Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Perang Opium, sebuah perang yang membuat Negara paling kaya di abad pertengahan yaitu kekaisaran Tiongkok di bawah dinasti Qing mengakui kekuatan Inggris Raya dan menyerahkan Hongkong.
Sebuah Perang yang membuat peta kekuatan di dunia menjadi berubah dan semuanya terjadi hanya karena candu atau Opium. Perang yang terjadi dua kali dalam sejarah ini melibatkan tiga kekuatan besar dunia saat itu China, Inggris dan Perancis.
Bagaimana Perang tentang Narkoba ini terjadinya ? Fakta Unik apa mengenai Perang tersebut ? Dan Apa Akibat dari Perang itu ? Mari kita simak materinya bersama sama.
Pengertian Perang Opium

Perang Opium atau Perang Candu adalah dua perang besar yang terjadi antara dinasti Qing dan kekuatan Barat pada pertengahan abad ke-19 dikarenakan perdagangan Candu atau Opium.
Perang ini terjadi sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1839-1842 antara Dinasti Qing melawan EIC (Persekutuan Dagang Inggris) dan Pemerintah Kolonial Inggris dan pada tahun 1856–1860 antara Dinasti Qing melawan Inggris dan Prancis.
Candu atau Opium sendiri adalah lateks kering yang diperoleh dari kapsul biji dari bunga Papaver somniferum atau disebut juga bunga Poppy. Biji dari bunga ini memiliki efek halusinogen dan kecanduan yang berat hingga akhirnya disebut sebagai Candu.
Biji Opium yang diproses secara kimia dapat menghasilkan zat dan obat-obatan berbahaya lainnya seperti Heroin, Morfin dan Opium sintetis lainnya yang tentu saja mengakibatkan kecanduan parah. Opium termasuk dalam kategori Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya.
Baca juga : Sejarah VOC
Sejarah Terjadinya Perang Candu.

Perang Opium I (1839-1842)
Awal terjadinya Perang Candu pertama dimulai dari sengketa perdagangan antara pihak Inggris yang awalnya diwakili oleh Persekutuan Dagang EIC dan Dinasti Qing.
Pada awal abad ke-19, perdagangan barang-barang Tiongkok seperti teh, sutra, dan porselen sangat menguntungkan bagi para pedagang Inggris, apalagi Teh dari Tiongkok sangat digemari oleh masyarakat Inggris saat itu.
Tapi timbul masalah besar karena orang-orang Tiongkok tidak membeli produk yang dibawa oleh pihak Pedagang Inggris. Para penduduk Tiongkok hanya berminat untuk menjual barang mereka dan tentu saja itu membuat Pihak Inggris mengalami kerugian yang cukup besar.
Selain itu Pemerintah Tiongkok saat itu Dinasti Qing membatasi pedagang luar negeri masuk melalui pelabuhan-pelabuhan tertentu yang dijaga ketat dan dengan pajak yang tinggi pula.
Hal itu membuat pihak Kolonial Inggris di India tak tinggal diam. Mereka mengetahui jika Orang – orang dinasti Qing saat itu sering menyelundupkan Candu secara Ilegal dari India melalui jalur Cina Selatan.
Di masa itu, opium belum dianggap sebagai obat terlarang dan sering digunakan untuk obat dan ramuan tradisional, tetapi praktik baru untuk merokok biji opium secara rekreasional meningkatkan permintaan secara besar-besaran dan sering menyebabkan kecanduan yang berat.
Melihat kesempatan itu Perusahaan India Timur dan pedagang Inggris lainnya mulai menyelundupkan opium India ke Tiongkok besar – besaran secara ilegal, dan kali ini mereka menuntut pembayaran lebih besar dengan perak.
Menurut situs milik pemerintah Amerika Serikat, history.state.gov, Di luar masalah yang terkait dengan kecanduan opium, perdagangan opium adalah untuk pertama kalinya, Tiongkok menjadi negara importir dari luar negeri daripada mengekspornya.
