Mengenal Kerajaan Mataram Kuno atau Kedatuan Medang

Halo sobat, Setelah kita mempelajari kisah tentang Kedatuan Sriwijaya, sekarang kita beranjak untuk mempelajari kedatuan lainnya. Yaitu Kedatuan/ Kerajaan Mataram Kuno (Medang) yang dianggap berjasa mendirikan sebuah situs candi termegah di Asia tenggara, Borobudur.

Nah Sobat, apakah kamu penasaran untuk mengetahui tentang kisah dan sejarah Kerajaan Mataram Kuno atau Kedatuan Medang ini, jika iya, mari kita pelajari sama – sama.

Apa Sih Kerajaan Mataram Kuno atau Kedatuan Medang itu ?

Kerajaan Mataram Kuno atau Kedatuan Medang adalah sebuah kerajaan maritim yang berdiri di Jawa tengah pada abad ke 8 Masehi dan lalu diduga akibat letusan Gunung Merapi, Raja Mataram Kuno Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. berpindah ke Jawa timur pada abad ke 10 Masehi.

Kerajaan yang telah berpindah tempat ini tidak lagi disebut Mataram, namun menjadi kerajaan Medang, Namun beberapa literatur masih menyebutnya sebagai Mataram.

Kerajaan ini didirikan oleh Wangsa Sanjaya, diperintah oleh Wangsa Syailendra dan Wangsa Isyana.

Wangsa atau dinasti sendiri berarti sebuah kelanjutan kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh satu garis keturunan (keluarga yang sama).

Dimanakah Pusat Kerajaan Mataram atau Kedatuan Medang berada ?

Kerajaan Mataram kuno
Sumber : Wikipedia.com

Saat pertama pusat kerajaan Mataram Kuno berada di Bumi Mataram atau sekarang di sebut Yogyakarta dan sekitarnya(Kedu hingga Prambanan). Nama ini ditemukan dalam beberapa prasasti, misalnya prasasti Minto dan prasasti Anjuk ladang. Istilah “Mataram” kemudian lazim dipakai untuk menyebut nama kerajaan secara keseluruhan, meskipun tidak selamanya kerajaan ini berpusat di sana.

Nah sobat, ternyata pusat kedatuan Medang atau Mataram itu tidak hanya di Mataram saja, karena kerajaan ini pernah beberapa kali memindahkan pusat pemerintahannya, diantaranya sebagai berikut :

  • Medang i Bhumi Mataram (zaman Sanjaya)
  • Medang i Mamrati (zaman Rakai Pikatan)
  • Medang i Poh Pitu (zaman Dyah Balitung)
  • Medang i Bhumi Mataram (zaman Dyah Wawa)
  • Medang i Tamwlang (zaman Mpu Sindok)
  • Medang i Watugaluh (zaman Mpu Sindok)
  • Medang i Wwatan (zaman Dharmawangsa Teguh)

Mataram terletak di daerah Yogyakarta sekarang. Mamrati dan Poh Pitu diperkirakan terletak di daerah Kedu. Sementara itu, Tamwlang sekarang disebut dengan nama Tembelang, sedangkan Watugaluh sekarang disebut Megaluh. Keduanya terletak di daerah Jombang. Istana terakhir, yaitu Wwatan, sekarang disebut dengan nama Wotan, yang terletak di daerah Madiun.

Sejarah Berdirinya Kedatuan Medang

Catatan awal kedatuan Medang tercatat dalam prasasti Canggal (732), yang menceritakan tentang pendirian Siwalingga (lambang Siwa) di bukit di daerah Kunjarakunja yang terletak di pulau bernama Yawadwipa (Jawa) yang diberkahi dengan banyak beras dan emas di bawah perintah Sanjaya.

Lalu ada Prasasti Mantyasih dia tahun 907 Masehi atas nama Dyah Balitung yang menyebutkan dengan jelas bahwa raja pertama Kerajaan Medang adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Kisah Raja Sanjaya ini juga diceritakan dalam kisah epik Carita Parahyangan yang baru ditulis ratusan tahun setelah kematiannya, yaitu sekitar abad ke-16.

Sistem Pemerintahan.

Pemimpin tertinggi Kerajaan Medang adalah Raja. Sanjaya sendiri sebagai raja pertama memakai gelar Ratu. Ratu disini bukan berarti dia perempuan iya, karena saat itu di Indonesia gelar Ratu setara dengan Datu yang berarti “pemimpin”. Keduanya merupakan gelar asli Indonesia.

Nah, ketika Dinasti Syailendra memimpin seperti halnya gelar di Sriwijaya, Ratu dihapusnya dan diganti dengan gelar Sri Maharaja. 

Dua ‘ Wangsa’ dalam Satu Kerajaan

Mulanya kehidupan agama Mataram Kuno didominasi olah agama Hindu (Syiwa). Namun setelah Raja Sanjaya wafat, Rakai Panangkaran memeluk agama Buddha Mahayana, lalu dia mendukung perkembangan agama Buddha di kerajaan ini.

Dalam Prasasti Kalasan (berangka 778 M), ia memberikan hadiah tanah dan memerintahkan untuk membangun candi untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta agama Buddha.

setelah Raja Panangkaran wafat, sempat terjadi perpecahan antara keluarga yang masih menganut Hindu dan sebagian yang sudah menganut agama Buddha. Namun perpecahan tersebut tidak berlangsung lama dan di kerajaan Mataram Kuno penganut agama Hindu dan Buddha hidup rukun.

