Energi Nuklir adalah – Sejarah Nuklir Indonesia

Halo sobat kali ini saya akan membahas tentang Pengertian Energi Nuklir adalah dan Sejarah Nuklir di Indonesia, karena meski memiliki pandangan untuk tidak menggunakan senjata Nuklir , Indonesia memiliki sejarah panjang tentang penelitian tentang energi terbarukan satu ini.

Sebelum kita membahas tentang Sejarah Nuklir Indonesia, ada baiknya kita membahas tentang Pengertian Energi Nuklir adalah..

Pengertian Energi Nuklir adalah

Energi Nuklir adalah istilah yang merujuk pada energi yang dihasilkan dari perubahan nuklir dalam atom.

Proses nuklir dapat terjadi secara alami atau dibuat oleh manusia dengan menggunakan reaktor nuklir.

Di dalam reaktor nuklir, atom dipecahkan atau digabungkan untuk menghasilkan energi nuklir yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik atau keperluan lainnya.

Namun, nuklir juga dapat merujuk pada senjata nuklir, yaitu senjata yang menggunakan reaksi nuklir untuk menghasilkan ledakan besar yang sangat merusak.

Oleh karena itu, energi nuklir adalah merupakan topik yang sangat penting dan sering diperdebatkan di seluruh dunia.

2 Jenis Reaksi Nuklir Penghasil Energi Nuklir.

Reaktor nuklir
Reaktor Nuklir (Sumber : https://world-nuclear.org/nuclear-essentials/how-does-a-nuclear-reactor-work.aspx)

Energi ini dapat dihasilkan melalui dua jenis reaksi nuklir, 2 Jenis Reaksi Nuklir Penghasil Energi Nuklir itu yaitu fisi nuklir dan fusi nuklir.

Fisi nuklir.

Fisi nuklir adalah reaksi nuklir di mana inti atom dibelah menjadi inti yang lebih kecil dan menghasilkan energi.

Fisi nuklir biasanya dilakukan dengan menggunakan bahan bakar nuklir seperti uranium dan plutonium, yang menghasilkan panas ketika inti mereka dipecah oleh neutron.

Panas ini kemudian digunakan untuk menghasilkan uap, yang memutar turbin dan menghasilkan listrik.

Reaktor nuklir adalah sumber energi nuklir yang paling umum digunakan dengan reaksi fisi nuklir.

Fusi Nuklir.

fusi nuklir adalah reaksi nuklir di mana inti atom digabungkan menjadi inti yang lebih besar dan menghasilkan energi.

Fusi nuklir biasanya dilakukan dengan menggunakan isotop hidrogen seperti deuterium dan tritium, dan membutuhkan suhu dan tekanan yang sangat tinggi.

Reaksi fusi nuklir juga merupakan sumber energi nuklir yang potensial, namun teknologi yang digunakan masih dalam tahap pengembangan dan belum siap untuk digunakan secara komersial.

Sumber Bahan Bakar Nuklir adalah.

Uranium
Uranium, bahan bakar reaktor Nuklir

Sumber bahan bakar untuk energi nuklir biasanya berasal dari bahan-bahan radioaktif seperti uranium, plutonium, dan bahan bakar fusi nuklir seperti deuterium dan tritium.

Namun, penggunaan energi nuklir juga memiliki risiko yang signifikan seperti keamanan nuklir, penanganan limbah nuklir, dan risiko kecelakaan nuklir.

Oleh karena itu, penggunaan energi nuklir harus diatur dan diawasi dengan ketat oleh badan-badan regulasi dan internasional yang berwenang.

Sejarah Nuklir.

Sejarah nuklir dimulai pada awal abad ke-20, ketika para ilmuwan mulai mempelajari sifat atom dan inti atom.

Pada tahun 1932, James Chadwick menemukan neutron, partikel subatom yang tidak memiliki muatan dan memiliki massa hampir sama dengan proton.

Penemuan ini membuka jalan bagi eksperimen nuklir baru dan pengembangan teknologi nuklir.

Pada tahun 1938, Otto Hahn dan Fritz Strassmann melakukan eksperimen yang mengubah nukleus uranium menjadi barium dengan cara yang tidak diketahui sebelumnya.

Penemuan ini disebut fisi nuklir dan menjadi dasar bagi pengembangan senjata nuklir dan reaktor nuklir.

Pada saat Perang Dunia II, Amerika Serikat dan Jerman berusaha untuk mengembangkan senjata nuklir. Pada tahun 1942, Amerika Serikat meluncurkan Proyek Manhattan, sebuah proyek rahasia untuk mengembangkan bom atom.

