fisik dari Universitas Cambridge dan mengerjakan kristalografi sinar-X. Dia berhasil memotret struktur DNA pada mesin yang dia perbaiki setelah 100 jam paparan sinar-X.

Dari penelitian Franklin ini, Watson dan Crick menggunakan menerbitkan artikel revolusioner tahun 1953 di jurnal Nature, yang akhirnya memenangkan mereka Hadiah Nobel, suatu kehormatan yang mereka bagi dengan Wilkins.

Sayangnya, Franklin meninggal dunia pada usia 37 tahun sebelum penemuannya mendapatkan sebuah apresiasi oleh dunia.

Alice Ball (1892-1916)

Alice balll
Sumber : Wikipedia.com

Alice Ball selain menjadi ilmuwan wanita kulit hitam pertama, juga orang yang berjasa dalam merevolusi pengobatan kusta di awal abad ke-20.

Hal ini langsung dia lakukan setelah mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Washington dan Universitas Hawaii. Selain Itu Ball berhasil menjadi salah satu profesor kimia wanita pertama di AS.

Ball mulai meneliti kusta diusia 20-an, ia mengembangkan pengobatan kusta suntik pertama yang dibuat dari minyak pohon chaulmoogra.

“Metode Bola” akhirnya digunakan untuk merawat ribuan pasien kusta sampai obat sulfon dikembangkan beberapa dekade kemudian.

Baca juga : Robot terunik di dunia

Marie Curie (1867-1934)

Marie Curie
sumber : Wikipedia.com

Ilmuwan wanita paling berpengaruh adalah Marie Curie, yang sampai sekarang masih memegang rekor sebagai wanita pertama yang mendapatkan dua kali piala Nobel.

Kisah hidupnya berawal setelah dia selesai belajar di Sorbonne dan lalu menjadi profesor fisika dan membuka laboratorium untuk mempelajari radiasi.

Setelah penemuan radioaktivitas pada tahun 1896, Curie mengisolasi unsur baru polonium dan radium untuk pertama kalinya.

Dia juga mengembangkan metode untuk mengisolasi radium untuk sebuah observasi. Pada tahun 1903, Curie memenangkan Hadiah Nobel dalam fisika untuk karyanya tentang radiasi spontan.

Lalu pada tahun 1911 Curie mendapatkan Hadiah Nobel kedua, kali ini di bidang kimia.

Hasil penelitian Curie pada sinar-X dan uranium membantu ilmu pengetahuan dalam fisika atom. Setelah bertahun-tahun bekerja dengan bahan radioaktif, Curie meninggal dunia pada tahun 1934 karena paparan radiasi.

Dan itulah kawan materi tentang ilmuwan wanita paling berpengaruh di dunia. Wanita – wanita hebat ini membuktikan jika gender bukanlah halangan untuk memiliki prestasi jika kamu memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat.

Sampai disini dulu perjumpaan kita, Sampai jumpa di Pembahasan menarik lainnya.

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K