Kekaisaran Qing tentu tidak tinggal diam mengingat gara – gara peredaran opium di negaranya. Terlalu banyak masyarakat kecanduan. Hingga Pada tahun 1839, mereka memutuskan untuk memberantas perdagangan ilegal opium.
Bahkan kaisar mengirim surat kepada pemerintah Inggris untuk menghentikan para pedagang opium ilegal. Saat itu pula otoritas Tiongkok menyita lebih dari 20.000 peti opium sekitar 1.400 ton obatyang disimpan di Canton (Guangzhou) dari pedagang Inggris.
Pemerintah Inggris, yang tidak ingin rakyatnya diadili dalam sistem hukum Tiongkok, menolak untuk menyerahkan para terdakwa ke pengadilan kekaisaran Qing. Hingga akhirnya perang Opium Pertama Pecah.
Jalannya Perang Candu Pertama
Perang Opium I berlangsung selama tiga tahun dari 18 Maret 1839 sampai 29 Agustus 1842. Dimulai saat Kapal Perang Inggris menghancurkan blokade Tiongkok di muara Sungai Pearl (Zhu Jiang) di Hong Kong.
Setelahnya Pasukan Inggris memutuskan pada awal tahun 1840 untuk mengirim pasukan ekspedisi ke Tiongkok. Inggris mengambil alih pelabuhan Kanton dan membuka kembali perdagangan opium.
Kampanye Inggris berikutnya selama tahun berikutnya juga berhasil melawan pasukan Qing. Perbedaan Teknologi senjata yang dimiliki masing-masing membuat Pasukan Kekaisaran Qing harus mengakui keunggulan Inggris.
Meskipun serangan balik besar – besaran oleh Pasukan Tiongkok terjadi pada musim semi tahun 1842. Pasukan Inggris yang unggul teknologi berhasil menahan serangan itu, dan bahkan dapat mengambil alih kota Nanjing (Nanking) pada akhir Agustus.
Perjanjian Nanjing
Setelah kalahnya pasukan Tiongkok di Nanjing. Negosiasi perdamaian berjalan dengan cepat, menghasilkan Perjanjian Nanjing , ditandatangani pada 29 Agustus.
Perjanjian ini sangat berat sebelah, karena merugikan Dinasti Qing. Karena mereka diharuskan membayar ganti rugi yang besar kepada Inggris, menyerahkan Hong Kong kepada Inggris, dan meningkatkan jumlah pelabuhan yang dibuka untuk Perusahaan Inggris.
Selain itu Warga Inggris mendapatkan hak Istimewa hingga tak dapat di hukum oleh hukum negara Tiongkok saat itu. Hal ini memicu reaksi dari negara barat yang lain. Hingga akhirnya semuanya mendapatkan hak yang sama.
Selain itu Inggris menyelipkan poin tambahan yang memicu perang candu kedua, yaitu hak untuk berjualan Opium.
Baca juga : Perang Terbesar dalam Sejarah
Perang Opium II (1856–1860)

Pada tahun 1853,Meski Tiongkok harus dikejutkan oleh Pemberontakan Taiping di Nanjing. Komisaris Kekaisaran yang baru dilantik Ye Mingchen bertekad untuk membasmi perdagangan opium, yang secara teknis masih ilegal.
Dia lalu merebut Kapal Cargo yang membawa Opium milik Inggris yang bernama Arrow. Mendengar itu Gubernur Jendral Inggris di Hongkong bernama Sir John Bowring memerintahkan pasukannya untuk membombardir pelabuhan Kanton.
Karena serangan tersebut, Pada tanggal 15 Desember, sebuah kerusuhan terjadi di Kanton, akibatnya properti milik bangsa Eropa dibakar hingga Bowring meminta intervensi militer dan meminta bantuan kepada negara Barat lain untuk membantu.
Prancis merespon, mereka bergabung dengan ekspedisi militer Inggris, dengan alasan pembunuhan seorang misionaris Prancis di pedalaman China pada awal tahun 1856. Selain itu beberapa negara barat lain seperti Rusia dan Amerika Serikat ikut serta dalam ekspedisi itu dilansir dari History.state.gov.
