Indische Partij dan 3 Serangkai – Partai Hindia Pertama

Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Indische Partij, Partai Pertama Indonesia yang menjadi salah pelopor perjuangan dan persatuan pemuda dan Bangsa saat pendudukan Belanda.

Bersama dengan Organisasi seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam. Indische Partij menjadi wadah awal pemuda – pemuda Hindia Belanda yang di pelopori oleh tiga serangkai untuk mendapatkan kebebasan berserikat.

Nah, untuk informasi lebih lengkap tentang Partai Hindia Belanda ini, mari kita simak materinya bersama – sama.

Apa itu Indische Partij ?

Indische Partij
Sumber : Wikipedia.com

Indische Partij (IP) atau bisa kita artikan sebagai Partai Hindia-Belanda adalah sebuah partai yang di dirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai.

Organisasi Politik pertama Indonesia ini mempunyai cita-cita luhur yaitu menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo, Cina, Arab, dan sebagainya.

Menurut Marwati Djoned Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto (1984) Para Pendiri Indische Party yaitu Tiga Serangkai, sering melakukan berbagai Propaganda di surat kabar de Express untuk menyerukan semangat Indische Bond (Hindia untuk orang Hindia) untuk melawan ketidakadilan dan kolonialisme yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda.

Baca juga : Gubernur Jenderal Belanda Pertama

Tiga Serangkai adalah..

Tiga serangkai adalah
Sumber : MMC.kalteng.go.id

Tiga serangkai adalah kumpulan tiga tokoh penting yang merujuk pada E.F.E. Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi, Dr Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantoro.

Mereka bertiga dikenal sebagai tiga tokoh yang cukup radikal (keras) dalam menentang kekuasaan Pemerintah kolonialis Belanda.

E.F.E. Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi)

Dr Setiabudi
Sumber : wikia

Ernest Douwes Dekker atau dikenal dengan nama Dr Danudirja Setiabudi lahir pada tahun 8 Oktober 1879 di Pasuruan keresidenan Malang. Dia adalah Orang Indonesia berdarah Belanda yang menjadi salah satu Tokoh Kemerdekaan Indonesia.

Ayahnya adalah seorang banker asli Belanda bernama Auguste Henri Edouard Douwes Dekker dan ibunya adalah Indo blasteran Jerman bernama Louisa Margaretha Neumann. Dari keluarga Ayahnya, dia masih berkerabat dekat dengan Multatuli, Penulis asal Belanda yang anti dengan kolonialisme Belanda di Indonesia melalui bukunya Max Havelaar.

Sebelum menjadi Politisi, E.F.E. Douwes Dekker dikenal sebagai Jurnalis yang kerap mengkritik pemerintah kolonial yang diskriminatif pada warga pribumi.

Dr Tjipto Mangunkusumo

Dr Tjipto Mangunkusumo
Sumber : kompas.com

Tjipto Mangoenkoesoemo lahir di Ambarawa, Semarang. Pada tanggal 4 Maret tahun 1886. Beliau dikenal sebagai seorang guru politik dan mentor orang – orang besar tanah air seperti Semaoen (Ketua PKI), Kartosuwiryo (DI/TII) dan Proklamator Ir, Soekarno.

Beliau pernah bergabung dengan Budi Utomo dan Komite Bumi Putera. Komite Bumi Putera adalah sebuah gerakan kritik keras dengan mengirim telegram pada Ratu Belanda, Wilhelmina terhadap 100 tahun perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis.

Perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis itu dirasa menghina nasib bangsa Indonesia sendiri yang saat itu masih dijajah oleh Bangsa Belanda.

Ki Hajar Dewantara

images 29 2 min

Ki Hajar Dewantara atau bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah tokoh politik dan pendidikan yang dikenal karena mendirikan Taman siswa dan bergabung dengan Tiga Serangkai.

Sebagai seorang Bangsawan beliau lahir di Pakualaman pada 2 May 1889. Berkat latar belakang priyayi (bangsawan Jawa), ia dapat mengakses pendidikan publik kolonial yang sulit di akses oleh pribumi pada umumnya.

