Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Teori konstruksi Realitas Sosial adalah 3 tahapan Konstruksi Realitas Sosial, Teori dan juga contoh – contoh yang dapat kita temukan di kehidupan sehari-hari.
Orang yang mencetuskan ide ini adalah Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Mereka berdua adalah ahli sosiologi yang berasal dari Austria yang bekerja di Amerika Serikat. Mereka berdua menulis buku The Social Construction of Reality pada tahun 1966 yang menjelaskan tentang Konstruksi Realitas Sosial.
Tapi apa sih Konstruksi Realitas Sosial itu, mari kita simak penjelasannya bersama – sama.
Pengertian Realitas Sosial

Realitas sosial adalah fenomena sosial yang terjadi di masyarakat yang berada di luar kemauan dan kemampuan kita tapi tetap terjadi, dan bagi orang yang mengalaminya, hal itu tidak bisa dihindari. Realitas sosial dapat juga sebagai kenyataan atau fakta yang terjadi di dalam masyarakat.
Realitas Sosial terdiri dari prinsip – prinsip sosial yang sudah diterima dari suatu komunitas , yang dengan demikian melibatkan hukum dan representasi sosial yang relatif stabil.
Menurut Alfred Schütz terdapat dua realitas sosial dalam dunia sosial yaitu realitas sosial yang dapat dialami secara langsung ( umwelt ) dan realitas sosial di luarcakrawala langsung, yang masih dapat dialami jika dicari atau realitas yang kita alami sendiri atau pengalaman orang lain diluar kita.
Baca juga : Komunikasi Interpersonal adalah
Konstruksi Realitas Sosial

Konstruksi Realitas Sosial atau konstruksionisme sosial adalah sebuah teori yang menjelaskan tentang realitas hasil dari kontruksi yang dilakukan secara bersama lalu membentuk asumsi-asumsi tentang realitas dan kenyataan.
Salah satu penyebab lahirnya teori konstruksi sosial adalah pertanyaan Berger mengenai apa itu kenyataan. Pertanyaan tersebut muncul akibat dominasi dua paradigma filsafat; empirisme dan rasionalisme.
Melalui konsepsi sosiologi pengetahuan, Berger akhirnya berhasil menjawab pertanyaannya dengan rumusan “kenyataan obyektif” dan “kenyataan subyektif”.
Menurut Berger and Luckmann (1966), manusia berada dalam kenyataan obyektif dan subyektif. Dalam kenyataan obyektif, manusia secara struktural dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia tinggal.
Menurut Thomas WI Thomas (1928), “Jika pria mendefinisikan situasi sebagai nyata, mereka nyata dalam konsekuensinya”
Dengan kata lain, kehidupan manusia ditentukan secara sosial, dari saat lahir hingga tumbuh dewasa dan tua. Ada hubungan timbal-balik antara diri manusia dengan konteks sosial yang membentuk identitasnya hingga terjadi habitualisasi dalam diri manusia.
Setiap masyarakat memiliki sistem pengetahuan yang diterima secara turun-temurun. Gagasan pengetahuan yang bersifat lokal atau tradisional (kita mungkin lebih kenal dengan sebutan adat dan tradisi) hampir ada pada setiap masyarakat, sedari dulu hingga kini.
Sementara itu, dalam kenyataan subyektif, manusia dipandang sebagai organisme yang mengikuti kecenderungan tertentu dalam masyarakat.
Dalam hal ini manusia berkembang sesuai lingkungan sosialnya. Individu dapat mengambil alih dunia sosial lalu membentuknya sesuai dengan kreatifitas yang dimiliki oleh tiap individu.
menurut Berger dan Luckmann 1966. Kita tidak hanya membangun masyarakat kita sendiri tetapi kita juga harus dapat menerima apa adanya karena orang lain telah menciptakan realitas sosial sendiri sebelum kita. jadi Masyarakat sebenarnya adalah “kebiasaan”.
3 Macam Realitas Sosial
Menurut Peter L. Berger terbagi 3 macam realitas sosial yang terjadi akibat pengalaman beberapa individu dalam masyarakat yaitu :
Realitas Sosial Objektif
Realitas sosial objektif adalah realitas sosial yang bersifat apa adanya, artinya realitas yang tidak ada dalam diri manusia itu sendiri, sebagai contoh adalah lingkungan tempat dia itu tinggal
Realitas sosial objektif merupakan kompleksitas definisi realitas yang terkait gejala-gejala sosial, seperti misalnya tingkah laku yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sering dihadapi oleh individu sebagai fakta.
Realitas Sosial Simbolik
Realitas Sosial Simbolik adalah sebuah ekspresi yang berbentuk simbolik dari sebuah kenyataan yang sifatnya objektif. realitas ini menjadi kenyataan umum yang bentuknya bisa dilihat dari karya seni, fiksi, ataupun pemberitaan media massa.
Realitas Sosial Subjektif.
Realitas sosial subjektif adalah realitas yang berada dalam diri manusia yang dikonstruksi berdasarkan pengalamannya.
Realitas ini merupakan penggabungan antara Realitas Objektif dan Realitas Simbolis. Dimana suatu realitas yang dimiliki dan dialami oleh individu akhirnya berubah seiring menyerap sebuah kenyataan dari individu lain.
Sebagai contoh dari realitas subjektif adalah pandangan, penilaian, konsep, aturan, dan sebagainya
Tahapan Konstruksi Realitas Sosial
Berger dan Luckmann kemudian menyatakan jika terdapat 3 tahapan Konstruksi Realitas sosial yaitu :
- Eksternalisasi – usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia yang terus berlanjut ke dalam dunia, baik secara mental maupun aktivitas fisik manusia.
- Obyektivitas – hasil yang dicapai dari berbagai aktivitas yang dilakukan baik fisik maupun mental, dari kegiatan eksternalisasi yang dilakukan oleh manusia
- Internalisasi – merupakan dasar bagi Pemahaman oleh individu dan orang lain. Serta pemahaman tentang dunia secara struktur obyektif menjadi struktur kesadaran subyektif (sosialisasi) yang bermakna dari kenyataan sosial.
Contoh Realitas Sosial.
Berikut ini adalah beberapa contoh realitas sosial :
- Kemiskinan
- BerKeluarga
- Berorganisasi
- Sekolah
Baca juga : Metode Pembelajaran Kurikulum 2013.
Dan itulah kawan Pembahasan tentang Kontruksi Realitas sosial. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya hanya di sini.
Sumber :
- Peter I Berger and Luckmann, 1966, The Social Construction of Reality.
- http://argyo.staff.uns.ac.id/2013/04/10/teori-konstruksi-sosial-dari-peter-l-berger-dan-thomas-luckman/
- https://courses.lumenlearning.com/sociology/chapter/social-constructions-of-reality/