Halo sobat, kali ini kita akan membahas tentang sistem koloid dan aplikasi di kehidupan sehari-hari.
Kalian pernahkan membuat secangkir kopi, atau teh, ataupun sebuah sirop. Nah hal itu dalam ilmu kimia lebih dikenal dengan nama Koloid. Dan ternyata banyak sekali loh, zat koloid dalam kehidupan kita sehari-hari.
Tapi apa sih Koloid itu sebenarnya ? Apa saja sih yang termasuk ke dalam sistem Koloid itu ? Untuk lebih jelasnya mari kita simak materinya sama – sama.
Pengertian Sistem Koloid

Sistem Koloid adalah bentuk campuran yang ukuran partikel terdispersinya berada diantara larutan dan campuran kasar (suspensi) dan memiliki sifat – sifat yang khas.
Meskipun ukuran Partikel Koloid lebih besar daripada larutan, tapi partikelnya tak bisa kita lihat dengan mata telanjang kawan dan hanya dapat kita lihat dari mikroskop ultra.
Sistem Dispersi
Sistem Dispersi adalah zat yang menyebar pada zat pelarut. Zat Pendispersi adalah medium cairan yang digunakan sebagai pelarut dan fase terdispersi adalah zat yang terdispersinya.
Koloid
Sedangkan Koloid adalah campuran heterogen dua zat atau lebih yang berkisar 1 nm – 100 nm, dan merupakan sistem dua frasa.
Istilah koloid sendiri berasal dari penelitian seorang ahli kimia, asal Inggris yang bernama Thomas Graham (1861) dengan mengamati Zat Pati atau gelatin yang berupa kristal tapi tidak berdifusi menjadi membran, seperti kristaloid lainnya.
Contohnya : Mencampurkan Susu dengan Air.
Baca Juga : Pengertian Perubahan Kimia
Larutan
Larutan adalah campuran yang homogen antara dua partikel dalam cairan. Dalam larutan, fase terdiapersi dan medium pendispersinya disebut Solute dan Solven. Contohnya Larutan garam, dimana Garam adalah Solute dan air adalah Solven.
Suspensi
Suspensi atau disebut sebagai Dispersi kasar adalah jenis campuran dengan partikel terdispersi yang berukuran relatif besar tersebar dalam medium pendispersinya.
Ukuran dari Partikel Suspensi lebih besar dari campuran lainnya karena ukurannya kira – kira lebih besar dari 100 nm.
Contohnya adalah dengan mencampurkan Tanah atau pasir dengan Air.
Perbedaan Larutan, Suspensi dan Koloid

Klasifikasi Koloid.
Koloid dapat diklasifikasikan menjadi 8 golongan yaitu diantaranya :

3 Tipe Sistem Koloid.
Pengelompokan sistem koloid dapat kita lakukan melalui wujud Fase terdispersi dan medium pendispersinya. Zat yang jumlahnya sedikit disebut fasa terdispersi (fasa dalam) sedangkan Zat yang jumlahnya lebih banyak disebut medium pendispersi (Fasa luar).
Berdasarkan wujud Fasa Terdispersi dan medium pendispersi, maka sistem Koloid dapat kita kelompok menjadi 3 tipe utama yaitu :
- Sol
- Emulsi
- Busa atau Buih.
Sol.
Sol merupakan koloid yang fase terdispersinya berupa zat padat yang terdispersi dalam bentuk padat, cairan dan gas. Jadi sol dapat dibedakan berdasarkan medium pendispersinya yaitu :
- Sol Padat, jika medium pendispersinya berupa zat padat. Contohnya : intan hitam
- Sol Cair atau Gel, jika medium pendispersinya berupa zat cair. Contohnya : cat, selai, jelly dan lainnya.
- Aerosol Padat, jika medium pendispersinya berupa zat gas. Contohnya : debu dan asap.
Emulsi.
Emulsi adalah koloid yang fase terdispersinya berupa cair yang di dispersikan menjadi zat padat, cair dan gas. Jadi emulsi dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan medium pendispersinya yaitu :
- Emulsi Padat, jika medium pendispersinya adalah zat padat. Contohnya : keju.
- Emulsi, jika medium pendispersinya adalah zat cair. Contohnya : Susu dan Mayonaise.
- Aerosol Cair, jika medium pendispersinya adalah gas. Contohnya : Kabut dan awan.
Busa dan Buih.
Busa dan Buih adalah koloid yang fase terdispersinya berupa gas yang di dispersikan menjadi bentuk padat, cair dan gas. Jadi busa dan buih dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan medium pendispersinya yaitu :
- Busa Padat, jika medium pendispersinya adalah zat padat. Contohnya : Batu Apung.
- Busa, jika medium pendispersinya adalah zat cair. Contohnya busa sabun dan krim kocok.
Baca juga : Pengertian Atom
Sifat – Sifat Koloid
Sistem koloid memiliki sifat yang khas dibandingkan sistem Dispersi lainnya loh, kawan – kawan. Sifat – sifat khas ini memiliki beberapa nama yaitu :
Efek Tyndall.