Hal itu Yang mendorongnya untuk mengembangkan pendidikan untuk kaum Bumi Putera.

Program kerja Indische Partij (IP)

Cita-cita IP banyak disebar luaskan melalui surat kabar De Expres. Di samping itu juga disusun program kerja sebagai berikut:

  • meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia).
  • Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang pemerintahan, maupun kemasyarakatan.
  • Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang lain.
  • memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan.
  • berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia.
  • dalam pendidikan, kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.

Melihat cita cita dan program kerja mereka bisa dikatakan bahwa IP merupakan partai politik pertama di Hindia Belanda (Indonesia) dengan haluan kooperasi dan Persatuan.

Awal Pendirian Indische Party

Munculnya organisasi ini awalnya karena adanya diskriminasi terhadap golongan orang Indo-Belanda dan Bumi Putera asli yang dianggap lebih rendah kedudukannya dari pada orang Belanda asli (totok).

Mereka lalu mendirikan Indische Bond untuk menyuarakan aspirasi mereka. Douwes Dekker yang berganti nama menjadi Setiabudi. Telah lama hidup bersama rakyat pribumi membuatnya di pecat olej pemerintah Kolonial Belanda sebagai pengawas perkebunan kopi.

Selanjutnya pada 1912, Douwes Dekker mengajak Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara untuk mendirikan partai sendiri bernama Indische Partij.

Tjipto dan Suwardi sendiri merupakan dua tokoh Pribumi yang sudah lama bergerak dan menjadi aktivis di Budi Utomo.

Dengan menggaungkan semangat kemerdekaan untuk Indische (Hindia/Indonesia), pergerakan mereka pun mendapat respon positif dari masyarakat. Karena berbagai tulisan dan gagasan mereka di berbagai surat kabar.

Seperti Surat kabar de Locomotief di Semarang, kemudian harian Soerabajasch Handelsblad, Bataviaasch Nieuwsblad, dan akhirnya di
majalah Het Tijdschrift dan surat kabar De Expres.

Hingga dalam waktu yang singkat setelah IP dapat mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang 7.000 orang dan kebanyakan dari anggota adalah Bumi Putera.

Setelah pendiriannya, Tiga Serangkai pun mencoba untuk mendaftarkan status badan hukum mereka ke pemerintah Hindia Belanda. Namun, upaya tersebut rupanya ditolak pada 11 Maret 1913 oleh Gubernur Jendral Idenburg.

Dengan alasan bahwa Organisasi ini sebagai organisasi terlarang dan berbahaya (pertengahan
1913) karena mengajarkan tentang Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Apalagi insiden Perayaan Kemerdekaan Belanda dari Perancis. Dimana Ki Hajar Dewantara menulis artikel sarkastik berjudul Als ik een Nederlander was (Andaikan aku seorang Belanda).

Lalu Dr Cipto Mangunkusumo yang melakukan hal yang sama, ia menuliskan artikel sarkastik yang dimuat dalam De Express pada 26 Juli 1913 berjudul Kracht of Vrees? (Kekuatan atau ketakutan?)

Di tambah artikel dari Douwes Dekker yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat yang memantik kemarahan pihak pemerintah Belanda.

Menurunnya Pengaruh Indische Partij

Oleh karena sifatnya yang progresif menyatakan diri sebagai partai politik dengan tujuan yang tegas, yakni Indonesia merdeka, para Pimpinan Indische Partij pun di tangkap dan diasingkan.

Douwes Dekker dibuang ke Kupang, NTT dan Cipto Mangunkusumo diasingkan ke Pulau Banda.

Dengan diasingkannya tiga Serangkai maka kegiatan dan pengaruh IP makin menurun. Selanjutnya, IP berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP).

Namun NIP tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat karena berfokus pada pendidikan.

Baca juga : Pendirian Budi Utomo.

Dan itulah kawan materi tentang Indische Party semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu semua. Agar kita tidak melupakan sejarah perjuangan bangsa.

Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya hanya di ilmusaku.com

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K