Halo sobat, setelah kita mengetahui Teori masuknya Islam ke Nusantara. Sekarang kita akan membahas tentang Kesultanan Samudera Pasai yang dianggap sebagai Kerajaan Islam Pertama di Nusantara.
Bagaimana Awal berdirinya Kesultanan Samudera Pasai ? Apa arti dari Samudera Pasai dan Apa saja Peninggalan dari Kerajaan Samudera Pasai ini ?
Mari kita cari tahu sama – sama
Apa Kesultanan Samudera Pasai itu ?

Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan yang bercorak kesultanan Islam yang terletak di pesisir Utara Aceh, tepatnya di kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Provinsi Aceh dan merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara.
Samudera Pasai diperkirakan tumbuh berkembang antara tahun 1270 dan 1275, atau pertengahan abad ke13.
Kerajaan ini terletak lebih kurang 15 km di sebelah timur Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, dengan sultan pertamanya bernama Sultan Malik as-Shaleh (wafat tahun 696 H atau 1297 M).Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu atau Sultan Malik as-Shaleh pada tahun 1267 M.
Apa Arti Nama Kerajaan Samudera Pasai itu ?
Berdasarkan literatur Hikayat Raja-raja Pasai kata Samudera berasal dari kata “Semudera” yang berarti ‘semut yang sangat besar’. Nama itu di pakai oleh pendiri kerajaan, Meurah Silu saat melihat seekor semut berukuran besar ketika berburu di dataran tinggi dan Nama ‘Pasai’ sendiri berasal dari nama Anjing pemburu milik sang Raja yang bernama ‘Si Pasai’.
Tapi beberapa Peneliti menganggap jika Nama Samudera berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Samudra yang berarti lautan luas. (Yang masuk akal mengingat Samudra Pasai adalah kerajaan Maritim)
Sejarah Berdirinya Samudra Pasai
Kerajaan ini pertama kali didirikan pada tahun 1267 oleh seorang laksamana perang yang berasal dari Mesir bernama Nizammudin Al-Kamil. Beliau diperintahkan pada tahun 1238 M untuk merebut pelabuhan Kambayat di Gujarat yang tujuannya untuk menjadikan tempat itu sebagai pemasaran barang-barang perdagangan dari timur. Beliau juga mendirikan sebuah Kesultanan di Utara Aceh, untuk menguasai perdagangan Lada di Nusantara.
Beliau mengangkat Meurah Silu sebagai sultan pertama dengan gelat Sultan Malik as-Shaleh. Meurah Silu Sendiri adalah adalah keturunan dari Sukee Imeum Peuet.
Sukee Imeum Peuet adalah sebutan untuk keturunan keempat dari maharaja/meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer (Champa) yang merupakan pendiri pertama kerajaan-kerajaan di Hindu di Aceh.
Dalam kitab Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai diceritakan bahwa Sultan Malik as-Shaleh sebelumnya hanya seorang kepala Gampong Samudera bernama Marah Silu.
Setelah menganut agama Islam kemudian baru beliau berganti nama menjadi Malik as-Shaleh.
Pengganti Sultan Malik al Saleh ialah Sultan Muhammad (Sultan Malik al Thahir). Pada abad ke-14 (1345) Ibnu Battuta seorang utusan dari Kasultanan Delhi yang akan pergi ke Cina singgah di Samudra Pasai. Raja terakhir Samudra Pasai ialah Zainal Abidin (1523–1524 ).
Ibnu Battutah
Ibnu Battutah adalah seorang musyafir termasyur dari Maroko. Sejak kecil ia sudah belajar Al Quran. Pada usia 21 tahun, di telah menjadi seorang ahli ilmu tajwid dan fikih Islam yang terkemuka. Ibnu Battutah menuliskan kisah perjalanannya setelah ia mengembara ke wilayah-wilayah seperti Persia, Turki, Pegunungan Hindu Kush,Cina dan Sebagainya.
Periode Pemerintahan.
Rentang kekuasan Kerajaan Samudera Pasai berlangsung sekitar 3 abad, mulai dari abad ke-13 sampai abad ke 16 M.
Kehidupan Politik dan Pemerintahan Samudera Pasai.
Berdasarkan Catatan dari Marcopolo (1291) Raja dari Samudera Pasai bergelar Sultan. Pusat pemerintahan Kesultanan Pasai terletak di antara Krueng Jambo Aye (Sungai Jambu Air) dengan Krueng Pase (Sungai Pasai), Aceh Utara.
Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri, syahbandar dan kadi. Sementara Anak sultan baik lelaki maupun perempuan diberi gelar dengan Tun, begitu juga beberapa petinggi kerajaan.
Menurut catatan dari Ibnu Batutah, merupakan pelabuhan yang penting dan istananya disusun dan diatur oleh patihnya yang bergelar Amir.
Selain itu Kesultanan Pasai memiliki beberapa kerajaan kecil di bawah kekuasaannya, dan penguasanya juga bergelar sultan.
Kehidupan Ekonomi dan Budaya di Kesultanan Samudera Pasai.

