Halo sobat kali ini kita akan membahas tentang Sundaland – sebuah benua yg hilang dan diperkirakan ada di tahun 12.000 tahun silam atau zaman es dan menghilang disaat zaman glasial berakhir dan benua – benua besar terpisah karena banjir besar.
Nah Sundaland ini disebutkan dalam buku Eden in the East (2010) hasil penelitian peneliti genetika asal Inggris bernama Stephen Oppenheimer yang menyebut jika kemungkinan Taman Eden atau Taman Firdaus itu berada di Timur tepatnya di Tatar Sunda.
Dikarenakan Oppenheimer berteori bahwa nenek moyang induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania, dan Mesopotamia) berasal dari tanah Melayu yang sering disebut Sunda Land (Indonesia).
Ucapan Oppenheimer ini memang kontroversial tapi peneliti LIPI, Dr.Eko Yulianto dilansir dari lipi.go.id mengatakan jika tesis Oppenheimer masuk akal hingga menjadi tantangan bagi para peneliti Indonesia untuk membuktikan Teori tersebut.
Tapi apa sih Sundaland itu ? apa fakta dan Mari kita simak penjelasannya sama – sama.
Apa itu Sundaland ?

Sundaland atau Tatar Sunda adalah sebuah dataran besar yang pernah berada di wilayah Indonesia. tataran wilayah biogeografis yang diyakini berada di Asia Tenggara ini mengacu kepada sebuah daratan luas yang pernah ada selama 2,6 juta tahun ketika permukaan air laut lebih rendah di ketahui sebelum zaman es.
Sebelum benua besar ini terpecah saat air laut naik (karena pemanasan global) dan mencair es setelah berakhirnya masa glasial atau jaman es.
Baca juga : Sejarah Salakanagara, Kerajaan tatar Sunda.
Wilayah Sundaland
Wilayah Sunda land (Tatar Sunda) sendiri dikatakan meliputi seluruh Paparan Sunda yang meliputi kontinen Asia Tenggara yang stabil secara tektonik yang tersingkap selama periode glasial dalam 2 juta tahun terakhir.
Luas Paparan Sunda kira-kita meliputi Semenanjung Malaya dan pulau Kalimantan, Jawa, dan Sumatra, wilayah ini meliputi Laut Jawa , Teluk Thailand , dan sebagian pulau – pulau di Laut Cina Selatan.
Secara total, luas Sunda land sendiri dikatakan oleh peneliti adalah sekitar 1.800.000 km 2 dan tentu saja jumlah itu berfluktuasi berdasarkan naiknya kadar air laut.
Diperkirakan Sunda land sebagian mulai terendam sekitar 18.000 tahun yang lalu dan berlanjut hingga sekitar tahun 5000 SM.
Kemunculan Nama Sunda

Nama “Sunda” sendiri sudah dikenal sejak jaman Yunani Kuno tepatnya berdasarkan tulisan dalam buku berjudul Geography dari bapak geografi dunia Claudius Ptolemy pada tahun 150 M.
Buku itu disebut sebagai Buku geografi dan Atlas (map dunia) pada saat peradaban kuno berdasarkan revisi dari buku yang sudah ada sebelumnya pada abad ke-2 Masehi yang ditulis oleh Marinus of Tyre.
Di dalam buku tersebut telah menggambarkan peta Nusantara yang masih tergabung dalam gugusan benua besar yang disebut Sinde (Sunda) dan Jabadia (Javan-Dwipa/Jawadwipa/Jawa) di wilayah bernama Aurea Chersonesus (Golden Peninsula).
Pada 1500 M, tulisan ini menjadi acuan bagi bangsa Portugis untuk datang ke Indonesia. Hingga ketika datang ke Nusantara mereka membagi wilayah Nusantara menjadi Soenda Mayor (Sunda Besar) untuk pulau berukuran besar dan Soenda Minor (Sunda Kecil) untuk pulau-pulau di bagian timur yang berukuran kecil.
Tapi menurut tempo.com (2021) nama Sunda berasal dari Gunung Purba yang meletus pada zaman Pleistosen.
Siapa Penghuni Sunda land ?
Banyak peneliti mengungkapkan jika dataran Sunda land ini memiliki Padang Savana (Padang rumput besar) hingga beraneka ragam Spesies hewan purba pernah berada di Paparan Sunda seperti Gajah purba Stegodon.
Selain Savana dataran yang lebih tinggi adalah hutan hujan (tropis) yang dikatakan memiliki banyak sekali ragam Spesies hewan dan tumbuhan juga bahkan Spesies manusia purba seperti Megantropus Paleojavanicus yang ditemukan di Sangiran.
Lalu Homo Wajakensis yang ditemukan pada tahun 1888 di Tulungagung Jawa timur, dan bahkan manusia purba dari Filipina, Homo Luzonensis dan Manusia Hobbit dari Flores yaitu Homo Floresiensis.
Selain manusia purba di atas, ada pula Teori dari Oppenheimer yang mengatakan jika Sunda Land adalah salah satu pusat awal peradaban di dunia dan bahkan ada peneliti Dhani Irwanto dalam bukunya Atlantis : The Lost City (2015) dengan berani menyebutkan jika benua Atlantis yang hilang berada di Nusantara.
Baca juga : Nenek Moyang bangsa Indonesia.
Dan itulah kawan Penjelasan sederhana tentang Sundaland : benua yang hilang. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kamu. Sampai jumpa di Pembahasan materi menarik lainnya hanya di ilmusaku.com.