Kalian pernahkan melihat cahaya matahari masuk ke dalam kamar kalian melalui celah, lalui kalian hanya melihat partikel debu yang berterbangan dalam cahaya tersebut.
Nah, yang kalian lihat itu adalah Cahaya yang mengalami penghamburan oleh debu atau disebut Efek Tyndall. Efek Tyndall sendiri adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Contohnya : adalah proyektor dalam bioskop dan cahaya yang masuk ke celah kamar.
Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak Partikel Koloid dalam medium pendispersi. Partikel – partikel dalam suatu zat selalu bergerak dan gerakan itu menghasilkan bertabrakan antar partikel ke segala arah. Gerakan zig – zag ini yang membuat koloid tetap stabil, tetap homogen dan tidak terjadi pengendapan.
Gerak Brown ini terjadi karena terjadi tabrakan antar partikel ini, banyaknya tumbukan pada suatu sisi partikel koloid tidak sama dengan sisi yang lainnya.
Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan ion atau molekul permukaan oleh partikel koloid. Jadi berbeda dengan absorpsi yang menyerap semua, adsorpsi hanya terjadi di permukaan partikel.
Adsopsi terjadi karena adanya kemampuan partikel koloid untuk menyerap atap ditempeli oleh partikel – partikel kecil. Proses tarik – menarik ini terjadi karena tegangan permukaan koloid yang tinggi. Jika sudah menempel partikel itu cenderung tidak akan lepas.
Partikel yang terabsorpsi akan membentuk lapisan yang tebalnya tak lebih dari satu atau dua lapisan.
Jika kamu meletakan partikel koloid pada Medan listrik, maka partikel bermuatan tertentu akan bergerak menuju elektroda yang muatannya berlawanan dengan partikel tersebut.
Peristiwa gerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda yang bermuatan listrik disebut elektroforesis.
Koagulasi
Partikel – partikel Koloid bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Tapi jika muatan listrik itu hilang maka akan terjadi gumpalan.
Proses terjadinya terjadinya pengendapan dalam partikel Koloid inilah yang disebut dengan Koagulasi.
Koagulasi berfungsi untuk memisahkan fase terdispersi dari medium pendispersinya. partikel koloid dibuat tidak stabil hingga menggumpal lalu dipecahkan dan dipisahkan.
Koagulasi Koloid ini dapat terjadi karena dua cara yaitu :
- Cara Mekanik, Cara penggumpalan partikel koloid mekanik dilakukan dengan cara pemanasan dan pendinginan. Contohnya : merebus telur.
- Cara kimia, cara penggumpalan partikel koloid melalui cara kimia yaitu dengan cara menambahkan larutan elektrolit atau cairan koloid dengan muatan yang berbeda, Contohnya : Pembentukan Delta sungai.
Koloid Liofil dan Liofob
Dalam koloid yang berjenis sol terjadi interaksi antara fase terdispersi yang berupa padatan dengan medium pendispersi yang berupa cair. Dari interaksi itu sol terbagi menjadi dua yaitu :
- Koloid Liofil, merupakan koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya yang berupa air. Koloid Liofil nampak seperti larutan sejati kecuali partikel terdispersinya jauh lebih besar. Contoh koloid Liofil adalah Pati dalam air.
- Koloid Liofob, merupakan koloid fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya, hal ini dikarenakan kurangnya gaya tarik, hingga pada dasarnya koloid Liofob tidak stabil. hingga berkumpul menjadi partikel besar dan menggumpal. Contohnya adalah sol belerang, sol emas dan sol perak.
Perbedaan Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Dan itulah kawan penjelasan mengenai sistem koloid semoga, informasi ini bermanfaat untuk kamu. Dan Sampai jumpa dalam informasi yang menarik dan informatif lainnya hanya di Ilmusaku.com.
Sumber :
- Blog.ruangguru.com
- Suwardi, dkk. Panduan Pelajaran Kimia kelas XI untuk SMA, 2009, Jakarta, Karya Mandiri Nusantara.