Pengertian Hidrolisis Garam dan Jenis Garam

Halo sobat, hari kita akan membahas tentang Pengertian Hidrolisis Garam dan Macam Hidrolisis yang bisa kita temukan di kehidupan kita sehari – hari. Siapa sih yang tidak memasak dan menambahkan rasa tanpa garam ?

Jika suatu asam dan basa beraksi satu sama lain akan menghasilkan garam dan air. Sifat larutan garam tersebut bergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan.

Jadi larutan garam bisa bersifat asam, basa, atau Netral iya ? Dan apa yang mengakibatkan perbedaan sifat larutan garam tersebut ?

Untuk tahu lebih banyak tentang Hidrolisis Garam mari kita simak penjelasannya.

Hidrolisis Garam dan Macam Hidrolisis

Pengertian Garam.

Garam
Sumber : sarajevotimes.com

Garam adalah senyawa elektrolit yang terdiri dari perakitan ionik kation dan anion dari proses netralisasi larutan asam dengan larutan basa.

Kation yang dimiliki garam adalah kation dari basa asalnya, sedangkan anion yang dimiliki oleh garam adalah anion yang berasal dari asam pembentuknya.

Kedua ion inilah yang nantinya akan menentukan sifat dari suatu garam jika dilarutkan dalam air.

Baca Juga : Pengertian Sistem Koloid

Pengertian Hidrolisis Garam.

Pengertian Hidrolisis garam
Sumber : thoughtco.com

Pengertian Hidrolisis berasal dari kata hidro yang berarti air dan lisis yang berarti penguraian. Hidrolisis adalah reaksi penguraian garam oleh air atau reaksi ion-ion garam dengan air.

Beberapa sifat dan karakteristik dari hidrolisis garam adalah sebagai berikut:

  • Menghasilkan asam dan basa pembentuk garam.
  • Kation dan anion dari asam-bas yang kuat tidak dapat terhidrolisis karena sudah terionisasi dengan sempurna.
  • Garam tidak bisa terhidrolisis jika tidak ada kation maupun anion yang bereaksi.
  • Garam terhidrolisis sebagian jika salah satu kation atau anion bereaksi.
  • Garam terhidrolis sempurna bisa terjadi jika kation dan anion bereaksi.

Baca Juga : Pengertian Sedimentasi

Jenis Garam.

Ada beberapa jenis garam yang mesti kamu ketahui.

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat

Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, baik kation maupun anionnya tidak akan bereaksi dengan air karena ion-ion yang dilepaskan akan segera terionisasi kembali secara sempurna.

Contoh: NaCl, K²SO⁴, Ba(NO3)²

Di dalam air, NaCl terionisasi sempurna membentuk ion Na+ dan Cl– menurut reaksi berikut:

NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl– (aq).

Pelarutan garam ini sama sekali tidak akan mengubah jumlah [H+] dan [OH–]dalam air, sehingga larutannya bersifat netral (pH=7). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis dalam air.

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah

Garam jenis ini bersifat asam dalam air karena kationnya terhidrolisis (memberikan proton kepada air), sedangkan anionnya tidak.

Contoh: Al²(SO4)³, AgNO³, CuSo⁴, NH⁴Cl, AlCl³

NH⁴Cl (aq) →NH⁴+ (aq) + Cl– (aq)

Ion NH⁴ bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

NH⁴+(aq) + H²O (l) > NH⁴OH (aq) + H+ (aq).

Adanya ion H+ yang dihasilkan dari reaksi kesetimbangan tersebut menyebabkan konsentrasi ion H+ di dalam air lebih banyak daripada konsentrasi ion OH–, sehingga larutan akan bersifat asam (pH < 7). Dengan demikian, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) di dalam air dan larutannya bersifat asam.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah jika dilarutkan dalam air. Anion inilah yang menghasilkan ion OH– bila bereaksi dengan air. Contoh: CH³COONa, NaF, Na²CO³, KCN, CaS.

CH³COONa (aq)→ CH³COO– (aq) + Na+ (aq)

Ion NH⁴ + bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan sebagai berikut:

CH³COO– (aq) + H2O (l) →CH3COOH (aq) + OH– (aq)

Reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion OH- sehingga konsentrasi ion H+ dalam air menjadi lebih sedikit. Jadi, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) di dalam air dan larutannya bersifat basa.

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah

Jika garam jenis ini dilarutkan ke dalam air, maka kation dan anionnya akan Mengalami hidrolisis. Contoh: NH⁴CN, (NH⁴)²CO³, CH³COONH⁴

NH⁴CN (aq) →NH⁴ + (aq) + CN– (aq)

Ion NH⁴ + bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan.

NH⁴ + (aq) + H2O (l) →NH⁴OH (aq) + H+ (aq)

Ion CN– bereaksi dengan air membentuk kesetimbangan:

CN– (aq) + H²O (l) →HCN (aq) + OH– (aq)

Kedua reaksi kesetimbangan tersebut menghasilkan ion H+ dan ion OH_. Jadi, dapat disimpulkan bahwa garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis sempurna (total) di dalam air. Sifat larutannya ditentukan oleh harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan tetapan kesetimbangan basa (Kb) dari kedua reaksi tersebut. Harga Ka dan Kb menyatakan kekuatan relatif dari asam dan basa yang bersangkutan.

Sifat garam pada Hidrolisis sempurna memiliki bergantung pada nilai Ka dan Kb. Yaitu :

  • Jika Ka = Kb, maka garam tersebut bersifat netral.
  • Jika Ka > Kb, maka garam tersebut bersifat asam.
  • Jika Kb > Ka, maka garam tersebut bersifat basa.

Baca juga : Sejarah Alkimia.

Karena itu reaksi hidrolisis disebut sebagai reaksi kesetimbangan. Tetapan keseteimbangan reaksi hidrolisis disebut tetapan hidrolisis (Kw).

pH larutan garam dari asam kuat dan basa kuat yang tepat habis bereaksi adalah pH = 7 (netral). Nilai pH suatau larutan garam dari asam dan basa dihitung berdasarkan nilai tetapan hidrolisis (Kh), dan tetapan ionisasi asam dan basa (Ka dan Kb).

Dan itulah kawan materi tentang Pengertian hidrolisis garam. Semoga bermanfaat dan bisa kamu gunakan sebagai referensi.

Sampai jumpa lagi.

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K