Halo kawan, kali ini saya akan membahas tentang Pengertian Feminisme adalah dan 3 Gerakan atau Gelombang dalam Feminisme global.
Isu gender memang tengah menghangat di masyarakat dunia tapi tak banyak orang di Indonesia mengetahui lebih jelas tentang gerakan sosial satu ini.
untuk itu mari bersama saya, kita bersama – sama ikut menyelami dan mencari tahu tentang gerakan sosial kesetaraan untuk perempuan satu ini.
Pengertian Feminisme adalah

Feminisme adalah gerakan sosial, politik, dan budaya yang bertujuan untuk mencapai kesetaraan gender dan memberikan hak yang sama kepada perempuan seperti yang dimiliki oleh laki-laki.
Feminisme berusaha untuk menghilangkan diskriminasi, ketidakadilan, dan kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan serta mengubah sistem sosial yang memandang perempuan sebagai inferior dan tidak mampu.
Feminisme juga berupaya untuk menggugah kesadaran terhadap pengalaman dan perspektif perempuan serta menuntut pengakuan atas kontribusi dan nilai perempuan dalam masyarakat.
Ada berbagai aliran dan pendekatan dalam gerakan feminisme, namun tujuan akhirnya adalah menciptakan dunia yang adil dan setara bagi semua jenis kelamin.
Sejarah Feminisme.

Gerakan feminisme telah ada sejak abad ke-19, di mana kaum perempuan di Barat mulai menyadari ketidakadilan dan ketidaksetaraan yang mereka alami dalam masyarakat dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Di Amerika Serikat, gerakan sufrajisme pada awalnya bertujuan untuk memberikan hak suara kepada perempuan. Pada tahun 1920, Konstitusi AS diubah untuk memberikan hak suara kepada perempuan.
Gerakan sufrajisme.
“Sufrajisme” (dalam Bahasa Inggris disebut “suffragism” atau “suffragette movement”) adalah gerakan sosial dan politik pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 yang bertujuan untuk memberikan hak suara kepada perempuan.
Gerakan ini berpusat di Inggris, namun juga berkembang di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.
Gerakan sufrajisme di Inggris dipimpin oleh organisasi Women’s Social and Political Union (WSPU) yang didirikan oleh Emmeline Pankhurst pada tahun 1903.
Setelah berjuang selama bertahun-tahun, hak suara untuk perempuan di Inggris akhirnya diberikan pada tahun 1918 melalui Undang-Undang Representasi Rakyat.
Namun, hak suara baru diberikan kepada perempuan yang berusia di atas 30 tahun dan memiliki properti. Baru pada tahun 1928, hak suara diperluas untuk semua perempuan yang berusia di atas 21 tahun.
Gerakan sufrajisme adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan hak asasi manusia dan kesetaraan gender.
Baca juga : globalisasi adalah
Setelah hak suara didapat, gerakan feminisme berkembang menjadi gerakan yang lebih luas untuk mengatasi diskriminasi gender di berbagai bidang, termasuk dalam pendidikan, pekerjaan, politik, dan keluarga.
Pada tahun 1960-an dan 1970-an, gerakan feminisme di AS dan Eropa mengalami puncaknya, dikenal sebagai gelombang kedua feminisme.
Gerakan ini menuntut hak-hak baru, seperti hak atas kesehatan reproduksi, hak untuk bekerja tanpa diskriminasi, dan kesetaraan dalam perkawinan
Pada tahun 1980-an dan setelahnya, gerakan feminisme mengalami perubahan dan perkembangan yang lebih kompleks, termasuk pengakuan terhadap berbagai macam pengalaman dan perspektif perempuan serta upaya untuk menciptakan kesetaraan di seluruh dunia.
Saat ini, gerakan feminisme masih berjuang untuk mencapai kesetaraan gender dan memerangi segala bentuk diskriminasi, pelecehan, dan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia.
3 Gelombang Gerakan feminisme.
Berikut adalah 3 Gelombang gerakan feminisme yang terkenal:
Gerakan Feminisme Gelombang Pertama.
Gerakan feminisme gelombang pertama dimulai pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 di Eropa dan Amerika Utara. Gerakan ini memperjuangkan hak-hak politik, ekonomi, dan pendidikan bagi perempuan.
Para aktivis feminis gelombang pertama, seperti Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Stanton, memperjuangkan hak suara bagi perempuan dan memperjuangkan kesetaraan hak dalam berbagai aspek kehidupan.
Gerakan Feminisme Gelombang Kedua.

Gerakan feminisme gelombang kedua dimulai pada tahun 1960-an dan berlanjut hingga 1980-an. Gerakan ini fokus pada isu-isu seperti diskriminasi gender, hak reproduksi, dan kekerasan terhadap perempuan.
Para aktivis feminis gelombang kedua, seperti Betty Friedan dan Gloria Steinem, menyerukan perubahan dalam kebijakan dan budaya untuk mengatasi ketidakadilan gender dan memberikan otonomi bagi perempuan.
Gerakan Feminisme Gelombang Ketiga.
Gerakan feminisme gelombang ketiga dimulai pada tahun 1990-an dan terus berlanjut hingga saat ini. Gerakan ini lebih memperhatikan isu-isu seperti diversitas, identitas, dan seksualitas.
Para aktivis feminis gelombang ketiga menekankan pentingnya memperjuangkan hak-hak perempuan dari berbagai latar belakang dan mengakui bahwa pengalaman perempuan berbeda-beda. Gerakan ini juga memperjuangkan kesetaraan gender dalam media dan budaya populer, serta menolak seksisme dan objektifikasi perempuan.
Feminisme di Indonesia.

Gerakan feminisme di Indonesia telah muncul sejak awal abad ke-20, ketika para feminis Indonesia mulai memperjuangkan hak-hak perempuan dalam pendidikan, politik, dan ekonomi.
Gerakan ini semakin kuat setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, ketika perempuan mulai terlibat dalam pembangunan nasional dan memperjuangkan hak-hak mereka dalam berbagai bidang.
Beberapa tokoh feminis Indonesia yang terkenal antara lain Kartini, seorang pemikir dan aktivis sosial yang terkenal karena perjuangannya untuk hak-hak perempuan, dan Maria Ulfah, seorang aktivis perempuan dan pengacara yang memperjuangkan hak-hak perempuan dalam hukum dan politik.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, gerakan feminis di Indonesia semakin berkembang dan semakin beragam.
Beberapa organisasi feminis yang terkenal antara lain Women’s Studies Center dan Koalisi Perempuan Indonesia.
Gerakan ini memperjuangkan hak-hak perempuan dalam berbagai bidang, termasuk hak reproduksi, hak-hak politik, hak-hak ekonomi, dan hak-hak kekerasan.
Namun, gerakan feminis di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk resistensi dari kelompok-kelompok konservatif dan tradisionalis, serta lemahnya dukungan dari pemerintah.
Namun, upaya-upaya terus dilakukan oleh para feminis di Indonesia untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut dan memperjuangkan hak-hak perempuan di dalam masyarakat Indonesia.
Baca juga : Ketimpangan Sosial adalah
Dan itulah kawan penjelasan mengenai Pengertian Feminisme adalah, semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu.
Sampai jumpa di postingan berikutnya hanya di ilmusaku.com