Pragmatisme adalah – Sejarah, 5 Prinsip dan Kritik

Halo sobat kali ini saya akan membahas tentang Pengertian Pragmatisme adalah – Sejarah, 5 Prinsip dan Kritik, salah satu dari Filsafat Kontemporer yang banyak di teladani oleh banyak orang.

Pengertian Pragmatisme adalah

Pragmatisme adalah

Pragmatisme adalah suatu aliran filsafat yang menekankan pentingnya pengalaman dan praktik dalam menentukan kebenaran atau nilai dari suatu ide atau tindakan.

Pragmatisme menganggap bahwa kebenaran atau nilai suatu ide atau tindakan dapat dinilai berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktik atau pengalaman, bukan dari kriteria abstrak atau teoretis.

Dalam konteks praktis, pragmatisme seringkali diasosiasikan dengan pendekatan yang lebih fokus pada hasil atau tujuan daripada prinsip atau doktrin yang mendasarinya.

Pragmatisme dapat menjadi pendekatan yang efektif dalam mengatasi masalah praktis, karena menempatkan kepentingan dan tujuan akhir di depan teori atau dogma yang mungkin membatasi solusi yang mungkin diterapkan.

Pragmatisme Menurut Para Ahli.

Wm james min
William james

Berikut adalah pengertian Pragmatisme menurut beberapa ahli:

  1. William James: Menurut William James, Pragmatisme adalah sebuah metode dalam filsafat yang menekankan pentingnya pengalaman dan praktik dalam menilai kebenaran dan nilai suatu ide atau tindakan. James mengatakan bahwa sebuah ide atau tindakan dapat dianggap benar jika dapat digunakan untuk mencapai hasil praktis yang diinginkan.
  2. John Dewey: Menurut John Dewey, Pragmatisme adalah sebuah teori tentang pengalaman dan pengetahuan. Dewey mengatakan bahwa pengalaman merupakan sumber utama pengetahuan dan bahwa pengetahuan harus dipahami sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
  3. Charles Sanders Peirce: Menurut Charles Sanders Peirce, Pragmatisme adalah sebuah metode dalam filsafat yang menekankan pentingnya uji coba dan eksperimen dalam menilai kebenaran dan nilai suatu ide atau tindakan. Peirce mengatakan bahwa sebuah ide atau tindakan dapat dianggap benar jika dapat diuji dan diuji ulang dalam pengalaman.
  4. Richard Rorty: Menurut Richard Rorty, Pragmatisme adalah sebuah pendekatan dalam filsafat yang menekankan pentingnya konteks dan situasi dalam menilai kebenaran dan nilai suatu ide atau tindakan. Rorty mengatakan bahwa kebenaran dan nilai tidak bersifat tetap dan statis, melainkan bergantung pada konteks dan situasi yang berbeda-beda.
  5. Susan Haack: Menurut Susan Haack, Pragmatisme adalah sebuah pendekatan dalam filsafat yang menekankan pentingnya kriteria rasional dalam menilai kebenaran dan nilai suatu ide atau tindakan. Haack mengatakan bahwa Pragmatisme memperjuangkan kriteria rasional yang objektif dan dapat diuji dalam pengalaman dan praktik.

Itulah beberapa pengertian Pragmatisme menurut para ahli. Meskipun memiliki perbedaan dalam detail dan penekanan, namun semua pengertian tersebut sepakat bahwa Pragmatisme menekankan pentingnya pengalaman, praktik, dan konteks dalam menilai kebenaran dan nilai suatu ide atau tindakan.

Baca juga : Pancasila adalah.

Sejarah Pragmatisme

Charles Sanders Peirce, Bapak Pragmatisme
Charles Sanders Peirce, Bapak Pragmatisme

Pragmatisme adalah sebuah aliran filsafat yang lahir di Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Meskipun memiliki akar intelektual yang panjang, Pragmatisme secara resmi diakui sebagai gerakan filsafat pada tahun 1870-an ketika Charles Sanders Peirce, William James, dan John Dewey mulai memperkenalkan gagasan-gagasan mereka yang serupa.

