Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Pengertian Persuasi adalah dan Strategi Persuasi dan 2 Teknik dalam Persuasi Interpersonal yang biasanya sering digunakan dalam kegiatan kehumasan dan komunikasi pada umumnya.
Komunikasi Persuasif yang bertujuan untuk membujuk penerima atau pembaca pesan agar bersikap sesuai dengan keinginan Persuader (orang yang melakukan aksi Persuasi)
Menurut Cutlip dkk (1985) ada 4 cara untuk merubah pandangan seseorang yaitu melalui tekanan (pressure), pembelian (Purchase), Perlindungan (Patronage) dan Pembujukan (Persuasi)
Melalui Komunikasi Persuasif, sebuah pandangan, sikap dan pendapat seseorang dapat diarahkan sesuai dengan keinginan dari komunikator atau Persuader. Biasanya kegiatan Persuasi banyak digunakan dalam kegiatan Lobi dalam Humas.
Tapi Apakah arti dari Persuasi itu sendiri mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Persuasi Adalah

Persuasi adalah kegiatan membujuk seseorang menggunakan suatu bentuk ataupun proses komunikasi yang khas untuk mempengaruhi pendapat serta sikap seseorang (Persuade) atau Publik sasaran komunikasi.
Menurut Defleur dan Ball-Rokeach (1989) Persuasi adalah penggunaan media massa untuk menyajikan pesan secara sengaja yang dirancang untuk menghasilkan bentuk khusus tindakan pada sebagian khalayak. Bentuk khusus ini maksudnya adalah hal yang ingin dicapai dari kegiatan Persuasi. contohnya adalah rayuan untuk memilih sebuah parpol dalam Pemilu.
Menurut Miller (1987) Persuasi adalah sebuah situasi ketika usaha dibuat untuk memodifikasi atau membentuk perilaku melalui pertukaran simbolis yang kadang-kadang, tetapi tidak selalu terkait dengan kekuatan pemaksa (dengan cara pemaksaan) biasanya dilakukan dengan menyentuh aspek emosi dan logika atau akal sehat dari mereka yang dipersuasi.
Miller (1989) juga berpendapat jika Persuasi bisa bertujuan untuk mengubah sikap, baik dari sikap tidak setuju menjadi sikap setuju terhadap suatu objek.
3 Strategi Persuasi Menurut Defleur dan Ball-Rokeach
Terdapat 3 Strategi Persuasi menurut Defleur dan Ball-Rokeach (1989) diantaranya :
- The Pshycodynamic persuasion strategy (Strategi Persuasi Dinamika Psikis)
- The Sociocultural Persuasion Strategy (Strategi Persuasi sosial budaya)
- The Meaning Construction Strategy (Strategi Persuasi Konstruksi Makna)
Strategi Persuasi Dinamika Psikis (The Pshycodynamic Persuasion Strategy)
Strategi Persuasi Dinamika Psikis dikembangkan atas dasar paradigma kognitif (cognitive paradigm). paradigma kognitif bersumber pada asumsi dalam bidang psikologi yang sering diekspresikan dengan model stimulus-object-response (S-O-R).
Model ini mengekspresikan rangkaian umum peristiwa psikologis yang diasumsikan terlibat dalam menentukan arah tingkah laku. Pertama ada stimulus yang diterima oleh Indra dari lingkungan eksternal.
Kedua, organisme membentuk jenis tanggapan yang akan diberikan. Ketiga, muncul perilaku batang khas sebagai perwujudan hasil respons terhadap stimulus yang diterima.
Strategi ini menekankan bahwa perubahan tingkah laku manusia pada dasarnya merupakan sebuah hasil proses belajar yang dilakukannya. Dalam proses belajar inilah stimulus yang diterima akan diolah sedemikian rupa dalam jangka waktu tertentu yang akan membentuk sebuah perilaku tertentu pula.
Pada akhirnya, struktur kognitif ini akan menentukan perilaku yang terlihat. Hakikat dari strategi Persuasi ini adalah sebuah pesan yang efektif punya unsur – unsur yang mampu membentuk fungsi psikologis individu sedemikian rupa.
Jadi secara sederhananya, gambaran strategi ini adalah ketika seseorang menerima informasi tentang sebuah produk (proses kognitif), kemudian ia memiliki sikap terhadap produk tersebut (pembentukan sikap) dan akhirnya mau membeli produk tersebut (terbentuk sebuah perilaku)
Sayangnya dalam prakteknya sering terjadi perubahan sikap yang terjadi tanpa terjadinya proses kognitif sehingga strategi ini sulit terwujud. Karena strategi ini berpendapat jika ingin merubah sikap seseorang harus merubah pengetahuannya terlebih dahulu dan tentu memerlukan waktu yang lama.
Strategi Persuasi Sosial Budaya (The Sociocultural Persuasion Strategy)
Dibandingkan Strategi pertama yang mementingkan faktor internal seseorang. Strategi berikut ditentukan oleh faktor eksternal dalam hal ini lingkungan sosialnya dalam hal ini harapan sosial (Social Expectations) dan pengaruhnya terhadap perilaku manusia. Contohnya Orang Jepang yang akan mengundurkan diri jika merasa Malu.
