Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih yang Melegenda. Cerita Rakyat ini telah menjadi sebuah budaya populer dan seringkali muncul dan ditampilkan ke berbagai media, mulai dari media cetak ataupun film dan Sinetron.
Asal dari Legenda atau Folklore ini masih banyak memicu perdebatan ada yang menyebut jika kisah ini berasal dari Melayu tepatnya kepulauan Riau ada pula yang menyebut jika kisah ini berasal dari Yogyakarta.
Tapi yang pasti kisah ini sangat populer karena mengajarkan tentang budi pekerti yang baik dan sifat yang patut untuk di teladani. Kisah yang mirip dengan cerita Rakyat dari Eropa Cinderella ini sangatlah bagus untuk menjadi pelajaran bagi anak – anak.
Nah, untuk mengetahui kisah Bawang Merah dan Bawang Putih ini lebih lengkap, mari kita simak sama – sama ceritanya.
Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih yang Melegenda

Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggalah keluarga pedagang kaya yang terdiri dari Ayah dan anak perempuannya yang cantik bernama bawang putih. Dari kecil bawang putih di tinggal oleh ibu kandungnya yang sakit keras.
Di desa tersebut juga tinggal seorang janda yang terkenal cantik, janda itu memiliki seorang anak yang diberi nama bawang merah. Janda tersebut sering mengunjungi keluarga bawang putih sejak ibu bawang putih meninggal.
Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikahi dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi. Dengan pertimbangan itu, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah.
Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai terlihat, apalagi jika ayah bawang putih sedang pergi berjualan ke kota.
Mereka jadi sering membentak dan menyuruh – nyuruh bawang putih mengerjakan pekerjaan rumah.
Baca juga : Cara Menanam Bawang Merah.
Bawang Merah dan Bawang Putih sendiri memiliki sifat dan perangai yang sangat berbeda dan bertolak belakang. Bawang Putih adalah gadis sederhana dan baik hati sedangkan Bawang Merah adalah gadis yang malas, sombong dan juga pendengki.
Sifat buruk Bawang Merah kian menjadi-jadi akibat ibunya selalu memanjakannya. Sang janda selalu memenuhi semua permintaan dan tuntutan Bawang Merah. Hingga semua pekerjaan rumah dilimpahkan kepada bawang putih yang malang.
Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya. Perilaku jahat mereka makin menjadi saat ayah bawang putih tiba – tiba sakit, dan meninggal dunia.
Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun, mencuci baju ke sungai sampai menyetrika. Semuanya dilakukan oleh dirinya dengan sepenuh hati.
Pada suatu hari Bawang Putih tengah mengerjakan pekerjaan rumah mencuci pakaian milik Ibu Tiri dan Saudari Tirinya. Cucian itu sangat banyak hingga tanpa sadar salah satu baju terbawa arus sungai.
Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.
Tentu saja sang ibu tiri marah besar. Sumpah serapah keluar dari mulut di ibu tiri. Dia lalu menyuruh gadis malang itu untuk mencari baju yang hanyut itu sampai ketemu apapun yang terjadi.
Bawang Putih yang patuh segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi untuk mencari baju yang hilang itu. Tapi sampai, Matahari mulai meninggi, Bawang putih belum juga menemukan baju milik ibu tirinya itu.
Tiap kali bertemu seseorang di sungai ia selalu menanyakan apakah mereka melihat kain tersebut. Sayang sekali tak seorangpun yang melihat di mana kain hanyut itu berada.
Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam tiba, tapi dia belum menemukan keberadaan baju yang hilang itu. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai.
Disana dia menemukan seorang nenek tua yang sedang memasak air. Bawang Putih meminta izin untuk tinggal sebentar sambil bertanya kepada sang nenek, apakah si nenek menemukan baju milik ibunya.
“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku” ucap si nenek. Lalu bawang putih menceritakan tentang perintah ibunya pada si nenek, si nenek itu mendengarkan dengan seksama lalu berkata
“Sayang, sekali padahal aku menyukai baju itu, tapi akan ku kembalikan dengan syarat kamu tinggal menemani nenek selama satu Minggu saja dan membantu pekerjaan nenek. Nenek sudah tua tak bisa bekerja terlalu keras.” kata si nenek.
Bawang Putih pun setuju, Karena di sudah terbiasa bekerja keras dan dia merasa kasian melihat nenek tua renta yang hidup sendiri. Jadi selama seminggu Bawang Putih bekerja dengan sangat rajin hingga membuat si nenek terkesan.
Saat akan pulang ke rumahnya si nenek mengembalikan baju si ibu padanya, selain itu dia juga memberikan dua buah labu, labu yang kecil dan labu yang lebih besar. hadiah dari kerja kerasnya selama seminggu. Tapi bawang putih yang tidak serakah hanya mengambil satu buah labu yang kecil untuk dirinya.
Sampai di rumah bukannya disambut dengan ramah. Bawang putih di marahi habis – habisan oleh ibu dan saudari tirinya, bawang merah.
Bawang Putih pun menceritakan apa yang telah terjadi. Ibu Tiri yang tetap marah karena Bawang Putih hanya membawa sebutir labu kecil, ia kemudian merebutnya dan membanting buah itu ke tanah.
Tapi betapa kagetnya mereka setelah buah labu kecil itu ternyata berisi emas, intan dan permata. Bukannya bersyukur karena bawang putih membawa hadiah. Mereka kembali memarahi bawang putih karena memilih labu yang kecil.
Akhir Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih
Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya yang tamak dan rakus. berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya dan mereka berencana untuk mengambil labu yang lebih besar.
Setelah mengikuti cara bawang putih. Akhirnya Bawang Merah tiba di gua tempat nenek itu tinggal. Tapi tidak seperti Bawang Putih yang rajin. Bawang Merah yang malas dan sombong menolak membantu nenek itu.
Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi.
Tapi ketika akan pergi, bawang merah meminta buah labu yang sama pada si nenek tua. Karena di paksa nenek tua itu dengan terpaksa memberikan labu yang besar pada bawang merah.

Sesampainya di rumah, bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira membawa labu besar yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi menjauh dari rumah dan pergi ke sungai.
Tapi ketika labu besar itu mereka buka, Yang mereka temukan bukanlah emas dan permata melainkan ular, kalajengking dan binatang berbisa lainnya. Yang langsung menyambar dan menyerang mereka berdua hingga tewas.
Itulah balasan bagi orang yang serakah, tamak dan jahat.
Baca juga : Legenda Panglima to di Lating.
Dan itulah kawan kisah bawang merah dan bawang putih. Semoga cerita ini memberikan gambaran tentang bagaimana orang jahat akan mendapatkan balasan yang buruk pula, sedangkan orang yang baik dan rajin akan mendapatkan balasan yang baik pula.