Lalu kerajaan memiliki dua dinasti, Wangsa Sanjaya untuk yang masih teguh memeluk Hindu Siva (Shiwa) dan Syailendra yang memeluk agama Buddha Mahayana.

Baca juga : Kerajaan Sunda Galuh

Hubungan Kedatuan Medang dan Kedatuan Sriwijaya

Hubungan kerajaan Mataram Kuna dengan Sriwijaya terjadi akibat pernikahan Maharaja Samaragrawira dari Wangsa Syailendra dengan Dewi Tara, putri Raja Dharmasetu dari Kedatuan Sriwijaya.

Samaragrawira memiliki anak Samaratungga dan Balaputradewa yang menjadi Raja Sriwijaya dan membawa kerajaan itu mencapai puncak keemasannya.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan jika terjadi pertentangan dan perebutan kekuasaan antara Balaputradewa dan anak dan menantu dari Samaratungga, Pramowaradhani dan Rakai Pikatan.

Perang perebutan kekuasaan antara Pikatan dengan Balaputradewa tersebut membuat Balaputradewa mendirikan benteng pertahanan di perbukitan di sebelah selatan Prambanan.

Benteng tersebut sekarang kira kenal dengan Candi Boko. Pada akhirnya Balaputradewa terdesak dan melarikan diri ke Sumatra.

Tapi kisah ini dibantah oleh sejarawan lain dengan alasan Balaputradewa telah menjadi Raja Sriwijaya saat Rakai Pikatan berkuasa, dan peperangan merebut kekuasaan sebenarnya, menurut Profesor Boechori (1991) terjadi antara Rakai Pikatan dan Rakai Walaing pu Kumbhayoni, seorang Shiwais dari Dinasti Sanjaya juga.

Raja yang Memerintah Kerajaan Mataram kuno.

  • Sanjaya, pendiri Kerajaan Medang
  • Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Syailendra
  • Rakai Panunggalan alias Dharanindra
  • Rakai Warak alias Samaragrawira, ayah dari Balaputradewa.
  • Rakai Garung alias Samaratungga
  • Rakai Pikatan, suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya
  • Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala
  • Rakai Watuhumalang
  • Rakai Watukura Dyah Balitung
  • Mpu Daksa
  • Rakai Layang Dyah Tulodong
  • Rakai Sumba Dyah Wawa
  • Mpu Sindok, Pendiri Wangsa Isyana.
  • Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya
  • Makuthawangsawardhana
  • Dharmawangsa Teguh, Raja Medang Terakhir.

Baca juga : Kerajaan Kanjuruhan

Masa Kejayaan.

Kedatuan medang
Penemuan Wonoboyo, Bukti Kejayaan Medang

Masa kejayaan Kerajaan Medang atau Mataram bermulai dari pemerintahan Rakai Panangkaran sampai ke Dyah Balitung (rentang antara 760-910) yang berlangsung selama 150 tahun.

Di periode ini marak mekarnya seni dan arsitektur Jawa kuno dan juga perluasan wilayah dari Jawa tengah menuju Jawa timur dan Bali., juga pendirian sejumlah candi dan monumen megah membentang cakrawala dari dataran Kedu dan dataran Kewu. Candi yang paling terkenal adalah candi Sewu, Borobudur dan Prambanan.

Peristiwa Mahapralaya dan Hancurnya Medang.

Mahapralaya adalah peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur berdasarkan berita dalam prasasti Pucangan. Sebagian sejarawan menyebut Peristiwa ini terjadi pada tahun 1006, sedangkan yang lainnya menyebut tahun 1016.

Raja terakhir Medang adalah Dharmawangsa Teguh, cicit Mpu Sindok. Dia beberapa kali mengirim pasukan untuk menggempur ibu kota Sriwijaya sejak ia naik takhta tahun 991. hubungan dengan Kedatuan Sriwijaya pun memanas.

Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika ia mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa tewas. Hingga menjadi akhir dari kekuasaan kerajaan Medang yang berkuasa.

Baca juga : leluhur orang Indonesia

Peninggalan Kerajaan Medang.

Selain meninggalkan bukti sejarah berupa prasasti-prasasti yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, Kerajaan Medang juga membangun banyak candi, baik itu yang bercorak Hindu maupun Buddha diantaranya :

Prasasti :

  • Prasasti Linggasutan (929),
  • Prasasti Gulung-Gulung (929),
  • Prasasti Cunggrang (929),
  • Prasasti Jru-Jru (930),
  • Prasasti Waharu (931),
  • Prasasti Sumbut (931),
  • Prasasti Wulig (935),
  • Prasasti Anjuk Ladang (937).

Candi :

Candi Kalasan

Candi Kalasan

Candi Plaosan

Candi Plaosan

Candi Prambanan.

Candi Prambanan
Sumber : traveloka.com

Candi Sewu

Candi Sewu
sumber : aloudiatour.com

Candi Mendut

Candi Mendut

Candi Pawon

Candi Sambisari

Candi Sambisari
sumber : kompas.com

Candi Sari

Candi Sari

Candi Kedulan

Candi Kedulan

Candi Morangan

Candi Morangan

Candi Ijo

Candi Barong

Candi Barong

Candi Sojiwan

Candi Sojiwan

Candi Borobudur

Candi Borobudur

Penutup

Dan itulah Sobat kisah tentang Kerajaan Mataram Kuno atau Kedatuan Medang. Semoga bisa membantu kamu mempelajari sejarah kerajaan kuno di Nusantara ini.

Sampai jumpa lagi di ilmu – ilmu menarik lainnya.

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K