Dalam Strategi ini, penting diperhatikan kelompok sosial yang ada, mulai dari keluarga, sekolah, lingkungan kerja dan sebagainya yang punya pengaruh begitu besar dalam mengontrol individu seseorang.
Dalam strategi ini, penekanan diletakkan pada usaha memahami nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku ataupun yang diyakini oleh target persuasi.
Hingga sering terjadi pertentangan antara norma yang diyakini oleh komunikan atau target Persuasi dengan ide yang coba ditawarkan oleh komunikator atau Persuader.
Misalnya orang yang percaya kepada ” Banyak anak banyak rezeki” akan sulit menerima ajakan KB yang mencoba untuk membatasi anak.
Untuk itu harus dilakukan modifikasi harapan sosial sehingga norma yang ada akan membantu diterimanya sebuah ide. Maksudnya mencoba memperkenalkan atau meredefinisikan sebuah Norma.
Contohnya Untuk merubah mindset tentang banyak anak banyak rezeki, Program Keluarga Berencana memperkenalkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang memperkenalkan Bagaimana keluarga kecil dapat hidup berkecukupan dan bahagia.
Strategi Persuasi Konstruksi Makna (The Meaning Construction Strategy)
Strategi ketiga dilihat dari perspektif antropologis. Postulat yang digunakan dalam strategi ini adalah ‘ makna’ mempengaruhi tingkah laku.
Apa yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh makna (meanings) yang diberikan pada sesuatu. Untuk itu, jika ingin mempengaruhi perilaku orang lain, perlu konstruksi makna atau perubahan makna yang melekat pada suatu barang, kegiatan ataupun ide.
Contohnya dalam iklan rokok, untuk menghindari kesan jika Rokok adalah hal yang merusak kesehatan, para perusahaan rokok mengiklankan rokok sebagai produk yang gaul dan keren (Slogan ” Pria Punya Selera”) dan digunakan untuk nongkrong atau bertemu dengan kawan (Slogan ” Gak ada loe gak rame”)
Baca juga : Komunikasi Interpersonal.
2 Teknik Persuasi dalam Komunikasi Interpersonal

Dalam komunikasi interpersonal ataupun sebuah negosiasi terdapat 2 teknik yang dapat kamu gunakan untuk melakukan persuasi yaitu
- Teknik Foot in The Door (FITD)
- Teknik Door in the Face (DITF)
Teknik Persuasi Foot in The Door (FITD)
Teknik Persuasi Foot in The Door (FITD) adalah Teknik dimana seseorang akan memenuhi permintaan kedua yang lebih besar jika dia setuju melalukan hal – hal yang kecil seperti kita akan menginjakan kaki sebelum mengetuk pintu.
Jadi menurut Teknik Persuasi ini, saat melakukan lobi ataupun negosiasi kita jangan dulu langsung meminta ataupun menawarkan hal yang besar. Melainkan mulai dengan hal yang kecil tapi bermakna ataupun yang sangat mereka butuhkan untuk komunikan ataupun Persuade atau target Persuasi.
Setelah mereka menerima hal yang kecil itu dan menganggap hal yang kita tawarkan sangat bermanfaat ataupun berguna bagai mereka, secara teori mereka akan lebih mudah menerima jika kita menawarkan hal yang lebih besar atau bahkan tanpa ditawari pun akan langsung meminta kepada kita.
Teknik Persuasi Door in the Face (DITF)
Teknik Persuasi Door in the Face ini melibatkan pola dimana kita ditolak atau tidak mendapatkan persetujuan hingga mendapatkan sebuah jawaban yang kita inginkan diakhirnya.
Menurut Teknik ini kemungkinan ajakan kita tak langsung diterima atau bahkan ditentang oleh Target Persuasi tapi karena pendekatan kita akhirnya target Persuasi akan merubah jawabannya.
Bagaimana cara merubah pemikiran orang saat melakukan Persuasi ? Kalian dapat menggunakan beberapa cara salah satunya teknik negosiasi bluffing.
Teknik Bluffing adalah teknik negosiasi dengan cara mendistorsi realitas atau kenyataan yang ada, salah satunya dengan menggunakan issue yang diluar konteks atau mencoba mengelabui target Persuasi.
Contoh ketika kita akan menjual Mobil bekas tapi orangnya tidak menyukai mobil bekas, lalu kita akan mencoba menggunakan bluffing dengan cara menceritakan jika mobil bekas tersebut pernah dimiliki oleh pejabat dan memiliki nilai penting hingga pemilik aslinya tak ingin menjual jika tidak sedang mengalami kesukaran dari situ kita mencoba merayu target Persuasi dengan kisah – kisah yang menyentuh.
Baca juga : Model Komunikasi.
Dan itulah kawan Pembahasan tentang materi Pengertian Persuasi semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai di pembahasan menarik lainnya hanya di ilmusaku.com