Halo sobat kali ini saya akan membahas tentang Pengertian Sekularisme – Contoh Negara Sekular, Ciri Negara Sekular dan juga Konsep Negara Sekular.
Melalui pelajaran ini, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang Pengertian Sekularisme Adalah dan juga Konsep Sekular secara umum.
Pengertian Sekularisme Adalah..

Sekularisme adalah sebuah paham atau doktrin yang menolak campur tangan agama dalam urusan pemerintahan atau politik, dan memisahkan agama dari negara atau institusi publik.
Dalam sistem sekular, kebijakan publik dan hukum dibuat berdasarkan pertimbangan rasional dan bukan atas dasar agama atau kepercayaan tertentu.
Dengan kata lain, agama tidak lagi menjadi landasan atau dasar bagi kebijakan publik dan hukum yang dibuat oleh negara.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa agama tidak dihormati atau diakui keberadaannya, melainkan hanya berlaku dalam ranah pribadi dan kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.
Sekularisme Menurut Para Ahli
Berikut adalah definisi sekularisme menurut beberapa ahli:
- George Jacob Holyoake: “Sekularisme adalah filosofi hidup yang berdasarkan akal sehat, ilmu pengetahuan, dan moralitas, dan mengejar kebahagiaan manusia di dunia ini.
- “Charles Bradlaugh: “Sekularisme adalah gagasan bahwa semua pertanyaan keagamaan harus dilihat dari sudut pandang sekuler, tanpa mempertimbangkan otoritas gereja atau kitab suci.
- “Émile Combes: “Sekularisme adalah prinsip yang mendasarkan pemisahan antara agama dan negara, dan menjaga bahwa semua warga negara, terlepas dari agama mereka, memiliki hak yang sama dan diakui.”
- John Dewey: “Sekularisme adalah kesadaran bahwa semua kegiatan manusia harus berdasarkan pada keinginan dan kebutuhan manusia, tanpa perlu mempertimbangkan agama atau keyakinan tertentu.
- “Edward Said: “Sekularisme adalah prinsip dasar untuk menjaga pemisahan antara agama dan politik, dan menghargai pluralitas kepercayaan dalam masyarakat.”
Definisi-definisi tersebut menggambarkan sekularisme sebagai prinsip dasar yang menghargai kebebasan beragama, melindungi hak asasi manusia, dan memisahkan antara agama dan negara.
Sekularisme juga mendasarkan pemikirannya pada rasionalitas dan ilmu pengetahuan, dan menolak otoritas gereja atau kitab suci dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
Sumber:
- “What Does Secularism Mean?” oleh British Humanist Association.
- “Secularism” oleh Stanford Encyclopedia of Philosophy.
Sejarah Sekularisme.

Sejarah sekularisme bermula pada zaman Yunani Kuno, di mana para filsuf seperti Plato dan Aristoteles mempertanyakan peran agama dalam urusan politik.
Namun, konsep sekularisme modern yang lebih terorganisir dan sistematis mulai berkembang pada zaman Renaisans di Eropa, ketika humanis seperti Niccolo Machiavelli dan Thomas More mempertanyakan pengaruh agama dalam politik dan pemerintahan.
Pada abad ke-18, pemikir-pemikir seperti Voltaire dan Montesquieu memperjuangkan pemisahan gereja dan negara, yang akhirnya menjadi konsep utama dalam deklarasi hak asasi manusia dan warga negara di Prancis pada tahun 1789.
Pada abad ke-19, konsep sekularisme semakin diperkuat dengan munculnya gerakan positivisme, yang menekankan pada rasionalitas dan sains sebagai dasar pengambilan keputusan dan kebijakan publik.
Sekularisme semakin menyebar ke seluruh dunia pada abad ke-20, terutama setelah Perang Dunia II dan munculnya negara-negara modern yang berlandaskan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.
Sekularisme menjadi konsep yang diakui secara global dalam piagam-piagam hak asasi manusia dan konstitusi-konstitusi modern di berbagai negara di dunia, meskipun masih ada beberapa negara yang tetap mempertahankan negara berdasarkan agama tertentu.
Namun, secara umum, trend global saat ini menunjukkan semakin banyak negara yang menuju kepada pemisahan gereja dan negara serta penolakan campur tangan agama dalam urusan politik dan pemerintahan.
