‘Ganyang Malaysia’ Konflik Indonesia dan Malaysia (1963-66)

Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Sejarah “Ganyang Malaysia” sebuah sejarah konflik dan perselisihan antara dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia yang terjadi di pulau Borneo atau Kalimantan.

Konflik ini berawal dari penolakan Indonesia terhadap pendirian Negara Federasi Malaysia karena dianggap sebagai salah satu Hasil dari Imperialisme dan Kolonialisme Inggris Raya.

Pembentukan Federasi Malaysia dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia. Oleh karena itu, berdirinya negara federasi Malaysia ditentang oleh pemerintah Indonesia. Hingga terjadi konflik Indonesia dan Malaysia.

Tapi apakah yang terjadi dalam konfrontasi dengan Malaysia yang berjalan selama 3 tahun tersebut ? Mari kita simak materinya bersama sama.

Ganyang Malaysia’ Konflik Indonesia dan Malaysia (1963-66)

Awal Konflik

Tunku Abdul Rahman
Tuanku Abdul Rahman, PM Malaysia

Konflik antara Indonesia dan Malaysia atau Peristiwa Ganyang Malaysia ini adalah sebuah konflik bersenjata terkait persengketaan wilayah dan penolakan penggabungan wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak.

Di mulai dengan pidato Presiden Soekarno di 28 April 1964 ketika sedang diadakannya sidang Komando Operasi Tertinggi (KOTI) di Istana Merdeka yang berbunyi :

Malaysia adalah bahaja, mebahajai, membahajakan Revolusi Indonesia. Karena itu maka kita serempak seia-sekata, Malaysia harus kita ganjang habis-habisan

ir Soekarno

Menjadi salah satu awal dari peristiwa sejarah panjang konfrontasi antara dua negara bertetangga.

Kemurkaan Soekarno terhadap Malaysia ini berawal dari dibentuknya Federasi Malaya melalui campur tangan Inggris (Singapura dan British Borneo atau Sarawak dan Sabah). Selain Indonesia, Filipina juga menolak berdirinya Negara Federasi Malaysia.

Filipina memiliki klaim atas Sabah, karena daerah itu memiliki hubungan sejarah dengan Pemerintah Filipina melalui Kesultanan Sulu yang tinggal di Filipina Selatan atau Moro.

peristiwa ini juga mewarnai peristiwa sejarah lain seperti pembebasan Papua barat dan Pemberontakan Brunei.

Peristiwa konfrontasi Indonesia Malaysia ini menjadi salah satu alasan yang membuat Indonesia harus keluar dari keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1965.

Baca juga : Thomas Stamford Raffles – Gubernur Jendral Inggris

Dimulainya Konfrontasi Indonesia Malaysia

images 51
Sumber : Tribunnews.com

Awalnya setelah pertemuan antara Presiden Soekarno dan PM Tuanku Abdul Rahman Perdana Menteri Malaysia di Tokyo, Jepang. dan Pertemuan di Filipina. Indonesia dan Filipina secara resmi menyetujui pembentukan Negara Federasi Malaysia.

Konfrontasi ini merupakan perang kecil yang tidak dideklarasikan dengan sebagian besar aksi terjadi di daerah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia Timur (di bantu oleh pemerintah Inggris.)di pulau Kalimantan

Tapi PM Tuanku Abdul Rahman justru menandatangani pembentukan negara tersebut dengan Inggris di London pada 9 Juli 1963, di mana disebutkan Negara Federasi Malaysia akan dibentuk pada 31 Agustus 1963. Hal itu menimbulkan kecurigaan Presiden Soekarno yang menganggap hal itu sebagai bukti campur tangan pemerintah Inggris.

Setelah itu berlanjut dengan pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi di Manila pada pertengahan Juli 1963. Melalui pertemuan tersebut, dihasilkan tiga dokumen penting, yaitu Deklarasi Manila, Persetujuan Manila, dan Komunike Bersama.

Demonstrasi besar-besaran menentang berdirinya Federasi Malaysia mulai terjadi di Indonesia. Kedutaan besar Inggris menjadi sasaran.

Begitu juga 21 rumah stafnya yang berada di Jakarta menjadi sasaran demontrasi dan dibakar habis oleh massa. Mobil-mobil mereka dibakar, perkebunan-perkebunan milik pengusaha Inggris di Jawa dan Sumatra disita dan kemudian pemerintah mengumumkan penyitaan atas semua milik Inggris di Indonesia.

Konflik ini juga menarik perhatian beberapa negara yang menghendaki penyelesaian pertikaian secara damai. Pemerintah Amerika Serikat, Jepang dan Thailand berusaha melakukan mediasi menyelesaikan masalah ini, tapi usaha mereka gagal.

Pemberontakan Brunei

Pada 8 Desember 1962, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) melakukan pemberontakan di Brunei dan ingin menangkap Sultan Brunei. Gerakan pemberontakan ini dicurigai mendapatkan dukungan dari pemerintah Indonesia.

Menurut iwm.org.uk, TNKU melakukan upaya untuk merebut kekuasaan dengan pemberontakan bersenjata dengan merebut kota  Limbang  dan menyerang sejumlah fasilitas pemerintah dan kantor di seluruh negeri. 

Tapi gerakan pemberontakan yang dimotori oleh Indonesia ini mendapatkan perlawanan dari pemerintah Brunei di bantu oleh pemerintah Kolonial Inggris, hingga pemberontakan tersebut tidak berhasil.

