Model Pembelajaran Kurikulum 2013, Guru Wajib Tahu!

Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Model Pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 ataupun kurikulum darurat yang Guru dan pengajar Wajib Tahu!

Model Pembelajaran adalah mengacu pada berbagai teori dan metode yang bertujuan untuk menjalankan program pembelajaran di kelas. model belajar juga sebuah perencanaan ataupun pola yang guru gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di dalam kelas.

Menurut Jerome Brunner Model Discovery Learning adalah cara belajar tanpa adanya informasi final dari suatu konsep atau materi, melainkan peserta didik harus mengorganisasi solusinya secara mandiri.

Sehingga Proses Pembelajaran dikelas dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Untuk itu tidak ada salahnya untuk kita mempelajari model belajar yang berlaku di kurikulum 2013 bukan, untuk mari kita simak materinya bersama sama.

Model Pembelajaran Kurikulum 2013, Guru Wajib Tahu!

Model Discovery Learning adalah

Model Pembelajaran
Sumber : hothousedesign.com.au

Model Discovery Learning adalah model belajar yang mengajarkan siswa untuk memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Model ini disebut juga model penyingkapan / penemuan karena seperti dilansir dari situs kemdikbud.go.id, Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses tersebut disebut juga sebagai cognitive process.

Sintak Model Discovery Learning

Berikut ini adalah langkah – langkah dalam proses pembelajaran menggunakan model Discovery Learning.

  1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, berupa bacaan, atau gambar, atau situasi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dibahas.
  2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
  3. Data Collecting (mengumpulkan data). peserta didik diberikan kesempatan untuk mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi.
  4. Data Processing (mengolah data). Peserta didik dilatih untuk mengolah data dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
  5. Verification (memverifikasi). peserta didik diminta untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
  6. Generalization (menyimpulkan). peserta didik diminta untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, hingga dapat memberikan kesimpulan pada kegiatan yang dilakukan.

Teknik Model Discovery Learning

Sesi pembelajaran model penemuan harus dirancang dengan baik, sangat eksperiensial dan interaktif. Pendidik dapat menggunakan cerita, permainan, alat bantu visual dan teknik untuk menarik perhatian yang akan membangun rasa ingin tahu dan minat, dan mengarahkan peserta didik dalam cara berpikir, bertindak, dan refleksi yang baru.

Teknik yang digunakan dalam Discovery Learning dapat bervariasi, dengan tujuan yang sama, yaitu siswa memberikan kesimpulan sendiri di akhir pembelajaran.

Dengan mengeksplorasi dan memanipulasi situasi, siswa berjuang mencari data dan mengolah data, atau dengan melakukan eksperimen, pelajar lebih mungkin untuk mengingat konsep dan pengetahuan yang baru diperoleh.

Kelebihan Model Discovery Learning

Pembelajaran dengan cara penemuan atau Discovery Learning memiliki banyak keunggulan utama, seperti:

  • Ini mendorong motivasi, keterlibatan aktif, dan kreativitas
  • Itu dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kecepatan belajar siswa
  • Ini dapat mendorong siswa belajar otonomi dan kemandirian.
  • Ini memastikan tingkat retensi (kemampuan mengingat) yang lebih tinggi

Kekurangan Model Discovery Learning

  • Dibutuhkan kerangka dan batasan dalam pencarian agar murid tidak merasa kebingungan.
  • Seharusnya tidak digunakan sebagai metode pengajaran utama, karena memiliki keterbatasan dalam praktek dan mungkin menghasilkan pengetahuan yang kurang memadai jika guru tidak menguasai materi.
  • Pendidik perlu mempersiapkan diri dengan baik dan mengantisipasi pertanyaan yang mungkin mereka terima, dan mampu memberikan jawaban atau pedoman yang benar.

Model Inquiry Learning adalah

images 1
Sumber : gohighbrow.com

Model Inquiry learning merupakan sebuah model belajar – mengajar yang menempatkan ide, pertanyaan dan observasi dari peserta menjadi pusat dari pengalaman belajar.

Model Inquiry Learning bertujuan memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau menyelesaikan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Menurut Soedijarto (1993) Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang mampu melahirkan proses belajar yang berkualitas, yaitu suatu proses belajar yang melibatkan partisipasi dan penghayatan pemelajar secara intensif. Makin intensif partisipasi dan penghayatan pemelajar terhadap pengalaman belajarnya, makin tinggilah kualitas proses belajar yang dimaksud.

Dalam bidang sains, inquiry berarti seni atau ilmu bertanya tentang alam dan menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Inquiry dilakukan melalui langkah-langkah seperti observasi dan pengukuran, hipotesis, interpretasi, dan penyusunan teori.

Model Inquiry Learning lebih mementingkan penggunaan penalaran induktif (inductive reasoning) daripada penalaran deduktif (deductive reasoning). Sehingga sering digunakan dalam pembelajaran matematika.

Sintak Model Inquiry Learning

  • Penyajian fenomena, Pendidik menyajikan Fenomena untuk menjadi bahan materi pembelajaran.
  • Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
  • Merumuskan masalah. Siswa membuat pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena yang diamati berbentuk kalimat tanya yang sederhana, singkat, padat, dan jelas.
  • peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
  • Mengumpulkan data yang terkait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
  • Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.