Konsep Negara Sekularisme.
Negara sekularisme adalah negara yang tidak didasarkan pada agama tertentu dan tidak memihak atau mendukung agama tertentu, serta memisahkan agama dari urusan pemerintahan dan kebijakan publik.
Konsep ini mendasarkan pada prinsip bahwa negara harus netral dan objektif dalam mengatur kehidupan publik, tanpa campur tangan agama atau keyakinan tertentu.
Di negara sekularisme, agama dianggap sebagai urusan pribadi dan kebebasan beragama dijamin oleh konstitusi dan hukum yang berlaku.
Dalam konteks ini, negara memastikan bahwa setiap individu memiliki hak untuk beribadah dan menjalankan keyakinan agamanya tanpa diskriminasi atau tekanan dari pihak manapun.
Selain itu, negara sekularisme juga menghargai keragaman keyakinan dan agama yang ada di masyarakat.
Negara memberikan perlindungan dan kebebasan bagi setiap individu untuk memilih agama atau keyakinan sesuai dengan keinginannya.
Dalam hal ini, negara mengakui bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk memiliki keyakinan agama atau kepercayaan yang berbeda-beda.
Prinsip-prinsip negara sekularisme juga menempatkan hak asasi manusia sebagai hal yang paling penting, seperti kebebasan berbicara, berpikir, dan berpendapat, tanpa harus takut dianiaya atau dihukum atas dasar keyakinan agama atau kepercayaan tertentu.
Sumber:
- What is a Secular State?” oleh International Humanist and Ethical Union (IHEU).
- “What Does Secularism Mean?” oleh British Humanist Association.
Ciri Negara Sekularisme.
Berikut adalah beberapa ciri-ciri negara sekularisme:
Memisahkan agama dari urusan pemerintahan dan kebijakan publik.
Negara sekularisme tidak memberikan keistimewaan atau memihak pada agama tertentu dalam urusan pemerintahan dan kebijakan publik. Negara memberikan kebebasan beragama dan memperlakukan semua agama dengan adil dan setara.
Menghormati hak asasi manusia.
Negara sekularisme menghargai hak asasi manusia, seperti hak atas kebebasan berbicara, berpikir, beragama, dan berpendapat.
Negara melindungi hak-hak ini dan memastikan bahwa setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh hak-hak tersebut.
Netral dalam urusan agama.
Negara sekularisme tidak memihak atau mendukung agama tertentu. Negara netral dalam urusan agama dan memperlakukan setiap agama dengan adil dan setara.
Menghargai keragaman agama
Negara sekularisme menghargai keragaman keyakinan agama dan memastikan setiap individu memiliki kebebasan dalam memilih agama atau keyakinan sesuai dengan keinginannya. Negara juga melindungi hak-hak minoritas agama dan memastikan mereka tidak didiskriminasi.
Pemisahan antara negara dan agama.
Negara sekularisme memisahkan agama dari urusan negara dan pemerintahan. Negara tidak ikut campur dalam urusan keagamaan dan tidak memberikan keistimewaan pada agama tertentu.
Mengutamakan kepentingan publik.
Ciri-ciri negara sekularisme dapat bervariasi tergantung pada negara dan konteksnya masing-masing. Namun, prinsip-prinsip di atas menjadi landasan dalam konsep negara sekularisme.
Baca juga : Neoliberalisme adalah
Penyebab Utama Sekularisme.
Penyebab utama sekularisme adalah adanya pergeseran nilai dan kepercayaan dalam masyarakat yang kemudian mempengaruhi struktur politik dan sosial.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan pergeseran ini antara lain:
- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dapat menimbulkan keraguan terhadap keyakinan agama tradisional.
- Modernisasi dan urbanisasi, yang memungkinkan akses lebih mudah terhadap informasi dan pemikiran yang berbeda-beda, serta mengubah cara hidup dan nilai dalam masyarakat.
- Konflik agama dan kekerasan yang terkait dengan keyakinan tertentu, yang menghasilkan keinginan untuk memisahkan agama dan negara untuk menghindari konflik serupa di masa depan.
- Gerakan pembebasan wanita dan hak asasi manusia, yang memperjuangkan kesetaraan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam urusan pemerintahan dan kebijakan publik.
