Halo sobat kali ini saya akan membahas tentang Pengertian Ateisme adalah dan 7 Jenis Ateisme, di dalam sejarah manusia tak lepas dengan dogma agama atau Theisme, tapi berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan pengetahuan muncul sebuah pandangan yang disebut Ateisme.
Tapi apa Pengertian Ateisme adalah…mari kita simak penjelasannya bersama – sama.
Pengertian Ateisme adalah.

Ateisme adalah pandangan atau keyakinan bahwa tidak ada Tuhan atau dewa-dewa. Ateis tidak mempercayai keberadaan entitas ilahi dan meyakini bahwa dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya dapat dijelaskan tanpa adanya campur tangan supernatural.
Beberapa ateis dapat merujuk pada bukti ilmiah atau filosofis untuk mendukung keyakinan mereka, sementara yang lain mungkin mengadopsi pandangan ateis secara intuitif atau melalui proses pribadi.
Ateisme dapat ditemukan di seluruh dunia dan memiliki beragam bentuk dan pandangan.
Atheis adalah
Atheis adalah sebutan bagi seseorang yang tidak mempercayai adanya Tuhan atau dewa-dewa. Secara harfiah, kata “atheis” berasal dari bahasa Yunani “a-” yang berarti “tidak” dan “theos” yang berarti “Tuhan”. Oleh karena itu, kata “atheis” berarti “tidak percaya pada Tuhan” atau “tidak memiliki kepercayaan pada Tuhan”.
Namun, perlu dicatat bahwa tidak semua orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan menyebut diri mereka sebagai atheis.
Ada juga orang-orang yang disebut agnostik, yaitu mereka yang tidak yakin atau tidak dapat mengetahui apakah ada atau tidak ada Tuhan.
Ada pula orang yang memilih untuk tidak memiliki agama atau kepercayaan tertentu namun tetap mengakui adanya Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi.
Ateisme menurut Para Ahli.
Menurut para ahli, berikut adalah beberapa pandangan tentang ateisme:
- Bertrand Russell: Menurut filsuf Inggris ini, ateisme adalah keyakinan yang didasarkan pada akal dan bukan pada iman. Menurutnya, tidak ada bukti yang cukup untuk membuktikan keberadaan Tuhan, sehingga ia memilih untuk tidak mempercayainya.
- Richard Dawkins: Biolog Inggris ini adalah salah satu ateis terkenal yang mengembangkan konsep “The God Delusion” yang menyatakan bahwa kepercayaan pada Tuhan adalah delusi atau khayalan yang tidak berdasar pada kenyataan. Dawkins menyatakan bahwa semua agama dan kepercayaan pada Tuhan hanya merupakan hasil dari ketidaktahuan dan pemikiran yang salah.
- Christopher Hitchens: Jurnalis dan penulis Inggris ini juga merupakan seorang ateis terkenal yang percaya bahwa agama dan kepercayaan pada Tuhan adalah sumber segala bentuk kejahatan dan konflik di dunia. Menurutnya, agama adalah sesuatu yang dibuat oleh manusia untuk mengendalikan dan memanipulasi orang lain.
- Jean-Paul Sartre: Filsuf Prancis ini menganggap bahwa keberadaan Tuhan tidaklah penting bagi manusia karena manusia sendiri yang harus bertanggung jawab atas hidupnya sendiri. Menurutnya, manusia harus memilih sendiri nilai-nilai moral dan etika yang ingin dipegangnya tanpa bergantung pada keberadaan Tuhan.
- Sam Harris: Neurosains Amerika ini percaya bahwa agama dan kepercayaan pada Tuhan adalah sesuatu yang bertentangan dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan. Harris berpendapat bahwa manusia harus membangun etika dan moral berdasarkan rasio dan ilmu pengetahuan, bukan pada agama atau kepercayaan pada Tuhan.
Namun, perlu dicatat bahwa pandangan ateis di atas tidak merepresentasikan seluruh pandangan ateis yang ada di dunia.
Karena ateisme merupakan pandangan yang sangat beragam dan tidak terpusat pada satu pemikiran atau pandangan yang konsisten.
Baca juga : Alkimia adalah
Dasar Pemikiran Ateisme