Kelebihan model Inquiry

  • Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
  • Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
  • Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
  • Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.
  • Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
  • Situasi proses belajar menjadi aktif.
  • Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
  • Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

Kekurangan Model Inquiry

  • Diharuskan adanya kesiapan mental pada siswa.
  • Perlu adanya proses penyesuaian/adaptasi dari metode tradisional ke pendekatan ini.

Model Problem-based Learning/PBL

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-based Learning/PBL) adalah model pengajaran di mana guru menyajikan masalah dunia nyata yang kompleks dan digunakan sebagai kendaraan untuk siswa belajar konsep dan prinsip yang bertentangan dengan presentasi langsung fakta dan konsep.

Menurut Norman and Schmidt (1992) Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep High Order Thinking Skills (HOT’s), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri dan keterampilan.

PBL dapat dimasukkan ke dalam situasi belajar apa pun. Dalam definisi PBL yang paling ketat, pendekatan ini digunakan sepanjang semester sebagai metode utama pengajaran.

Sintak model Problem Based Learning

berikut ini adalah langkah dari model Problem Based Learning yaitu :

Langkah model Problem Based Learning dari Bransford and Stein

  • Mengidentifikasi masalah;
  • Menetapkan masalah melalui berpikir tentang masalah dan menyeleksi informasi-informasi yang relevan;
  • Mengembangkan solusi melalui pengidentifikasian alternatif-alternatif, tukar-pikiran dan mengecek perbedaan pandang;
  • Melakukan tindakan strategis, dan
  • Melihat ulang dan mengevaluasi pengaruh-pengaruh dari solusi yang dilakukan.

Langkah model PBL Trouble Shooting

  • Merumuskan uraian masalah;
  • Mengembangkan kemungkinan penyebab;
  • Mengetes penyebab atau proses diagnosis, dan
  • Mengevaluasi.

Kelebihan Model PBL

  • Menantang kemampuan siswa serta
  • Meningkatkan motivasi pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia nyata.
  • Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab.
  • Membuat siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
  • Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
  • Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
  • Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.

Kekurangan Model PBL

  • Jika siswa tidak memiliki semangat maka masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
  • siswa hanya akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Baca juga : Teori Belajar dan Tokohnya.

Model Project Based Learning adalah

Model Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media pembelajaran. Peserta didik melakukan di tuntut untuk melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

Siswa melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik, lalu Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan.

Menurut Cole & Wasburn Moses (2010) Tujuan Project Based Learning adalah meningkatkan motivasi belajar, team work, keterampilan kolaborasi dalam pencapaian kemampuan akademik tingkat tinggi dan kreativitas yang dibutuhkan pada abad 21.

Sintak Project Based Learning

  • Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. sebagai langkah awal peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
  • Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
  • Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek agar sesuai target.
  • Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. pelaksanaan dan perkembangan proyek. Guru dan Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
  • Menguji hasil menggunakan Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  • Mengevaluasi kegiatan/pengalaman sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain

Model Production based Training.

images 31 min

Model Production Based Training/Production Based Education and Training adalah model pembelajaran dan pelatihan yang menyatu dengan proses produksi, dimana peserta didik diberikan pengalaman belajar pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan evaluasi produk/kendali mutu produk, hingga langkah pelayanan pasca produksi.

Tujuan penggunaan model pembelajaranPBT adalah untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan organisasi kerja. Biasanya model pembelajaran ini digunakan di SMK.

Sintak Model Production based Training

  • Membuat perencanaan produk dapat berupa benda hasil produksi/layanan jasa/pertunjukan dll
  • Melaksanakan proses produksi didik diajak melakukan tahapan produksi berdasarkan rencana produk benda/layanan jasa/pertunjukan dll.
  • Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu),
  • Mengembangkan rencana pemasaran.

Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif atau Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran atau yang menekankan pada sikap atau perilaku bekerja sama dalam pembelajaran yang dilakukan dengan membuat sejumlah kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 anak yang bertujuan untuk saling memotivasi antar anggotanya untuk saling membantu agar tujuan dapat tercapai secara maksimal.

Menurut Bern dan Erickson (2001) “Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) merupakan strategi pembelajaran yang mengorganisir pembelajaran dengan menggunakan kelompok belajar kecil dimana siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Robert Slavin cooperative learning adalah salah satu bentuk paham pembelajaran konstruktivis. konstruktivisme adalah suatu teknik pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan mandiri membina pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan yang telah siswa miliki sebelumnya.

Metode Pembelajaran Kooperatif Learning

  • Jigsaw
  • Team Game Tournament (TGT)
  • Student Team Achievement Division (STAD)
  • Roleplay
  • Group investigation (GI)
  • Metode struktural
  • Think- Pair- Share
  • Numbered heads Together
  • Point- Counter- Point
  • Listening Team.

Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

  • Present goals and set (Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa)
  • Mempresentasikan informasi kepada siswa
  • Organize students into learning teams (Mengorganisir siswa ke dalam tim-tim belajar)
  • Assist team work and study (Membantu kerja tim dan belajar)
  • Test on the materials (Mengevaluasi)
  • Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan prestasi individu maupun kelompok

Baca juga : Metode Pembelajaran adalah.

Dan itulah kawan Model Pembelajaran kurikulum 2013 semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya hanya di ilmusaku.com

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K