Pada 16 Juli 1945, Amerika Serikat berhasil menguji coba bom atom pertama di Alamogordo, New Mexico.

Setelah Perang Dunia II, penggunaan energi nuklir berkembang pesat di seluruh dunia.

Pada tahun 1954, reaktor nuklir pertama untuk menghasilkan listrik komersial dibangun di Obninsk, Uni Soviet.

Sejak itu, ribuan reaktor nuklir telah dibangun di seluruh dunia untuk menghasilkan listrik dan memenuhi kebutuhan energi lainnya.

Sejarah Nuklir di Indonesia

images 4 min

Program nuklir Indonesia dimulai pada tahun 1954 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk membentuk Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

Pada awalnya, program nuklir Indonesia difokuskan pada penggunaan teknologi nuklir dalam bidang pertanian dan kesehatan, seperti peningkatan produksi padi dan pengobatan kanker.

Pada tahun 1964, Indonesia mulai membangun reaktor nuklir pertama di Serpong, Tangerang, yang dinamakan Reaktor Serba Guna (RSG).

RSG yang beroperasi pada tahun 1979 ini digunakan untuk riset, pengembangan, dan produksi radioisotop untuk penggunaan medis dan industri.

Selain RSG, Indonesia juga membangun reaktor nuklir kecil di Bandung pada tahun 1975 untuk riset dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pada tahun 1989, Indonesia memutuskan untuk membangun reaktor nuklir daya, yaitu PLTN Muria di Jepara, Jawa Tengah.

Namun, pembangunan PLTN Muria mengalami berbagai kendala, termasuk masalah keuangan dan tuntutan lingkungan. Hingga saat ini, pembangunan PLTN Muria masih belum selesai.

Selain PLTN Muria, Indonesia juga telah mengeksplorasi potensi energi nuklir dari sumber lain, seperti energi nuklir dari laut (nuclear energy from the ocean/NEO) dan reaktor kecil modular (small modular reactors/SMRs).

Indonesia juga aktif berpartisipasi dalam kerja sama internasional di bidang nuklir, termasuk dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Indonesia juga memiliki Komisi Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) yang bertugas untuk mengawasi dan mengatur kegiatan nuklir di Indonesia untuk memastikan keselamatan dan keamanan manusia dan lingkungan.

IAEA adalah.

images 5 1

IAEA adalah kependekan dari International Atomic Energy Agency atau Badan Tenaga Atom Internasional, yang merupakan badan PBB yang bertanggung jawab untuk mempromosikan penggunaan teknologi nuklir yang aman, damai, dan bertanggung jawab di seluruh dunia.

IAEA didirikan pada tahun 1957 sebagai lembaga mandiri yang memiliki mandat untuk mempromosikan penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai, termasuk bidang kesehatan, pertanian, dan industri.

Selain itu, IAEA juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur penggunaan teknologi nuklir untuk memastikan keselamatan dan keamanan manusia dan lingkungan.

IAEA bermarkas di Vienna, Austria, dan terdiri dari 171 negara anggota. Anggota IAEA termasuk negara-negara yang memiliki program nuklir, serta negara-negara yang tidak memiliki program nuklir.

Aspek positif energi Nuklir.

Energi nuklir dapat memberikan beberapa aspek positif, di antaranya:

  • Menghasilkan energi bersih dan berkelanjutan: Energi nuklir memiliki kemampuan untuk menghasilkan energi listrik dalam jumlah besar dan berkelanjutan tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca atau polusi lainnya. Dalam hal ini, energi nuklir dapat menjadi alternatif yang baik untuk bahan bakar fosil yang terbatas dan menyebabkan polusi.
  • Memiliki kapasitas yang besar: Reaktor nuklir memiliki kapasitas yang sangat besar untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar. Beberapa negara seperti Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat, mengandalkan energi nuklir sebagai sumber energi utama mereka.
  • Mampu memproduksi isotop medis: Energi nuklir juga memiliki manfaat medis, khususnya dalam memproduksi isotop radioaktif yang digunakan dalam diagnosis dan pengobatan medis, seperti dalam radioterapi dan pemindaian PET (Positron Emission Tomography).
  • Mampu digunakan sebagai sumber panas: Selain digunakan untuk menghasilkan listrik, energi nuklir juga dapat digunakan sebagai sumber panas untuk keperluan industri seperti dalam produksi baja, pembuatan beton, dan produksi gas alam cair.

Aspek Negatif Energi Nuklir.