Dua Sekutu itu memulai operasi militer pada akhir tahun 1857. Mereka dengan cepat merebut kota Kanton dan, menggulingkan gubernur kota lama dan menggantinya dengan gubernur yang lebih simpati pada Inggris.
Pada bulan Mei 1858, pasukan sekutu di kapal perang Inggris mencapai Tianjin (Tientsin) dan memaksa Cina melakukan negosiasi. Dan Negosiasi Tianjin pun di mulai.
Perjanjian Tianjin.
Sama seperti perjanjian Nanjing, Perjanjian ini juga sangat memberatkan Kekaisaran Qing. Perjanjian yang ditandatangani pada bulan Juni 1858 dan memberikan tempat bagi utusan asing di Beijing, ibukota kerajaan.
Selain itu Para negara Asing diperbolehkan untuk membuka perusahaan dan perdagangan baru di pelabuhan milik Tiongkok. hak perjalanan asing di pedalaman Cina, dan kebebasan bergerak untuk misionaris Kristen.
Selain itu dalam pertemuan lanjutan di Shanghai, Pihak Inggris juga memaksa Agar Opium atau Candu ini resmi dilegalkan pemerintah.
Pemerintah Tiongkok tidak Menyerah
Inggris menarik pasukan dari Tianjin pada musim panas 1858, tetapi mereka kembali pada Juni 1859 bersama diplomat Prancis untuk meratifikasi perjanjian. Tapi pemerintah Tiongkok menolak untuk memberikan mereka jalan hingga terjadi peperangan.
Selain itu korban melebar hingga maju melewati Dagu. Hingga jatuh korban jiwa cukup banyak diantara kedua belah pihak. Sekutu menekan agar Tiongkok mau meratifikasi, tapi Tiongkok bersikeras, hingga akhirnya perang kembali pecah.
Pasukan Sekutu Masuk Ke Beijing
Pada bulan Agustus 1860 kekuatan kapal perang yang jauh lebih besar yang mengangkut pasukan Inggris dan Prancis menghancurkan Dagu, dan juga Tianjin, dan pada bulan Oktober, mereka bahkan merebut kota Beijing dan menjarah istana Musim panas milik kaisar.
Setelah serangkaian Serangan besar dari pihak Inggris dan Sekutunya. Tiongkok pun menyerah dan menandatangani Perjanjian Tianjin di Beijing. Dengan tambahan menyerahkan semenanjung Kowloon kepada Inggris.
Baca juga : Fakta Tentang Stamford Raffles.
5 Fakta Unik Perang Opium
Setelah tadi kita mempelajari sejarah Perang Opium, kali ini kita juga membahas tentang 5 Fakta Unik Tentang perang Opium ini yaitu
- Kerajaan Inggris menguasai seluruh bagian India, seperti Sindh, untuk melindungi monopoli EIC untuk memproduksi opium.
- 27% dari populasi laki-laki Tiongkok saat itu kecanduan opium. Hingga dia mengeluarkan dekrit tentang krisis opium, dimana dia melarang zat itu. Masalah kecanduan ini sangat parah, hingga beberapa prajurit Tiongkok membawa Opium saat mereka perang.
- Kapal Laut Perang Kerajaan Inggris saat itu memiliki Teknologi terbaik di dunia. Hingga dapat membuat armada laut Tiongkok yang besar itu tidak berkutik. Contohnya Kapal uap seperti HMS Nemesis yang dapat bergerak melawan angin dan pasang surut.
- Pasukan Inggris dan Sekutunya menjarah Istana Musim Panas milik kaisar dan mengambil semua harta Karun yang disimpan di istana tersebut untuk dibawa ke Inggris dan Perancis.
- Fakta unik terakhir tentang Perang Candu ini ialah William Ewart Gladstone, yang kemudian menjadi Perdana Menteri Inggris Raya, sangat membenci perdagangan opium. Dia bahkan sangat menentang Perang Opium dan menyebutnya sebagai Aib dari negara beradab.
Baca juga : Fakta Revolusi Rusia.
Dan itulah kawan Pembahasan materi tentang Perang Opium semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya hanya di ilmusaku.com