Charles Sanders Peirce dianggap sebagai pendiri Pragmatisme. Ia mengembangkan gagasan-gagasannya tentang bagaimana kita mencapai pengetahuan dan membangun teori melalui metode yang berfokus pada pengujian hipotesis dan eksperimen.

William James kemudian memperluas ide Peirce dengan menekankan bahwa pengalaman individu adalah inti dari pengetahuan dan kebenaran. James juga menyatakan bahwa kebenaran itu fleksibel dan terus berubah sesuai dengan konteks dan situasi yang berbeda-beda.

John Dewey kemudian memperluas lagi gagasan Pragmatisme dengan menekankan pentingnya pengalaman praktis dalam mencapai pengetahuan dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Pragmatisme menjadi sangat populer di Amerika Serikat pada awal abad ke-20, terutama dalam bidang pendidikan dan psikologi.

Pandangan Pragmatis tentang pendidikan menekankan pada pembelajaran melalui pengalaman langsung, praktik dan eksperimen, dan menyesuaikan pengajaran dengan kebutuhan individu dan konteks sosial.

Pragmatisme juga mempengaruhi pengembangan psikologi fungsional dan psikologi sosial.

5 Prinsip Inti Pragmatisme.

Ada beberapa prinsip inti dalam Pragmatisme, namun yang paling fundamental adalah sebagai berikut:

Kepercayaan pada pengalaman.

Pragmatisme menganggap bahwa pengalaman merupakan sumber utama pengetahuan dan kebenaran.

Prinsip ini menekankan bahwa konsep-konsep abstrak dan teori hanya dapat diuji melalui pengalaman langsung.

Fokus pada hasil praktis.

Pragmatisme menekankan pentingnya fokus pada hasil praktis dalam menilai kebenaran atau nilai suatu ide atau tindakan.

Dalam konteks ini, kebenaran atau nilai suatu ide atau tindakan dinilai berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktik atau pengalaman.

Fleksibilitas dan adaptabilitas.

Pragmatisme menganggap bahwa kebenaran atau nilai suatu ide atau tindakan tidak bersifat tetap dan statis, melainkan fleksibel dan terus berubah sesuai dengan konteks dan situasi yang berbeda-beda.

Penekanan pada tindakan.

Pragmatisme menekankan pentingnya tindakan atau praktik dalam mencapai tujuan dan menciptakan perubahan yang diinginkan.

Oleh karena itu, pragmatisme menekankan pada pentingnya melakukan eksperimen dan tindakan yang berdasarkan pengalaman dan hasil praktis yang diperoleh.

Demokratisasi pengetahuan.

Pragmatisme menekankan pentingnya melibatkan banyak orang dalam mencapai kebenaran dan memecahkan masalah.

Oleh karena itu, pragmatisme memperjuangkan demokratisasi pengetahuan dan pendidikan, dengan memberikan akses kepada semua orang untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan menciptakan perubahan yang diinginkan.

Kritik Pada Pragmatisme.

Sebagai suatu aliran filsafat, Pragmatisme tidak luput dari kritik.

Beberapa kritik yang diajukan pada Pragmatisme antara lain:

Pragmatisme mengabaikan nilai-nilai etis dan moral yang mendasar:

Kritik ini merujuk pada pandangan bahwa Pragmatisme terlalu fokus pada hasil praktis dan terlalu mengabaikan nilai-nilai etis dan moral yang mendasar.

Oleh karena itu, beberapa kritikus menganggap bahwa Pragmatisme dapat membenarkan tindakan yang tidak bermoral atau bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Pragmatisme terlalu pragmatis dan tidak memperhatikan masalah filosofis yang lebih dalam:

Kritik ini menganggap bahwa Pragmatisme terlalu terfokus pada solusi praktis dan terlalu sedikit memperhatikan masalah filosofis yang lebih dalam, seperti ontologi dan epistemologi.

Pragmatisme terlalu subjektif dan tidak memiliki kriteria objektif:

Kritik ini merujuk pada pandangan bahwa Pragmatisme terlalu subjektif dan tidak memiliki kriteria objektif untuk menilai kebenaran dan nilai suatu ide atau tindakan.