Dasar pemikiran ateisme bervariasi tergantung pada individu yang mengamalkannya, namun beberapa dasar pemikiran umum yang sering dikemukakan oleh ateis antara lain:
Dasar Pemikiran Logis.
Ateis menganggap bahwa keyakinan pada Tuhan tidak didukung oleh bukti yang cukup atau tidak rasional secara logika.
Mereka berpendapat bahwa dalam logika, jika suatu klaim tidak memiliki bukti yang memadai, maka klaim tersebut harus ditolak atau dianggap tidak benar.
Dasar Pemikiran Empirik.
Ateis sering memandang bahwa keyakinan pada Tuhan atau dewa-dewa bersifat spekulatif dan tidak didukung oleh bukti empiris.
Mereka berpendapat bahwa untuk mempercayai keberadaan suatu entitas, harus ada bukti yang dapat diamati dan diukur.
Dasar Pemikiran Filosofis.
Beberapa ateis menggunakan argumentasi filosofis untuk menolak keyakinan pada Tuhan. Misalnya, argumen “Masalah Kejahatan” yang menyatakan bahwa jika Tuhan itu baik, maka mengapa ada kejahatan dan penderitaan di dunia? Argumen ini mengindikasikan bahwa jika Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak bisa baik atau tidak memiliki kuasa yang absolut.
Dasar Pemikiran Sosial
Ateis seringkali juga menolak keberadaan Tuhan karena melihat dampak buruk yang dihasilkan oleh agama dan kepercayaan pada Tuhan di masyarakat, seperti diskriminasi, intoleransi, dan konflik.
Dasar Pemikiran Eksistensial
Ateis sering menganggap bahwa Tuhan tidak memiliki peran dalam kehidupan manusia, dan manusia sendiri yang bertanggung jawab atas hidupnya.
Pandangan eksistensialisme menyatakan bahwa manusia bebas memilih arah hidupnya sendiri tanpa bergantung pada keberadaan Tuhan.
7 Jenis Atheisme.

Atheisme dapat dibagi menjadi beberapa jenis, meskipun klasifikasi ini tidak selalu bersifat eksklusif atau lengkap.
Beberapa jenis atheisme yang umum dikenal antara lain:
Atheisme Teoritis
Merupakan bentuk atheisme yang didasarkan pada pandangan bahwa tidak ada bukti empiris atau logis yang cukup untuk mendukung keberadaan Tuhan atau dewa-dewa.
Atheisme Praktis.
Merupakan bentuk atheisme yang terkait dengan cara hidup dan tindakan sehari-hari, tanpa adanya keyakinan pada Tuhan atau agama tertentu.
Atheisme Ateologis.
Merupakan bentuk atheisme yang menolak keyakinan pada Tuhan atau dewa-dewa, namun tetap mengakui adanya prinsip-prinsip spiritual atau keagamaan yang dapat membantu dalam pengembangan pribadi.
Agnostikisme.
Merupakan pandangan yang menyatakan ketidakpastian atau ketidaktahuan tentang keberadaan Tuhan atau dewa-dewa, sehingga tidak menolak ataupun mempercayainya secara eksplisit.
Deisme.
Merupakan pandangan yang mengakui adanya Tuhan atau pencipta alam semesta, namun tidak mengakui adanya campur tangan Tuhan dalam kehidupan manusia atau agama yang memiliki dogma dan ritual tertentu.
Ignostisisme.
Merupakan pandangan yang menganggap bahwa konsep Tuhan atau dewa-dewa tidak dapat didefinisikan dengan jelas, sehingga pertanyaan mengenai keberadaan Tuhan atau dewa-dewa tidak dapat dijawab secara bermakna.
Perlu dicatat bahwa klasifikasi ini dapat berbeda-beda tergantung pada penggunaannya dan pandangan yang diadopsi oleh masing-masing individu.
Ateisme dan Moralitas.
Pandangan mengenai hubungan antara ateisme dan moralitas masih menjadi topik kontroversial. Namun, sebagian besar ateis percaya bahwa mereka dapat membangun moralitas berdasarkan nilai-nilai humanisme, rasionalitas, etika, dan logika.
Beberapa ateis berpendapat bahwa moralitas tidak harus berasal dari agama atau keyakinan pada Tuhan, melainkan dapat ditemukan dan dibangun berdasarkan pertimbangan rasional dan empati.
Mereka menganggap bahwa moralitas bersifat relatif, dan dapat berkembang sesuai dengan perubahan zaman dan lingkungan.
Namun, terdapat juga sejumlah kritik terhadap pandangan ateisme dan moralitas. Beberapa kritikus menyoroti bahwa tanpa keyakinan pada Tuhan, moralitas akan kehilangan dasar yang kuat dan objektif.
Selain itu, tanpa keyakinan pada kehidupan setelah mati, ateis dapat kehilangan motivasi moral yang kuat.
Namun, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa ateis juga dapat memiliki moralitas yang kuat dan bermakna, bahkan dalam konteks yang tidak terkait dengan agama atau keyakinan pada Tuhan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ateis memiliki tingkat empati dan kesadaran sosial yang tinggi, dan mampu membentuk komunitas dan organisasi yang berfokus pada kebaikan sosial dan kemanusiaan.
Sumber :
- Harris, S. (2010). The Moral Landscape: How Science Can Determine Human Values. Free Press.
- Cliteur, P. (2010). The Secular Outlook: In Defense of Moral and Political Secularism. Wiley-Blackwell.
- Gervais, W. M., & Norenzayan, A. (2012). Analytic thinking promotes religious disbelief. Science, 336(6080), 493-496.
- Zuckerman, P., & Shook, J. R. (Eds.). (2017). The Oxford Handbook of Secularism. Oxford University Press.
Baca juga : 7 Iblis Lambang Dosa besar .
Dan itulah kawan penjelasan mengenai Pengertian Atheisme adalah semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di postingan berikutnya hanya di ilmusaku.com