Demontrasi Anti Indonesia di Malaysia.

images 49 min
Sumber : kompas.com

Pada 17 September 1963, terjadi beberapa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para demonstran anti-Indonesia di Kuala Lumpur . Kemarahan paras demonstran dikarenakan konfrontasi presiden Soekarno terhadap Malaysia diikuti dengan serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap federasi Malaysia.

Kemarahan para demonstran dia Malaysia kemudian mendapatkan balasan dari Presiden Soekarno, ia ingin pun membuat dan melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia.

Pernyataan resmi tentang politik konfrontasi “Ganyang Malaysia” dinyatakan pada rapat umum 11 Februari 1963, yang disusul dengan pengumuman resmi pada 13 Februari dan disusul oleh pernyataan perang dari Menteri Luar Negeri Indonesia, Dr Subandrio. Dan perang pun dimulai.

Jalannya Konflik

Setelah pemberontakan, pasukan Indonesia mulai menyeberang ke Sarawak, Sabah dan Tawal (Tawau) di Kalimantan Utara untuk menduduki wilayah perbatasan yang jarang penduduknya dan mulai terjadi konfrontasi kecil dengan pasukan perbatasan Malaysia.

Pada tahun 1965 pasukan Inggris masuk ke dalam konfrontasi dengan sebutan operasi Claret. Mereka melakukan patroli diam-diam, lalu menyusup melintasi perbatasan Indonesia untuk menyerang setiap kelompok besar pasukan yang berkumpul di sana dan menyergap rute pasukan Indonesia.

Medan hutan Kalimantan dan kurangnya jalan untuk melintasi perbatasan Malaysia-Indonesia memaksa pasukan Indonesia dan pasukan Persemakmuran (Inggris dan Malaysia) untuk melakukan patroli jarak jauh.

Kedua belah pihak mengandalkan operasi infanteri ringan dan transportasi udara, meski pasukan Inggris mendapatkan keuntungan karena memiliki persenjataan dan pesawat yang lebih baik.

Teror Bom di Orchard Road

Pada tanggal 10 Maret 1965, sebuah tas travel berisi bom seberat 12,5 kilogram meledak di Orchard Road, Singapura. Kawasan Orchard Road dikenal sebagai pusat bisnis itu seketika gempar.

Teror bom itu rupanya aksi salah sasaran. Perintah dalam operasi adalah meledakkan gedung Hong Kong and Shanghai Bank atau MacDonald House di Orchard Road, Central Area, Singapura.

Aksi teror itu langsung mengundang perhatian pemerintah Singapura, yang langsung menuduh pemerintah Indonesia sebagai dalang ledakan.

Selang tiga hari setelah kejadian ledakan, dua orang Indonesia yang merupakan anggota Marinir, Usman Janatin dan Harun Thohir, ditangkap dan menjadi tersangka. Sementara satu orang lagi yang bernama Gani bin Arup berhasil melarikan diri.

Dokumen militer menyatakan bahwa misi mereka adalah melakukan sabotase perlengkapan dan instalasi milik Singapura dengan menyamar sebagai pemasok barang dagangan ke Malaysia dan Singapura.

Bagi Usman, Harun, dan Gani, aksi bom adalah tugas negara yang menjadi tanggung jawab sebagai warga negara dan tentara Indonesia. Tetapi bagi Singapura, peledakan bom di tersebut merupakan teror bom paling besar. Hingga akhirnya Usman dan Harun yang tertangkap kemudian dijatuhi hukuman mati di Singapura.

Indonesia Keluar dari PBB.

Usaha Inggris untuk menjadikan Malaysia sebaga anggota tetap Dewan Keamanan PBB, membuat geram Presiden Soekarno. Sehingga pada 7 Januari 1965, Indonesia menyatakan keluar dari PBB.

Akhir dari Konflik

images 50 min
korban G30S PKI

Menjelang akhir tahun 1965, setelah gagalnya beberapa serangan dan gejolak politik dan ekonomi di Indonesia semakin tak menentu. Kedudukan kekuasaan Presiden Soekarno mulai menurun di tandai dengan mulai banyaknya demonstrasi.

Selain itu terjadi gesekan antara Partao Komunis Indonesia (PKI) dan beberapa Jendral TNI. Gesekan tersebut memicu peristiwa penting yang kita kenal sebagai Peristiwa G30S PKI. Hal ini menjadi akhir dari pemerintahan Presiden Soekarno dan akhir dari konflik antara Indonesia dan Malaysia.

Permasalahan konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir setelah tercapainya Persetujuan Damai dan untuk segera memulihkan hubungan diplomatik dan menghentikan konflik di Bangkok yang ditandatangani oleh :

  • Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik,
  • Wakil Perdana Menteri Malaysia Tun Abdul Razak,
  • Menteri Luar Negeri Filipina Narciso Ramos,
  • Menteri Luar Negeri Singapura S. Rajaratnam,
  • Menteri Luar Negeri Thailand Thanat Khoman

Selain itu, Pada 28 September 1966, Indonesia pun kembali menjadi anggota PBB yang diikuti dengan semakin eratnya hubungan Indonesia-Malaysia hingga saat ini.

Baca juga : Opium Wars – Perang Karena Narkoba.

Dan itulah kawan, Pembahasan tentang Ganyang Malaysia, semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu dan semoga perdamaian di Asia Tenggara tetap terjalin sepanjang masa.

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K