Lingkaran Pragmatisme Peirce

Lingkaran Pragmatisme Peirce
Lingkaran Pragmatisme Peirce

Lingkaran Pragmatisme Peirce atau Peircean Pragmatic Maxim adalah sebuah konsep dalam Pragmatisme yang dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce, seorang filsuf dan logikus Amerika yang dianggap sebagai bapak Pragmatisme.

Konsep ini adalah salah satu inti dari pemikiran Peirce mengenai metode ilmiah dan filosofi.

Menurut Peirce, Lingkaran Pragmatisme Peirce terdiri dari empat tahap yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Keempat tahap tersebut adalah sebagai berikut:

Observasi.

Tahap pertama adalah melakukan observasi terhadap fenomena yang ingin diteliti. Observasi ini dapat dilakukan melalui metode ilmiah atau metode lain yang relevan.

Hipotesis.

Tahap kedua adalah membuat hipotesis yang dapat menjelaskan fenomena tersebut. Hipotesis ini harus didasarkan pada observasi yang telah dilakukan sebelumnya dan dapat diuji melalui eksperimen atau pengamatan

Deduksi.

Tahap ketiga adalah melakukan deduksi untuk menguji hipotesis tersebut. Deduksi dapat dilakukan dengan cara mengambil konsekuensi dari hipotesis dan menguji konsekuensi tersebut melalui eksperimen atau pengamatan.

Verifikasi

Dengan cara ini, konsekuensi praktis dari sebuah gagasan atau hipotesis dapat diuji melalui pengalaman, dan arti atau makna dari sebuah gagasan atau hipotesis dapat ditentukan.

Dalam konteks Pragmatisme, prinsip lingkaran Peirce dianggap sebagai salah satu cara untuk menentukan kebenaran dari suatu konsep atau ide.

Dalam lingkaran Peirce, kebenaran didefinisikan sebagai konsistensi antara hipotesis atau gagasan dengan pengamatan atau pengalaman praktis.

Jika hipotesis atau gagasan tersebut tidak konsisten dengan pengamatan atau pengalaman praktis, maka hipotesis atau gagasan tersebut dianggap tidak benar.

Neo Pragmatisme adalah

Neo Pragmatisme adalah sebuah aliran filsafat yang mengembangkan ide-ide dari Pragmatisme klasik, terutama dari karya-karya William James dan John Dewey, namun juga mengambil inspirasi dari sumber-sumber lain seperti fenomenologi, hermeneutika, dan postmodernisme.

Neo Pragmatisme muncul pada akhir abad ke-20 sebagai respons terhadap kekurangan-kekurangan Pragmatisme klasik dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan filsafat yang lebih kontemporer.

Neo Pragmatisme menekankan pentingnya pengalaman, praktik, dan bahasa dalam konstruksi pengetahuan dan pemahaman.

Menurut Neo Pragmatisme, pengetahuan dan pemahaman terbentuk melalui proses interaksi antara individu dan lingkungannya, yang melibatkan bahasa, praktik, pengalaman, dan interpretasi.

Neo Pragmatisme juga menekankan pentingnya konteks dan situasi dalam menilai kebenaran dan nilai suatu ide atau tindakan.

Konsep kebenaran dalam Neo Pragmatisme lebih bersifat prosedural daripada substansial, yaitu kebenaran terbentuk melalui proses interaksi dan uji coba dalam konteks dan situasi yang berbeda.

Beberapa tokoh Neo Pragmatisme yang terkenal antara lain Richard Rorty, Hilary Putnam, dan Robert Brandom.

Baca juga : Moderat adalah

Dan itulah kawan penjelasan mengenai Pengertian Pragmatisme adalah, semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa lagi di ilmusaku.com

Please follow and like us:
icon Follow en US
Pin Share
       
           

Penulis di ilmusaku.com dan juga seorang guru di sekolah menengah swasta di kota Bandung, yang mengajarkan pelajaran Seni, Sejarah Indonesia dan T.I.K