Halo sobat, hari ini kami akan membahas tentang fakta sejarah tentang Kesultanan Pontianak yang menjadi salah satu kerajaan Islam berpengaruh di benua Kalimantan.
Kesultanan ini terletak di mulut sungai Kapuas dalam apa yang hari ini Indonesia provinsi Kalimantan Barat. Dan istana sultan sekarang menjadi sebuah kota bernama Pontianak.
Nah untuk lebih jelasnya mari kita simak materinya bersama sama.
Fakta Sejarah Kesultanan Pontianak
Awal Berdirinya.

Kesultanan Pontianak didirikan pada tahun 1771 oleh penjelajah dari Hadhramaut yang dipimpin oleh al-Sayyid Syarif Abdurrahman al-Kadrie, keturunan Imam Ali ar-Ridha dari Yaman yang menikah dengan anak Sultan Banjar.
Menurut V. J. Verth dalam bukunya bernama Borneo’s Wester Afdeling menyebutkan jika Syarif sebelum menjadi Sultan di Pontianak meninggalkan Kerajaan Mempawah untuk mengadu nasib di laut.
Dia dikenal sebagai seorang pelaut yang tangguh dan berani. Kemampuannya dalam berdagang membuatnya kaya raya. Sehingga dia mampu melengkapi kapalnya dengan peralatan perang yang canggih pada masanya.
Setelah dia tiba di Pontianak ,pada tanggal 23 Oktober 1771 Masehi, rombongan Syarif Abdurrahman Alkadrie membuka hutan di persimpangan tiga Sungai, yaitu sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas untuk mendirikan balai dan rumah sebagai tempat tinggal dan tempat tersebut diberi nama Pontianak.
Lalu dia mendirikan Istana Kadariah dan diangkat sebagai Sultan Pontianak pertama pada 1192 H atau 1779 M dengan gelar Sjarif Abdurrahman Ibnu Al Habib Alkadrie.
Mitos Berdirinya Kota Pontianak.
Cerita kota Pontianak tak lepas dari kisah hantu kuntilanak yang selalu mengganggu Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie saat akan membuka hutan di sungai Kapuas.
Alkisah diceritakan setiap hendak menyusuri Sungai Kapuas, Sultan Syarif selalu diganggu oleh segerombolan kuntilanak. Hingga akhirnya beliau menembakan meriam yang mengusir semua kuntilanak tersebut.
Letak tempat peluru meriam yang jatuh itu berada diantara sungai landak, sungai Kapuas kecil dan sungai kapus yang sekarang disebut Bering.
Cerita lain menyebut nama Pontianak berasal dari Pohon Punti yang artinya pohon-pohon yang sangat tinggi dimana tempat para makhluk halus itu bertengger.
Baca juga : Kesultanan Pagaruyung
Letak Pusat Pemerintahan.
Letak pusat pemerintahan ditandai dengan Mesjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah, yang sekarang terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur.
Datangnya Belanda ke Pontianak
2 tahun setelah Sultan Kerajaan Pontianak dinobatkan, tepatnya pada tahun 1778, masuk dominasi kolonialis Belanda dari Batavia (Betawi) bernama Willem Ardinpola.
Saat itulah mulanya bangsa Belanda berada di Pontianak. Dimana oleh Sultan Pontianak, Belanda ditempatkan di seberang Keraton Pontianak yang terkenal dengan nama Tanah Seribu (Verkendepaal).
Tapi baru pada tanggal 5 Juli 1779, VOC Belanda membuat perjanjian Politik (Politiek Contract) dengan Sultan Pontianak tentang kegiatan di Tanah Seribu (Verkendepaal) dimana menjadikan tempat itu sebagai tempat kegiatan bangsa Belanda.
Baca juga : Kesultanan Tidore
Raja yang memerintah Kesultanan Pontianak.

- Syarif Abdurrahman Alkadrie (1771-1808)
- Syarif Kasim Alkadrie ( 1808-1819)
- Syarif Osman Alkadrie ( 1819-1855)
- Syarif Hamid Alkadrie ( 1855-1872)
- Syarif Yusuf Alkadrie (1872-1895.)
- Syarif Muhammad Alkadrie (1895-1944)
- Syarif Thaha Alkadrie ( 1944-1945)
- Syarif Hamid Alkadrie ( 1945-1950)
Kerajaan di Kalimantan
Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat antara lain Tanjungpura dan Lawe. Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan Tome Pires (1512-1551).
Tanjungpura dan Lawe menurut berita musafir Portugis sudah mempunyai kegiatan dalam perdagangan baik dengan Malaka dan Jawa, bahkan kedua daerah yang diperintah oleh Pate atau mungkin adipati kesemuanya tunduk kepada kerajaan di Jawa yang diperintah Pati Unus.
Tanjungpura dan Lawe (daerah Sukadana) menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, dan banyak bahan makanan. Banyak barang dagangan dari Malaka yang dimasukkan ke daerah itu, demikian pula jenis pakaian dari Bengal dan Keling yang berwarna merah dan hitam dengan harga yang mahal dan yang murah.
Demikian pula Kotawaringin yang kini sudah termasuk wilayah Kalimantan Barat pada masa Kerajaan Banjar juga sudah masuk dalam pengaruh Mataram, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16.
Meskipun awalnya tidak diketahui dengan pasti awal kehadiran Islam di Pontianak, sebelum datangnya rombongan Syarif Abdurrahman al-Kadrie.
Baca juga : Fakta kesultanan Mataram.
Dan itulah kawan fakta sejarah tentang Kesultanan Pontianak, semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Dan Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya.