Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Retorika adalah dan 5 hukum Retorika. Retorika sebagai seni bicara secara efektif, telah ada sejak awal peradaban.
Bukti keberadaan Retorika sudah ada sejak jaman purbakala dibuktikan pada temuan peninggalan Mesir Kuno, sekitar 2080 SM.
Semuanya ditulis oleh David Hutto dalam bukunya Rhetorical : Journal of Historic Rhetoric yang menyatakan bahwa ” tahu kapan harus diam” adalah pengetahuan Penting dalam Retorika.
Retorika juga bisa kita lihat dalam kebudayaan China Kuno, contohnya pada ajaran Konfusiusm sebuah ajaran agama dan Filosofi Cina yang menekankan bagaimana pentingnya sebuah keahlian dalam berbicara.
Selain itu pada jaman Yunani Kuno yang dikenal sebagai awal dari Demokrasi, orang – orang atau para politisi di Athens akan berkumpul dalam rapat dimana mereka akan memberikan pendapat atau bahkan beretorika yang akan mempengaruhi keputusan – keputusan yang diambil oleh negara.
Tapi Apa sih Retorika itu ? untuk mengetahui penjelasanya mari kita simak penjelasan berikut ini :
Pengertian Retorika Adalah

Menurut Aristoteles (seorang Filsuf Yunani) Retorika adalah kemampuan mengamati berbagai kasus tertentu untuk digunakan sebagai alat atau sarana persuasi.
Pandangan ini karena Aristoteles melihat bagaimana bangsanya sendiri menggunakan cara – cara koersif atau memaksa untuk mempengaruhi orang lain.
Aristoteles mengajak orang melupakan cara pemaksaan dan menggunakan Retorika untuk mempengaruhi orang lain.
Sedangkan Guru Aristoteles, Plato mendefinisikan retorika sebagai bujukan dan Rayuan bodoh kepada massa di dalam pengadilan dan majelis.
Hal ini karena Plato yang tidak menyukai para ahli retorika saat itu yaitu kaum Sofis yang menggunakan kata – kata indah (dengan sedikit kebohongan) untuk mengelabui banyak orang, hal ini juga sering kita jumpai dari politikus – politikus yang sering kita lihat di TV bukan ?
Menurut Kaum Sofis sendiri retorika adalah alat untuk memenangkan suatu kasus dengan memilih kata, istilah, ungkapan, kalimat yang dapat menarik perhatian pendengar.
Sehingga muncul konotasi agak negatif bahwa retorika hanyalah alat untuk bersilat lidah atau berdebat kusir, dan tidak menampilkan hal-hal yang berguna atau berisi dalam tindak dan tanduk.
Menurut Gorys Keraf, retorika adalah suatu istilah secara tradisional yang diberikan pada suatu teknik pemakaian bahasa sebagai seni yang didasarkan pada suatu pengetahuan yang tersusun baik.
Menurut Dori Wuwur Hendrikus, retorika adalah kesenian untuk berbicara baik yang digunakan dalam proses komunikasi antar manusia.
Dari beberapa Penjelasan diatas bisa kita simpulkan jika Retorika adalah suatu Seni berbicara, berkomunikasi dan merangkai kata yang digunakan seseorang untuk melakukan proses persuasi ataupun untuk mempengaruhi orang lain.
Baca juga : 10 cara berbicara di depan umum
Lima Hukum Retorika
Salah seorang Orator Romawi terkenal bernama Cicero merumuskan lima hukum retorika (the five canons of rhetoric).
Selama berabad – abad selanjutnya menjadi landasan instruksi penyusunan retorika, bahkan sampai saat ini. ke lima hukum retorika itu adalah :
- Penemuan (inventio/invention) mengacu pada penggalian dan penemuan ide atau gagasan serta penelitian khalayak guna mengetahui metode persuasi yang akan digunakan.
- Penyusunan (Disposito/Arrangement) mengacu pada Penyusunan ide atau gagasan untuk menjadi sebuah pesan yang berarti.
- Gaya Bahasa (Elucutio/Style) mengacu pada pemilihan kata-kata yang indah atau bahasa yang tepat untuk dapat mempengaruhi lawan bicara. Menurut Aristoteles, keindahan bahasa hanya dapat digunakan untuk 4 hal yaitu, membenarkan (corrective), memerintah (instructive), mendorong (suggestive), serta mempertahankan(devensive).
- Ingatan (memoria/Memory) mengacu pada kemampuan pembicara untuk mengingat apa yang akan disampaikan kepada khalayak atau mengingat hal – hal yang relevan di tengah masyarakat.
- Penyampaian (Pronuntiatio/Delivery) mengacu pada bagaimana cara pembicara menyampaikan pesan secara lisan kepada khalayak.
Baca juga : Persuasi adalah
Teori retorika Aristoteles
Teori retorika Aristoteles menjelaskan bahwa retorika sebagai sarana persuasi harus didasarkan pada ethos, pathos, dan logis
- Ethos merujuk Etika atau pada karakter, intelegensi, dan niat baik yang dipersepsikan dari seorang pembicara ketika hal-hal ini ditunjukan melalui pidatonya. Karena seseorang akan menilai karakter seseorang sebelum ucapannya.
- Logos adalah Pembuktian logika atau logika yang masuk akal (argumen rasionalisasi, dan wacana) yang digunakan oleh pembicara untuk meyakinkan seseorang.
- Pathos atau emosi. Dimana cara seseorang atau pembicara dapat mengendalikan dan menggugah emosi publik. Aristoteles mengidentifikasikan beberapa emosi yang dapat dimanfaatkan oleh seseorang dalam retorika yaitu :
- Kemarahan
- Cinta atau persahabatan
- Ketakutan
- Rasa Malu
- Kejengkelan
- Kekaguman
Baca juga : cara membuat Tulisan Persuasi
Dan itulah kawan penjelasan tentang retorika adalah, semoga informasi ini bermanfaat sampai jumpa di informasi lainnya, hanya di ilmusaku.com