Energi nuklir memiliki beberapa aspek negatif yang perlu diperhatikan, di antaranya:

  • Risiko kecelakaan nuklir: Kecelakaan nuklir adalah kejadian yang sangat berbahaya dan merusak. Kejadian seperti ledakan atau kebocoran reaktor dapat menyebabkan dampak radiasi yang sangat besar pada manusia dan lingkungan sekitarnya. Kecelakaan nuklir Chernobyl di Uni Soviet pada tahun 1986 dan kecelakaan nuklir Fukushima di Jepang pada tahun 2011 adalah contoh nyata dari dampak negatif kecelakaan nuklir.
  • Manajemen limbah nuklir: Limbah nuklir yang dihasilkan dari pembangkit listrik nuklir adalah limbah berbahaya dan radioaktif, yang memerlukan perawatan khusus untuk menghindari dampak negatif pada manusia dan lingkungan. Manajemen limbah nuklir adalah masalah yang sangat penting dalam penggunaan energi nuklir dan memerlukan pengaturan dan pengawasan yang ketat.
  • Proliferasi senjata nuklir: Pengembangan teknologi nuklir yang digunakan dalam produksi energi nuklir dapat membuka kemungkinan bagi negara atau kelompok untuk mengembangkan senjata nuklir. Senjata nuklir memiliki potensi destruktif yang sangat besar dan dapat mengancam keamanan global dan stabilitas politik.
  • Dampak terhadap lingkungan: Pengoperasian pembangkit listrik nuklir dapat memiliki dampak terhadap lingkungan, termasuk pencemaran air dan udara. Penggunaan bahan bakar nuklir juga dapat menghasilkan limbah berbahaya dan radioaktif yang dapat merusak lingkungan.

Baca juga : Teori Atom

Nuklir dan Radioaktif.

Nuklir dan radioaktif adalah dua istilah yang erat terkait. Nuklir merujuk pada segala hal yang berkaitan dengan reaksi nuklir, termasuk produksi energi nuklir melalui fisi atau fusi nuklir.

Sementara itu, radioaktif merujuk pada material yang menghasilkan radiasi ionisasi atau partikel sub-atomik ketika terurai atau memancarkan energi.

Beberapa sumber radioaktif alami termasuk batuan, tanah, dan udara. Radon, misalnya, adalah gas radioaktif yang dihasilkan oleh uranium di dalam tanah dan batuan.

Selain itu, bahan-bahan radioaktif juga dihasilkan oleh kegiatan manusia, seperti penggunaan senjata nuklir, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan penggunaan bahan bakar nuklir dalam berbagai aplikasi.

Sumber-sumber radioaktif ini dapat berdampak pada lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak diatur dengan baik.

Oleh karena itu, badan-badan seperti International Atomic Energy Agency (IAEA) dan Nuclear Regulatory Commission (NRC) mengatur penggunaan teknologi nuklir dan bahan radioaktif untuk memastikan keselamatan dan keamanan manusia dan lingkungan.

Oleh karena itu, meskipun energi nuklir memiliki manfaatnya, perlu ada pengaturan dan pengawasan yang ketat untuk meminimalkan dampak negatifnya.

Hal ini melibatkan keterlibatan badan-badan internasional dan nasional yang bertanggung jawab untuk mengatur penggunaan teknologi nuklir dengan aman dan bertanggung jawab.

Baca juga : Sejarah Nuklir Paling Berbahaya di Dunia.

Dan itulah kawan penjelasan mengenai Energi Nuklir adalah dan Sejarah Nuklir di Indonesia, semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu.

Sampai jumpa di postingan berikutnya hanya di ilmusaku.com.

Sumber :

  • “History of Nuclear Technology in Indonesia” (BATAN) http://www.batan.go.id/eng/index.php/what-we-do/nuclear-technology/history”
  • Indonesia’s Nuclear Energy Program” (World Nuclear Association) https://www.world-nuclear.org/information-library/country-profiles/countries-g-n/indonesia.aspx.
  • “Indonesia and Nuclear Energy” (IAEA) https://www.iaea.org/newscenter/news/indonesia-and-nuclear-energy.
  • International Atomic Energy Agency (IAEA) website: https://www.iaea.org/who-we-are.
  • “What is the difference between nuclear and radioactive?” (WiseGEEK) https://www.wisegeek.com/what-is-the-difference-between-nuclear-and-radioactive.html.
  • “Radioactive Sources and Radiation” (International Atomic Energy Agency) https://www.iaea.org/topics/radiation-sources-and-applications/radioactive-sources-and-radiation
Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K