- Peningkatan pluralisme dan toleransi dalam masyarakat, yang mengakibatkan kebutuhan akan pengakuan dan penghormatan terhadap berbagai keyakinan dan agama yang ada di masyarakat.
Sumber :
- “What is Secularism?” oleh Andrew Copson, British Humanist Association.
- “Secularism: Its Meaning, History, and Role in Protecting Religious Freedom” oleh Ryan T. Anderson, The Heritage Foundation, 18 Oktober 2016.
Contoh negara sekular.

Berikut adalah beberapa contoh negara sekular di dunia:
- Amerika Serikat
- Perancis
- India
- Turki
- Jepang
- Brasil
- Meksiko
- Australia
- Kanada
- Uruguay
Setiap negara memiliki konsep dan implementasi sekularisme yang berbeda-beda tergantung pada konteks dan sejarahnya masing-masing.
Namun, secara umum, negara-negara di atas mengadopsi pemisahan antara agama dan negara, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan menghargai keragaman keyakinan dan agama yang ada di masyarakat.
Sumber:
- “10 Secular Countries and Their Features” oleh Secularism is a Women’s Issue (Siawi).
Perbedaan Ateisme dan Sekularisme
Ateisme dan sekularisme adalah dua konsep yang seringkali dikelirukan dan disamakan, padahal keduanya memiliki perbedaan yang mendasar.
Ateisme adalah kepercayaan atau pandangan bahwa tidak ada Tuhan atau dewa yang ada di alam semesta.
Ateis tidak mengakui keberadaan Tuhan atau kekuatan supernatural lainnya, dan oleh karena itu tidak mempercayai ajaran agama atau konsep-konsep ilahi.
Ateisme bersifat pribadi dan tidak berkaitan dengan urusan pemerintahan atau politik.
Sementara itu, sekularisme adalah prinsip pemisahan agama dan negara, di mana negara tidak terkait dengan kepercayaan atau ajaran agama tertentu.
Dalam sistem sekular, urusan pemerintahan dan kebijakan publik dibuat berdasarkan pertimbangan rasional dan bukan atas dasar agama atau kepercayaan tertentu.
Meskipun demikian, keberadaan agama masih diakui dan dihormati dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, dan negara tidak memaksakan agama atau kepercayaan tertentu pada warganya.
Dalam konteks politik, sekularisme lebih menekankan pada prinsip pemisahan agama dan negara, sementara ateisme lebih berkaitan dengan pandangan pribadi terkait dengan keberadaan Tuhan atau kekuatan supernatural lainnya.
Sumber:
- “Atheism and Secularism: What’s the Difference?” oleh Austin Cline, ThoughtCo., 29 Juni 2018.
- “What Is Secularism?” oleh Austin Cline, ThoughtCo., 8 Oktober 2019.
- “What Is Atheism?” oleh Austin Cline, ThoughtCo., 26 September 2019.
Dampak Sekularisme.
Dampak sekularisme dapat bervariasi tergantung pada konteks dan implementasinya di masing-masing negara.
Namun, beberapa dampak umum dari sekularisme adalah:
- Pemisahan agama dan negara dapat meminimalkan konflik dan perselisihan yang terkait dengan agama atau keyakinan tertentu di masyarakat.
- Kebijakan publik dan hukum yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional dapat meningkatkan keadilan dan kesetaraan bagi seluruh warga negara, tanpa memihak atau mendiskriminasi berdasarkan agama atau keyakinan tertentu.
- Kehidupan beragama menjadi lebih personal dan tidak dipaksa oleh negara atau institusi publik.
- Sekularisme dapat mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena kebijakan publik dan keputusan pemerintah didasarkan pada pertimbangan rasional dan bukan atas dasar keyakinan agama tertentu.
Sumber :
- “What Are the Effects of Secularism?” oleh Austin Cline, ThoughtCo., 3 Februari 2020.
- “The Benefits of a Secular Society” oleh Greg Epstein, Humanist Hub, 27 Februari 2018.
Baca juga : Anarkisme adalah
Dan itulah kawan penjelasan mengenai Pengertian Sekularisme Adalah, semoga bermanfaat sampai jumpa di postingan berikutnya hanya di ilmusaku.com