Pada masa kejayaannya, Samudera Pasai menjadi salah satu pusat perdagangan yang cukup penting di asia. Letaknya yang strategis membuat wilayah kerajaan ini sering dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negara, seperti Cina, India, Siam, Arab, dan Persia.
Pasai sendiri merupakan kota dagang, Lada, Kapur Barus dan Emas adalah komoditas utama dari perdagangan di Samudera Pasai. Untuk membuat mengontrol perdagangan Samudera Pasai menggunakan mata uang Deureuham atau Dirham.
Dirham Pasai.

Mata uang dirham secara resmi digunakan dalam perdagangan di Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1297 setelah di perkenalkan oleh Sultan Muhammad Az-Zahir . Mata uang ini berupa kepingan emas yang memiliki diameter 10 mm dan berat sekitar 0,6 gram.
Sisi atas uang logam emas itu bertuliskan Muhammad Malik Al-Zahir dan sisi bawah bertuliskan Al-Sultan al-adil yang artinya sultan harus memberi keadilan terhadap masyarakat.
Bahasa Melayu Pasai dan Huruf Arab Jawi

Sebagai pusat penyebaran agama Islam, Kesultanan Pasai menggunakan Huruf Jawi (Arab Melayu) untuk menuliskan kitab – kitabnya. Dan dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat menggunakan Bahasa Melayu Klasik.
Baca juga : Kesultanan Aceh
Silsilah Kerajaan Samudra Pasai
- Sultan Malik as-Saleh (1267-1297)
- Sultan Al-Malik at Tahir I/Muhammad I (1297-1326)
- Sultan Ahmad I (1326-?)
- Sultan Al-Malik at Tahir II (?-1349)
- Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)
- Ratu Nahrasyiyah (1406-1428)
- Sultan Zainal Abidin (1428-1438)
- Sultan Salahuddin (1438-1462)
- Sultan Ahmad II (1462-1464)
- Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)
- Sultan Ahmad IV (1466-1466)
- Sultan Mahmud (1466-1468)
- Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)
- Sultan Muhammad Syah II (1474 – 1495)
- Sultan Al-Kamil (1495-1495)
- Sultan Abdullah (1495-1506)
- Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)
- Sultan Abdullah II (1507-1509)
- Sultan Ahmad V (1509-1514)
- Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)
Runtuhnya Kesultanan Samudera Pasai.
Pada tahun 1521 di bawah pimpinan Sultan Zainal -Abidin, Portugis menyerang kerajaan Padai karena berpindahnya pusat perdagangan dari Kesultanan Melaka yang mereka kuasai ke Pasai. Karena kuatnya Angkatan perang Portugis mereka berhasil menaklukkan Kerajaan Samudera Pasai.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, raja Kerajaan Aceh Darussalam untuk mengambil alih kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai dan akhirnya pada 1524 Kerajaan Samudra Pasai jatuh ke tangan Kerajaan Aceh Darussalam dibuktikan dengan berpindahnya Lonceng Cakra Donya milik Kerajaan Pasai ke Kerajaan Aceh Darussalam.
Dan itulah kawan tentang kerajaan Islam pertama di Nusantara, Kesultanan Pasai, semoga info ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.
Sumber :
- acehprov.go.id
- Sejarah Indonesia Kelas X (2017). Jakarta: Kemendikbud RI.