8 Kriteria Lahan Pertanian, Definisi dan Contoh

Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang 7 Kriteria Lahan Pertanian, dan pengertian dan contoh lahan pertanian yang ada di Indonesia. Hinggap kita dapat mengetahui lebih jauh tentang agriculture.

Lahan pertanian adalah sebuah biasanya tanah yang dikhususkan untuk dijadikan sebagai tempat untuk pertanian. Menurut organisasi dunia FAO (United Nation of Food and Agriculture) Lahan pertanian dapat berupa tanah subur, Padang rumput dan tanah pertanian permanen.

Karena hampir setengah dari lahan layak huni di bumi kita gunakan sebagai lahan pertanian. penggunaan lahan tanpa memikirkan keseimbangan alam dapat memiliki dampak besar pada lingkungan karena mengurangi hutan belantara dan mengancam keanekaragaman hayati.

Jadi ada baiknya kita mengetahui tentang kriteria Lahan Pertanian hingga kita dapat tahu lahan yang layak guna tanpa merusak alam kita.

8 Kriteria Lahan Pertanian.

Definisi Klasifikasi kemampuan Kriteria lahan Pertanian adalah klasifikasi lahan yang dilakukan dengan metode faktor penghambat.

Kemudian disusun tabel kriteria untuk setiap kelas; penghambat yang terkecil untuk kelas yang terbaik dan berurutan semakin besar hambatan semakin rendah kelasnya.

Baca juga : Litosfer dan Pedosfer

Kriteria Lahan pertanian
Sumber : https://earth2io.info/what-is-a-land-class/

Berikut ini dijabarkan kelas – kelas lahan bagi pemanfaatan pertanian.

Lahan Kelas I.

Tanah pada lahan ini sesuai untuk segala jenis penggunaan tanpa perlu tindakan pengawetan tanah yang khusus, seperti lereng yang datar, bahaya erosi yang kecil, solum dalam, drainase baik, mudah diolah, dapat menahan air dengan baik, responsif terhadap pemupukan, tidak terancam banjir, dan iklim setempat sesuai untuk pertumbuhan tanaman.

Jenis tanah pada lahan kelas ini tidak mempunyai penghambat ataupun ancaman kerusakan, sehingga dapat digarap untuk tanaman musiman dengan aman.

Tanah-tanah dalam kelas I mempunyai salah satu atau kombinasi sifat dan kualitas sebagai berikut:

  • terletak pada topografi datar (kemiringan lereng < 3%)
  • kepekaan erosi sangat rendah sampai rendah,
  • tidak erosi,
  • mempunyai kedalaman efektif yang dalam,
  • berdrainase baik,
  • mudah diolah,
  • kapasitas menahan air baik,
  • subur atau responsif terhadap pemupukan,
  • tidak kena banjir,
  • iklim setempat yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman umumnya.

Tindakan pemupukan dan pemeliharaan struktur tanah diperlukan agar lahan dapat mempertahankan kesuburan dan produktivitasnya.

Lahan Kelas II

Tanah kelas 2 dapat digunakan untuk segala jenis kegiatan pertanian dengan sedikit hambatan dan kerusakan. Ciri tanah kelas II ini, yaitu lereng landai, kepekaan erosi sedang atau telah mengalami erosi, bertekstur halus hingga agak kasar, solum agak dalam, struktur tanah dan daya olah agak kurang baik, salinitas ringan – sedang, kadang terlanda banjir, drainase sedang, dan iklim agak kurang koheren dengan jenis tanaman tertentu.

Jika digarap untuk jenis tanaman semusim sedikit diperlukan konservasi tanah, seperti pengolahan menurut kontur, pergiliran tanaman dengan tanaman penutup tanah atau pupuk hijau, guludan, selain tindakan pemupukan seperti pada tanah lahan kelas I.

Lahan kelas II memerlukan pengelolaan yang hati-hati, untuk mencegah kerusakan atau memperbaiki hubungan air dan udara jika tanah diusahakan untuk pertanian tanaman semusim. Hambatan pada lahan kelas II sedikit, dan tindakan yang diperlukan mudah diterapkan.

Lahan Kelas III

Tanah pada lahan jenis ini memerlukan konsentrasi yang lebih dalam menangani konservasi tanahnya karena mempunyai ancaman kerusakan yang lebih besar dibanding kelas sebelumnya.

Ciri tanah ini, seperti lereng agak miring dan bergelombang, drainase buruk, solum sedang, permeabilitas tanah bawah lambat, peka terhadap erosi, kapasitas menahan air rendah, kesuburan rendah dan tidak mudah diperbaiki, sering kali mengalami banjir, lapisan padas dangkal, salinitas sedang, dan hambatan iklim agak besar.

Lahan kelas III dapat digunakan untuk tanaman semusim dan tanaman yang memerlukan pengolahan tanah, tanaman rumput, padang rumput, hutan produksi, hutan lindung dan suaka marga satwa.

Lahan Kelas IV

Tanah pada lahan jenis ini mempunyai penghambat yang lebih besar dari kelas sebelumnya, yaitu lereng miring (15-30%) dan berbukit, kepekaan erosi besar, solum dangkal, kapasitas menahan air rendah, sering tergenang,drainase jelek, salinitas tinggi, dan iklim kurang menguntungkan.

Lahan Kelas V

Tanah pada jenis lahan ini tidak sesuai untuk jenis tanaman semusim karena lereng datar atau cekung, seringkali terlanda banjir, sering tergenang,berbatu-batu, pada perakaran sering dijumpai catclay, dan berawa rawa.

Tanah kelas V tidak mungkin terkikis tetapi memiliki keterbatasan lain yang tidak praktis untuk dihilangkan, yang membatasi penggunaannya.

Contohnya : Rawa – Rawa

Lahan Kelas VI.

images 36 min
Sumber : landpotential.org

Lahan Kelas VI tanah memiliki keterbatasan yang parah yang membuat mereka umumnya tidak cocok untuk budidaya

Tanah-tanah kelas VI yang terletak pada lereng agak curam jika digunakan untuk penggembalaan dan hutan produksi harus dikelola dengan baik untuk menghindari erosi.

Beberapa tanah di lahan kelas VI berada di daerah yang terletak pada lereng agak curam dapat digunakan untuk tanaman semusim dengan tindakan konservasi yang berat seperti, pembuatan teras bangku yang baik.

Lahan Kelas VII

Jenis tanah pada lahan ini tidak sesuai untuk pertanian, penggunaannya terbatas untuk padang penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung, dan cagar alam.

Pengelolaan lahan perlu dibuat teras bangku, pengolahan lahan sesuai kontur, sedangkan penutupan tanah dengan rumput perlu diusahakan.

Ciri jenis ini, yaitu kecuraman lereng 30 sampai 45%, ancaman erosi berat, jika telah erosi berat ditanggulangi, solum tanah sangat dangkal, berbatu-batu,dan faktor iklim pun tidak mendukung.

Lahan Kelas VIII

Lahan kelas ini tidak sesuai untuk pertanian dan teknik konservasi lahan ini dengan cara didiamkan dalam keadaan alami. Ancaman kerusakan pada jenis lahan ini meliputi kecuraman lereng mencapai 65%, berbatu-batu, kapasitas menahan air sangat rendah, solum sangat dangkal, sering kali dijumpai singkapan batuan, dan padang pasir.

Contoh : Gurun Pasir

Baca juga : Sedimentasi adalah.

Dan itulah kawan Pembahasan materi tentang 8 Klasifikasi Lahan Pertanian semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya hanya di ilmusaku.com

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K